Bolehkah Makan sebelum Menjalani Operasi Caesar?
Boleh atau tidaknya tergantung dari kondisi tubuh Mama serta aturan yang berlaku di rumah sakit
6 Juni 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Penting untuk Mama mempersiapkan kondisi fisik dan mental jelang proses persalinan caesar. Salah satunya bisa dengan mengonsumsi makanan dan minuman sehat. Hal ini dilakukan agar tubuh Mama dalam keadaan sehat, sehingga operasi caesar bisa berjalan lancar.
Namun pernahkah Mama mendengar kalau mendekati waktu operasi caesar kita tidak disarankan untuk makan dan minum? Sebagian ahli mengatakan kalau hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya pneumonia aspirasi, atau terhirupnya makanan dan minuman ke paru-paru.
Tapi apakah aturan ini berlaku untuk setiap Mama, serta bolehkah makan sebelum operasi caesar? Berikut Popmama.com berikan informasinya dilansir dari Hello Motherhood.
1. Bolehkah makan sebelum menjalani operasi caesar?
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), perempuan yang menjalani operasi caesar sebaiknya tidak mengonsumsi makanan berat pada enam hingga delapan jam sebelum tindakan.
Namun dibalik itu, Mama masih bisa mengonsumsi cairan dalam jumlah sedang, dua jam sebelum menerima anestesi. Dimana di dalamnya termasuk air, jus buah, teh, kopi, minuman isotonik, atau minuman berkarbonasi.
Puasa makan dan minum ini bertujuan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan selama tindakan operasi berlangsung. Salah satunya mengurangi risiko pneumonia aspirasi, dimana makanan pada saluran pencernaan tersedot atau terhirup ke paru-paru dan trakea.
Editors' Pick
2. Tidak semua rumah sakit menerapkan aturan yang sama
Pada kenyataanya, tidak semua rumah sakit memiliki aturan yang sama. Ada yang mengikuti rekomendasi tersebut, namun ada juga yang tidak. Jadi ada baiknya konsultasikan terlebih dahulu ke dokter mengenai apa yang terbaik untuk tubuh Mama.
Terutama jika Mama mengalami beberapa kondisi berikut ini:
- Memiliki kehamilan berisiko tinggi
- Hamil dengan kondisi risiko aspirasi
- Mengalami obesitas