"Titik terendah dalam hidupku mungkin adalah ketika aku menikah dan hamil," jelasnya dalam podcast tersebut.
Cerita Putri Marino yang Menyesal Hamil di Usia Muda
-5x3LOId0QqZvkozwIrV7APL9sCnYUGt2.jpg)
Kehidupan Putri Marino, salah satu aktris Indonesia disebut netizen begitu sempurna. Putri Marino adalah istri dari aktor Chicco Jerikho. Di podcast Denny Sumargo, Putri menceritakan soal kesedihannya yang sempat menyesal hamil di usia muda.
Aktris kelahiran 4 Agustus 1993 ini menikah dengan Chicco pada tahun 2018 lalu di usia 25 tahun. Ia juga langsung hamil anak pertama saat itu. Ternyata perubahan cepat sebagai istri dan ibu di waktu yang sama membuatnya kewalahan bahkan cukup menyesal.
Bagaimana pengalaman Putri Marino mengenai kehamilan yang membebaninya? Berikut Popmama.com telah merangkaum cerita Putri Marino yang menyesal hamil di usia muda.
1. Putri Marino menyesal karena menikah dan hamil di usia muda
-FdmtfWucb6tZWfNyOnmBMTkoUnSV3yxA.jpg)
Kepada Denny Sumargo, Putri Marino menceritakan pengalaman hamil dan menikah mudanya saat itu. Dalam wawancara tersebut ia mengaku bahwa keputusan hamil dan menikah muda menjadi salah satu keputusan yang dia sesali.
Ia merasa kalau hamil dan menikah muda menghambat kariernya yang tengah berada di puncak.
2. Karena hamil, Putri Marino harus hiatus dari kariernya
-FldXhYcnUy9BBlkhpYnGC2yaQOtmdb7D.jpg)
Beban yang dirasakan Putri Marino saat hamil selanjutnya adalah ia tidak bisa bekerja. Pasalnya karena kehamilan ini semua aktivitasnya sebagai aktor harus berhenti sementara.
Sedangkan Putri sendiri sudah terbiasa bekerja. Ia menyebut masa-masa itu sangat berat baginya.
"Aku sudah terbiasa bekerja, lalu tiba-tiba aku hamil dan menikah. Saat itu, aku memutuskan untuk hiatus," kata Putri Marino.
3. Kehamilan membuat Putri Marino merasa terhambat soal karier
-6nNae9pQ6bb6nRIprdYY5T6H72IxeRol.jpg)
Hamil dan menikah di usia 25 tahun membuat Putri merasa tidak berdaya. Menurutnya sat itu masih banyak mimpi dan cita-cita yang ingin ia raih.
Rasa tak berdaya itu makin nyata kala melihat teman-temannya semakin aktif dengan merilis film-film baru. Rasa terpuruknya semakin besar.
"Aku merasa sangat tidak berdaya sebagai perempuan saat itu. Hanya di rumah, mengurus suami, dan sedang hamil. Aku ingin seperti teman-temanku, bekerja, berkarya, membuktikan kalau aku bisa menjadi aktris yang hebat. Aku iri melihat teman-temanku yang terus merilis film baru setiap bulan," ujarnya.
Masa-masa itu Putri Marino tengah semangat mengejar mimpi. Namun, pernikahan dan langsung hamil adalah hal yang kurang matang ia persiapkan.
"Biasanya hidupku datar, punya tujuan yang jelas, tapi sekarang aku kembali ke fase yang datar lagi. Kenapa aku nggak berpikir dua kali sebelum memutuskan menikah? Kenapa semuanya terjadi begitu cepat?" katanya.
Dia pun menyesal mengapa saat itu dirinya tak memikirkan kehamilan dan pernikahannya sebelum mengambil keputusan.
4. Hormon dan perubahan mood ibu hamil seperti Putri Marino wajar?
-Uq8SYksYaRNlSzViWKNvagJdO9zFC2o7.jpg)
Perasaan tidak berdaya atau helplessness yang dirasakan oleh Putri Marino dalam ceritanya cukup umum dan normal. Menurut International Journal of Environmental Research and Public Health, perasaan tersebut kerap muncul akibat kombinasi perubahan hormonal, fisik, dan psikologis yang dialami perempuan selama kehamilan.
Faktor-faktor seperti ketidakpastian mengenai masa depan, perubahan tubuh, dan potensi risiko bagi ibu serta janin dapat memicu kecemasan, depresi, dan perasaan tidak berdaya pada beberapa perempuan selama masa ini.
Penelitian juga menunjukkan bahwa dukungan sosial, baik dari pasangan, keluarga, maupun teman-teman, memainkan peran penting dalam mengurangi perasaan tidak berdaya tersebut. Dukungan dari lingkungan dapat meningkatkan rasa kontrol dan optimisme, membantu ibu hamil merasa lebih percaya diri menghadapi perubahan dan tantangan kehamilan.
5. Apa yang harus dilakukan saat ibu hamil merasa tidak berdaya?
-dVzDvQaw0uESaR934OqZpYszoW67Xtec.jpg)
Saat ibu hamil merasa tidak berdaya, penting untuk mengambil langkah-langkah yang dapat meningkatkan kesejahteraan mental dan emosional mereka.
Menurut artikel dalam BMC Pregnancy and Childbirth, berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu:
- Mencari dukungan sosial, studi menunjukkan bahwa dukungan dari pasangan, keluarga, atau kelompok ibu hamil dapat memperkuat kesejahteraan emosional ibu.
- Konsultasi dengan profesional kesehatan, menurut Journal of Affective Disorders, terapi dengan psikolog atau konselor yang berpengalaman dalam kesehatan mental ibu hamil dapat membantu mengelola perasaan negatif. Terapi kognitif, khususnya, dapat membantu ibu mengatasi pikiran-pikiran negatif dan mengembangkan keterampilan koping yang lebih efektif.
- Praktik mindfulness dan relaksasi, latihan mindfulness dan teknik relaksasi seperti pernapasan dalam atau yoga prenatal juga dianjurkan untuk mengurangi stres dan kecemasan.
- Mengatur ekspektasi dan membangun pola pikir positif, penelitian di Maternal and Child Health Journal mengungkapkan bahwa membangun ekspektasi yang realistis dan menerima perubahan tubuh dan peran dapat membantu mengurangi tekanan.
Itulah tadi cerita Putri Marino yang menyesal hamil di usia muda. Kehamilan memang membawa banyak perubahan, namun apa pun perubahan tersebut, tetap semangat untuk Mama yang menjalaninya.



















