- Pijat lembut area payudara
- Gunakan pompa ASI dengan hospital grade
- Perah atau menyusui setiap 2–3 jam
- Kompres hangat atau mandi air hangat sebelum memerah
- Dengarkan musik yang menenangkan
- Minum cukup air dan usahakan tidur yang cukup
- Konsumsi makanan bergizi dan seimbang
- Konsultasikan dengan konsultan laktasi
Penyebab ASI Terlambat Keluar setelah Melahirkan dan Cara Mengatasinya

- Proses persalinan yang sulit dan traumatis dapat memperlambat produksi ASI
- Persalinan caesar, kondisi medis tertentu, obesitas, dan bed rest panjang juga dapat memengaruhi produksi ASI
- Tidak menyusui di jam-jam pertama setelah lahir dan riwayat operasi payudara tidak optimal menjadi faktor penyebab ASI terlambat keluar
Setelah melewati proses persalinan yang melelahkan sekaligus membahagiakan, tentunya Mama pasti berharap bisa langsung menyusui si kecil dengan lancar.
Umumnya, butuh waktu sekitar 2-5 hari untuk ASI benar-benar keluar. Namun, pada sebagian kasus, proses ini bisa berlangsung lebih lama. ASI yang terlambat keluar bukan berarti gagal menyusui, tetapi bisa jadi tanda adanya kondisi tertentu yang memengaruhi tubuh Mama.
Dilansir melalui berbagai sumber, berikut Popmama.com telah rangkumkan penyebab ASI terlambat keluar setelah melahirkan dan cara mengatasinya untuk Mama pahami. Yuk, simak penjelasannya, Ma!
1. Proses persalinan yang sulit dan traumatis

Proses persalinan yang berlangsung lama, penggunaan alat bantu seperti vakum atau forsep, serta perdarahan hebat setelah melahirkan dapat membuat tubuh mengalami stres.
Kondisi ini dapat mengganggu kerja hormon yang berperan dalam pengeluaran ASI dan memperlambat produksi ASI.
2. Persalinan caesar dan tidak langsung kontak dengan bayi

Melahirkan melalui operasi caesar, khususnya dalam keadaan darurat, sering kali menyebabkan ibu dan bayi tidak segera melakukan kontak kulit ke kulit.
Padahal, menyusui dalam satu jam pertama setelah lahir sangat penting untuk merangsang produksi ASI. Selain itu, rasa nyeri pasca operasi bisa menghambat inisiasi ibu untuk menyusui.
3. Terdapat kondisi medis tertentu

Beberapa kondisi kesehatan seperti diabetes, sindrom ovarium polikistik (PCOS), dan gangguan tiroid dapat mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh.
Ketidakseimbangan hormon tersebut dapat memperlambat proses produksi ASI dan membuat hormon tersebut tidak bekerja optimal. Akibatnya, jumlah ASI yang diproduksi bisa lebih sedikit atau datang lebih lambat dari biasanya.
4. Obesitas dan masalah metabolik

Kondisi ibu dengan indeks massa tubuh (IMT) tinggi atau obesitas dapat memiliki respons hormon prolaktin yang lebih rendah pada minggu pertama setelah melahirkan. Prolaktin adalah hormon yang berperan penting dalam memproduksi ASI.
Jika kadar atau respons hormon tersebut menurun, dapat memengaruhi jumlah produksi ASI dengan keluar lebih lambat atau dalam jumlah sedikit.
5. Persalinan prematur dan bed rest panjang

Jika bayi lahir prematur atau selama kehamilan Mama menjalani bed rest dalam waktu lama, dapat membuat perkembangan kelenjar susu menjadi terhambat. Pada kondisi ini, tubuh belum mendapatkan cukup waktu atau rangsangan untuk mempersiapkan proses menyusui secara optimal.
Akibatnya, payudara mungkin belum siap sepenuhnya untuk memproduksi ASI, sehingga keluarnya bisa lebih lambat dari biasanya. Dalam beberapa kasus, hal ini juga bisa memengaruhi jumlah ASI yang dihasilkan di awal menyusui.
6. Sedang dalam pemulihan

Setelah melahirkan, tubuh masih dalam tahap pemulihan dan butuh waktu untuk kembali pulih. Jika mengalami infeksi, demam, atau kondisi kesehatan lain yang membuat tubuh lemah, produksi ASI dapat terganggu.
Dalam kondisi ini, tubuh akan memprioritaskan proses penyembuhan terlebih dahulu, sehingga fungsi-fungsi lain seperti menyusui bisa berjalan lebih lambat.
7. Tidak menyusui di jam-jam pertama setelah lahir

ASI sangat bergantung pada prinsip “supply and demand”. Semakin sering ASI dikeluarkan, baik dengan menyusui langsung maupun diperah, semakin kuat sinyal ke tubuh untuk terus memproduksi ASI.
Jika tidak ada stimulasi dalam beberapa jam pertama setelah melahirkan, tubuh mungkin mengira ASI tidak dibutuhkan, sehingga produksinya bisa menurun.
Kondisi ini bisa membuat ASI terlambat keluar atau keluar dalam jumlah yang sedikit, terutama di hari-hari awal menyusui.
8. Riwayat operasi dan struktur payudara tidak optimal

Beberapa ibu memiliki jaringan payudara yang kurang berkembang, atau pernah menjalani operasi payudara seperti implan atau pengangkatan jaringan.
Selain itu, bentuk puting yang datar atau terbalik dapat menyulitkan bayi untuk menempel dengan baik, sehingga mengurangi rangsangan untuk produksi ASI.
Cara Mengatasi ASI yang Terlambat Keluar

Sebagaimana dilansir dari Healthline, terdapat beberapa cara yang bisa Mama lakukan untuk membantu mempercepat keluarnya ASI dan menjaga agar produksinya tetap lancar. Kuncinya dengan memberikan stimulasi secara rutin serta menjaga kondisi tubuh tetap rileks dan sehat. Berikut beberapa langkah yang bisa Mama lakukan:
Itulah beberapa penyebab ASI terlambat keluar setelah melahirkan yang penting untuk Mama pahami. Mulai dari kondisi medis, proses persalinan, hingga kurangnya stimulasi di awal bisa memengaruhi produksi ASI.
Meski terdengar mengkhawatirkan, kabar baiknya kondisi ini bisa diatasi dengan langkah yang tepat, perawatan yang konsisten, dan dukungan yang cukup. Tetap semangat dan percaya prosesnya, ya Ma!



















