Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Mengharukan! Perempuan Asal Georgia Melahirkan dalam Kondisi Mati Otak

Operasi Caesar .png
freepik/gpointstudio
Intinya sih...
  • Rumah sakit Georgia menjaga tubuh Adriana yang mati otak agar bayinya bisa lahir
  • Hukum LIFE Act di Georgia memicu perdebatan luas terkait pelarangan aborsi
  • Bayi prematur bernama Chance harus menjalani perawatan intensif di NICU tanpa kehadiran ibunya

Keputusan rumah sakit di Georgia untuk menjaga tubuh Adriana Smith, seorang perempuan yang dinyatakan mati otak pada usia kehamilan sembilan minggu, memicu perdebatan luas. Kasus ini terjadi lantaran aturan LIFE Act di Georgia melarang aborsi, dan membuat dokter merasa berkewajiban untuk menjaga kehidupan tubuh Adriana hingga bayi bisa lahir.

Setelah hampir empat bulan ditopang alat medis, Adriana akhirnya melahirkan bayi laki-laki bernama Chance melalui operasi caesar pada 13 Juni 2025. Namun, bayi seberat 861 gram ini harus menjalani perawatan intensif di NICU untuk menghadapi risiko tinggi kesehatan jangka panjang.

Untuk informasi selengkapnya, berikut Popmama.com akan membahas tentang perempuan asal Georgia melahirkan dalam kondisi mati otak. Yuk, simak informasinya di bawah ini, Ma!

Hukum yang Mengikat Meski Pasien Sudah Meninggal Otak

Ibu Hamil.png
freepik/jcomp

Setelah keputusan Mahkamah Agung Amerika Serikat yang membatalkan hak aborsi secara nasional, negara bagian seperti Georgia memberlakukan aturan ketat terkait larangan aborsi. Salah satunya adalah pelarangan penghentian kehamilan setelah detak jantung janin terdeteksi, yang biasanya terjadi di usia kehamilan enam minggu.

Sayangnya, hukum ini diterapkan bahkan dalam kasus unik seperti Adriana, yang secara medis sudah dinyatakan mati otak. Rumah sakit tetap melanjutkan perawatan karena khawatir akan menghadapi konsekuensi hukum, meskipun jaksa agung Georgia menyatakan bahwa hukum ini seharusnya tidak berlaku bagi pasien yang sudah meninggal secara medis.

Etika dan Hak Keluarga yang Diabaikan

Ibu Hamil (1).png
freepik/freepik

Keluarga Adriana merasa hak mereka sebagai pihak yang paling dekat dan mengenal keinginan Adriana justru diabaikan. Mamanya, April Newkirk, menyebut situasi ini sebagai bentuk penyiksaan emosional karena harus menyaksikan tubuh anaknya dipertahankan tanpa nyawa, demi janin yang belum tentu selamat, melansir dari The Guardians.

Para pakar bioetika juga menyatakan bahwa keputusan medis semacam ini seharusnya berdasarkan pada pertimbangan etis dan hak pasien, bukan hanya pada tafsiran hukum. Dalam kasus Adriana, keluarga kehilangan kendali atas tubuh dan keputusan hidup anaknya sendiri.

Bayi Prematur dan Tumbuh Tanpa Seorang Mama

Bayi Prematur .png
freepik/rawpixel.com

Bayi bernama Chance lahir dengan berat sekitar 861 gram, tergolong prematur ekstrem yang memerlukan perawatan intensif di NICU. Dokter menyebut bahwa kondisi bayi masih belum stabil dan ada potensi komplikasi jangka panjang, seperti gangguan penglihatan, mobilitas, hingga perkembangan otak.

Keluarga kini harus menghadapi kenyataan untuk merawat bayi yang lahir dari tubuh mamanya yang telah lama tiada. Selain kehilangan Adriana, mereka juga dibebani tanggung jawab besar untuk memastikan Chance bisa tumbuh sehat dalam kondisi yang penuh tantangan.

Itu dia, sekilas tentang perempuan asal Georgia melahirkan dalam kondisi mati otak. Kisah ini mengguncang perhatian karena memperlihatkan betapa rapuhnya keseimbangan antara hukum, etika, dan hak asasi dalam situasi medis ekstrim.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Onic Metheany
EditorOnic Metheany
Follow Us