Waspada! Ini 5 Tanda Keguguran Sebelum Melahirkan

Gerakan bayi biasanya semakin terasa jelas saat usia kandungan memasuki trimester akhir. Bila gerakan janin tiba-tiba berkurang drastis atau tidak terasa sama sekali, hal ini bisa menjadi tanda adanya masalah serius. Menurut Healthline, penurunan gerakan janin termasuk salah satu gejala keguguran atau late miscarriage.

Mama sebaiknya melakukan kick count atau menghitung jumlah tendangan bayi setiap harinya untuk memantau perubahannya. Jika tidak mencapai jumlah normal, sebaiknya Mama segera konsultasi ke tenaga medis.

Pemeriksaan seperti USG atau non-stress test bisa digunakan untuk mengevaluasi kesehatan bayi. Segera konsultasikan jika ada perubahan mencurigakan karena intervensi cepat bisa menyelamatkan kondisi janin.

Perdarahan pada akhir kehamilan perlu mendapat perhatian serius, terlebih jika warnanya merah terang atau jumlahnya semakin banyak. Dilansir dari Mayo Clinic menjelaskan bahwa perdarahan bisa berkaitan dengan keguguran, plasenta previa, atau solusio plasenta yaitu plasenta terlepas sebelum waktunya.

Bercak ringan memang bisa muncul, tapi jika disertai kram atau gumpalan darah, itu menandakan kondisi darurat. Segera periksakan diri ke rumah sakit untuk memastikan penyebabnya. Dokter biasanya akan melakukan USG atau pemeriksaan panggul untuk mencari sumber perdarahan.

Perlu Mama ingat bahwa pendarahan berlebihan menjelang HPL bukanlah gejala normal yang bisa Mama abaikan. Penanganan medis segera sangat penting untuk menjaga keselamatan Mama dan bayi.

Rasa kram atau nyeri di perut bawah memang wajar terjadi menjelang persalinan, namun intensitas yang kuat dan terus-menerus bisa menandakan keguguran terlambat. Menurut Saying Goodbye, kram yang menyerupai kontraksi lahir adalah salah satu tanda paling umum dari late miscarriage. Biasanya kram disertai dengan perdarahan atau keluarnya cairan tidak normal.

Bedanya dengan kontraksi normal adalah waktu munculnya yang bisa tidak beraturan atau lebih menyakitkan dari biasanya. Mama juga mungkin merasakan nyeri di punggung bawah yang intens. Jika gejala ini muncul sebelum waktunya persalinan, segera lakukan pemeriksaan medis. Dokter akan memantau kondisi rahim untuk memastikan apakah itu tanda lahir normal atau keguguran.

Saat kehamilan besar, keluarnya cairan dari vagina bisa jadi normal bila itu adalah ketuban pecah. Namun, bila cairan disertai gumpalan jaringan atau lendir bercampur darah, ini bisa menandakan keguguran. Dilansir dari Healthline juga menyatakan bahwa keluarnya jaringan adalah salah satu tanda paling jelas dari kehamilan yang tidak berlanjut.

Cairan yang keluar bisa tampak bening, merah muda, atau bahkan menyerupai gumpalan daging. Kondisi ini menunjukkan adanya pelepasan janin atau jaringan plasenta dari rahim.

Bila Mama mengalami hal ini, segera simpan jaringan dalam wadah bersih bila memungkinkan untuk diperiksa dokter. Evaluasi cepat akan membantu menentukan langkah medis yang diperlukan, termasuk kemungkinan tindakan kuretase.

Gejala kehamilan biasanya semakin kuat menjelang HPL, seperti payudara terasa penuh, sering buang air kecil, hingga mudah lelah. Namun, bila semua gejala ini tiba-tiba hilang, bisa jadi ada masalah pada perkembangan janin. Menurut Parents.com, hilangnya gejala kehamilan secara mendadak merupakan salah satu tanda keguguran, termasuk di usia lanjut.

Misalnya, payudara yang sebelumnya tegang mendadak terasa normal atau tidak ada lagi rasa mual dan perubahan hormon. Meski hilangnya gejala tidak selalu berarti keguguran, kondisi ini perlu evaluasi medis. Dokter biasanya akan melakukan USG dan tes hormon untuk memastikan kondisi kehamilan. Semakin cepat dilakukan pemeriksaan, semakin baik peluang penanganan yang tepat.

Mengenal tanda-tanda keguguran sebelum melahirkan sangat penting agar Mama bisa lebih waspada dan segera mencari bantuan medis. Gejala seperti gerakan janin berkurang, perdarahan, kram berlebihan, hingga keluarnya cairan atau hilangnya gejala kehamilan tidak boleh diabaikan. Pahami dan selalu berwaspada, ya, Ma!