Pengalaman Acha Sinaga saat Melahirkan Eracs, 24 Jam Susah Jalan Kaki

- Acha Sinaga membagikan pengalaman melahirkan anak ketiganya dengan metode ERACS, mengalami kesulitan berjalan setelah operasi.
- Proses persalinan anak pertama dan kedua Acha berjalan lancar, namun pemulihan dari ERACS kali ini terasa lebih berat.
- Acha menduga rasa sakit yang dialaminya bisa disebabkan oleh prosedur tambahan tubektomi.
Artis Acha Sinaga membagikan pengalaman melahirkan anak ketiganya dengan metode ERACS. Sempat mengalami kesulitan berjalan setelah operasi.
Melalui unggahan di media sosial, Acha menceritakan proses persalinan anak ketiganya yang berjenis kelamin perempuan dan lahir pada 22 Juni 2025.
Berbeda dari dua proses persalinan sebelumnya, kali ini ia memilih metode ERACS, prosedur caesar yang dikenal dengan pemulihan lebih cepat dan minim rasa sakit.
Namun, justru pemulihan yang dialaminya tidak seperti yang dibayangkan.
Seperti apa cerita lengkapnya? Berikut ini Popmama.com telah merangkum pengalaman Acha Sinaga saat melahirkan dengan metode ERACS.
1. Pengalaman melahirkan anak pertama dan kedua

Dalam unggahannya di media sosial, Acha mengungkap bahwa proses melahirkan dua anak pertamanya berjalan cukup lancar.
Anak pertama lahir secara normal pada tahun 2020, dan hanya beberapa jam setelahnya ia sudah bisa berjalan. Keesokan harinya, Acha bahkan sudah diperbolehkan pulang ke rumah.
Sementara itu, persalinan anak kedua dilakukan melalui operasi caesar dengan proses pemulihan yang juga cepat.
“Lahiran anak kedua C-section, 12 jam sesudahnya aku udah lepas kateter, sudah bisa jalan dan nggak ada sakit. 48 jam sesudahnya bisa pulang ke rumah,” tulisnya.
2. Acha merasa pemulihan kali ini lebih berat

Untuk kelahiran anak ketiganya, Acha menjalani prosedur ERACS atau Enhanced Recovery After Caesarean Surgery, yakni metode dengan pendekatan khusus perawatan untuk mempercepat pemulihan ibu sebelum, saat, dan setelah melahirkan.
Namun ternyata, pengalaman yang ia alami justru sangat berbeda dari yang dibayangkan.
“Lahiran anak ketiga ini aku pakai Eracs, tapi jujur sakitnya luar biasa. 24 jam sesudah operasi aku masih sangat kesulitan untuk berjalan,” ungkapnya.
Tak hanya itu, 48 jam setelah operasi, ia masih harus berjuang untuk buang air kecil. Rasa nyeri muncul setiap kali ia berpindah posisi dari berdiri ke duduk, terasa di area jahitan maupun bagian dalam perut.
3. Ada tindakan lain yang diambil

Acha juga menduga bahwa rasa sakit yang dirasakannya kali ini bisa jadi disebabkan oleh prosedur tambahan berupa tubektomi, yaitu metode kontrasepsi permanen untuk perempuan dengan memotong atau mengikat saluran tuba falopi (indung telur).
“Apa mungkin karena lahiran yang ketiga ini sekalian tindakan tubektomi ya,” tulisnya.
Itulah pengalaman Acha Sinaga saat melahirkan dengan metode ERACS.
Setiap proses melahirkan memang berbeda, dan kisah Acha menjadi pengingat bahwa pemulihan pun bisa jadi bagian dari perjuangan seorang ibu.