10 Ciri-Ciri Tidak Cocok Pakai KB IUD, Nyeri sampai Demam

- Pusing dan sakit kepala akibat hormon progestin yang dilepaskan oleh IUD
- KB IUD dapat memengaruhi pola menstruasi, baik menjadi lebih ringan atau lebih berat
- Nyeri panggul bisa menjadi tanda adanya peradangan atau infeksi akibat penggunaan IUD
KB IUD (intrauterine device) menjadi salah satu metode penunda kehamilan yang banyak digunakan. Selain penggantiannya yang tidak sering, kemudahan dan kenyamanan saat menggunakan IUD menjadi pertimbangan lainnya.
KB ini dikenal juga KB spiral, memiliki bentuk seperti huruf T. Saat ini sudah ada yang terbuat dari plastik yang melepas hormon tertentu yang memiliki efektivitas yang tinggi untuk mencegah kehamilan.
Selain KB IUD hormonal tadi, ada pula KB IUD tembaga. Fungsinya sama yakni menahan pergerakan sperma agar tidak masuk ke sel telur sehingga tidak terjadi kehamilan.
Keunggulannya adalah alat kontrasepsi ini bisa digunakan dalam waktu 3 sampai 7 tahun lamanya. Namun, jika tidak cocok pakai KB IUD bagaimana ciri-cirinya?
Berikut Popmama.com rangkum ciri-ciri tidak cocok pakai KB IUD, nyeri sampai demam nih!
10 Ciri-Ciri Tidak Cocok Pakai KB IUD, Nyeri sampai Demam
1. Pusing dan sakit kepala

Ciri-ciri tidak cocok pakai KB IUD terutama hormonal bisa menyebabkan efek samping pusing dan sakit kepala. Hal ini terjadi karena hormon progestin yang dilepaskan oleh IUD memengaruhi zat kimia di otak, sehingga memicu sakit kepala.
Efek samping ini umumnya bersifat sementara dan dapat mereda seiring waktu. Namun, jika pusing dan sakit kepala berlangsung lama atau semakin parah, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.
2. Menstruasi tidak teratur

KB IUD dapat memengaruhi pola menstruasi. Terutama KB IUD hormonal yang membuat menstruasi menjadi lebih ringan dan pendek, bahkan dapat menghentikan menstruasi sama sekali.
Sebaliknya, IUD non-hormonal (berlapis tembaga) dapat menyebabkan menstruasi menjadi lebih berat dan panjang.
Perubahan ini biasanya terjadi dalam beberapa bulan pertama setelah pemasangan IUD dan akan stabil seiring waktu.
Namun, jika menstruasi tidak teratur berlangsung lebih dari 6 bulan atau disertai gejala lain yang mengganggu, sebaiknya konsultasikan dengan tenaga medis.
3. Nyeri panggul

Nyeri panggul dapat menjadi tanda adanya peradangan atau infeksi akibat penggunaan IUD. Ini menjadi ciri-ciri tidak cocok pakai KB IUD. Radang panggul (pelvic inflammatory disease) dapat terjadi.
Alasannya karena bakteri masuk ke rahim saat pemasangan IUD, terutama jika prosedur dilakukan tanpa sterilitas yang memadai. Gejala lain yang mungkin menyertai termasuk demam, keputihan berbau, dan nyeri saat berhubungan seksual.
Jika mengalami nyeri panggul yang menetap atau memburuk, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
4. Kram perut

Kram perut adalah efek samping umum setelah pemasangan IUD. Kram ini biasanya bersifat ringan hingga sedang dan akan berkurang dalam beberapa hari hingga minggu.
Namun, jika kram perut berlangsung lama atau semakin parah, bisa jadi itu tanda bahwa IUD tidak terpasang dengan benar atau tubuh menolak keberadaannya.
5. Perdarahan

Perdarahan di luar siklus menstruasi atau perdarahan yang berlebihan saat haid dapat terjadi setelah pemasangan IUD. Sudah disinggung sebelumnya, KB IUD tembaga biasanya memiliki efek samping perdarahan lebih banyak dibandingkan IUD hormonal.
Jika perdarahan berlangsung lebih dari 3-6 bulan atau sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya konsultasikan dengan dokter. Dokter dapat mengevaluasi apakah IUD cocok untuk Mama atau perlu diganti dengan metode kontrasepsi lain.
6. Keluar cairan dari vagina yang berbau busuk

Keputihan yang tidak normal seperti berbau amis, berwarna kekuningan atau kehijauan, dan disertai gatal bisa menjadi ciri-ciri tidak cocok pakai KB IUD. Ini juga menjadi tanda infeksi dari penggunaan KB IUD tersebut.
Segera konsultasikan dengan dokter jika mengalami keputihan yang tidak biasa untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
7. Demam tanpa ada tanda gejala penyakit lain

Demam tanpa gejala penyakit lain setelah pemasangan KB IUD dapat menjadi tanda infeksi serius. Misalnya adalah tanda dari penyakit radang panggul.
Infeksi ini memerlukan penanganan medis segera untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Jika mengalami demam setelah pemasangan IUD, terutama jika disertai nyeri perut atau keputihan abnormal, segera periksakan diri ke dokter.
8. Kenaikan tekanan darah

Penggunaan KB IUD hormonal bisa memengaruhi tekanan darah pada beberapa perempuan. Namun, perlu digaris bawahi kalau ini jarang terjadi.
Alasannya karena hormon progestin yang dilepaskan oleh KB IUD dapat menyebabkan retensi cairan dan perubahan hormonal yang memengaruhi tekanan darah.
Jika memiliki riwayat hipertensi atau mengalami kenaikan tekanan darah setelah pemasangan IUD, dapat konsultasikan dengan dokter. Gunanya untuk mengevaluasi kecocokan penggunaan IUD dan mempertimbangkan metode kontrasepsi lain yang lebih sesuai.
9. Peradangan pada dinding rahim

IUD dapat menyebabkan iritasi atau luka mikro pada dinding rahim. Ini berpotensi menyebabkan peradangan (endometritis). Gejala endometritis meliputi nyeri perut, keputihan abnormal, dan demam yang sudah disebutkan sebelumnya.
Jika mengalami gejala-gejala tersebut setelah pemasangan KB IUD, segera konsultasikan dengan dokter. Untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
10. IUD berpindah tempat atau keluar dari rahim

KB IUD yang tidak terpasang dengan benar dapat bergeser atau bahkan keluar dari rahim. Hal ini dapat menyebabkan kontrasepsi menjadi tidak efektif dan menimbulkan rasa tidak nyaman atau nyeri.
Tanda-tanda IUD bergeser meliputi perubahan panjang benang IUD yang dapat dirasakan di vagina atau tidak dapat merasakan benang sama sekali. Jika mencurigai IUD telah bergeser, segera periksakan ke dokter untuk mengetahui hal tersebut.
Itulah tadi ciri-ciri tidak cocok pakai KB IUD. Bagi Mama yang merasakan ketidaknyamanan ini jangan ragu untuk segera periksa ke dokter.



















