10 Ciri-Ciri Ibu Hamil Tidak Boleh Puasa, Bisa Membahayakan Janin

Kehamilan adalah fase penting dalam kehidupan seorang perempuan yang memerlukan perhatian khusus terhadap kesehatan, termasuk dalam menjalankan ibadah puasa.
Meskipun banyak ibu hamil tetap dapat berpuasa dengan aman, ada kondisi tertentu yang membuat puasa menjadi berisiko bagi kesehatan mama maupun janin.
Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk mengetahui ciri-ciri yang menandakan bahwa sebaiknya tidak berpuasa. Berikut Popmama.com siap membahas lebih lanjut mengenai ciri-ciri ibu hamil tidak boleh puasa.
1. Mengalami dehidrasi atau klekurangan cairan

Dehidrasi adalah kondisi yang sangat berbahaya bagi ibu hamil karena dapat memengaruhi keseimbangan elektrolit tubuh dan mengganggu suplai oksigen serta nutrisi ke janin.
Tanda-tanda dehidrasi meliputi rasa haus yang berlebihan, pusing, lemas, bibir kering, serta frekuensi buang air kecil yang menurun. Dalam kondisi yang lebih parah, dehidrasi dapat menyebabkan kontraksi dini yang berisiko memicu persalinan prematur.
Jika ibu hamil tetap berpuasa dalam kondisi dehidrasi, tubuh bisa mengalami gangguan metabolisme yang memicu pingsan atau komplikasi lainnya.
Apabila selama berpuasa ibu merasa lemas dan menunjukkan gejala kekurangan cairan, sebaiknya segera membatalkan puasa dan mengonsumsi cukup air agar tubuh kembali stabil.
2. Mengalami mual dan muntah berlebihan (Hiperemesis Gravidarum)

Mual dan muntah adalah gejala umum pada trimester pertama kehamilan. Tetapi, jika terjadi secara berlebihan (hiperemesis gravidarum), ibu hamil tidak disarankan untuk berpuasa.
Kondisi ini dapat menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan dan elektrolit, sehingga meningkatkan risiko dehidrasi serta kekurangan nutrisi bagi janin.
Selain itu, hiperemesis gravidarum juga dapat menyebabkan penurunan berat badan yang signifikan pada ibu hamil, sehingga berisiko menghambat pertumbuhan janin.
3. Mengalami pusing, lemas, atau pingsan

Rasa pusing dan lemas saat berpuasa bisa menjadi tanda bahwa tubuh kekurangan energi atau mengalami gangguan tekanan darah. Ibu hamil lebih rentan mengalami tekanan darah rendah (hipotensi) yang dapat menyebabkan pingsan atau kehilangan keseimbangan.
Jika ibu hamil merasa pusing atau lemas berlebihan, hal ini bisa menjadi tanda bahwa tubuh tidak mampu menyesuaikan diri dengan kondisi puasa. Pingsan selama kehamilan sangat berbahaya karena dapat menyebabkan Mama terjatuh dan mengalami cedera yang membahayakan janin.
Jika ibu hamil merasa tubuhnya terlalu lemas atau mengalami gejala seperti mata berkunang-kunang, sebaiknya segera membatalkan puasa dan mengonsumsi makanan bergizi untuk mengembalikan energi.
4. Janin tidak bergerak seaktif biasanya
-om48rBH45ZA4Sb6JGXmv7tuIEL0hiDXN.jpg)
Gerakan janin adalah indikator penting untuk mengetahui kondisi kesehatannya. Jika selama berpuasa Mama menyadari bahwa gerakan janin menjadi lebih lambat atau berkurang dibanding biasanya, ini bisa menjadi tanda bahwa bayi tidak mendapatkan cukup nutrisi atau oksigen.
Kondisi ini harus segera diperiksakan ke dokter karena dapat menandakan gangguan pada kehamilan. Jika gerakan janin menurun drastis, dokter kemungkinan akan menyarankan untuk tidak berpuasa agar bayi tetap mendapatkan asupan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan optimalnya.
5. Memiliki riwayat diabetes gestasional atau gangguan gula darah

Diabetes gestasional adalah kondisi di mana kadar gula darah ibu hamil meningkat selama kehamilan. Jika ibu hamil dengan diabetes gestasional berpuasa, ada risiko kadar gula darah turun drastis (hipoglikemia) atau justru melonjak tinggi (hiperglikemia) setelah berbuka.
Kedua kondisi ini bisa membahayakan Mama dan janin, menyebabkan komplikasi serius seperti preeklamsia atau gangguan pertumbuhan janin.
Ibu hamil dengan diabetes gestasional harus memantau kadar gula darahnya secara ketat dan memastikan pola makan yang seimbang. Jika dokter menyarankan untuk tidak berpuasa, sebaiknya ibu hamil mengikuti anjuran tersebut demi kesehatan diri sendiri dan bayi yang dikandung.
6. Tekanan darah tidak stabil (Hipotensi atau Hipertensi)

Tekanan darah yang terlalu rendah (hipotensi) dapat menyebabkan ibu hamil merasa pusing, lemas, bahkan pingsan. Sedangkan, tekanan darah tinggi (hipertensi) berisiko menyebabkan komplikasi serius seperti preeklamsia.
Jika ibu hamil memiliki riwayat tekanan darah yang tidak stabil, puasa dapat memperburuk kondisi tersebut. Hipertensi dalam kehamilan bisa menyebabkan gangguan pada plasenta yang menghambat suplai oksigen dan nutrisi ke janin.
Oleh karena itu, jika ibu hamil memiliki tekanan darah yang sulit dikontrol, lebih baik untuk tidak berpuasa dan tetap menjaga keseimbangan pola makan serta hidrasi yang baik.
7. Mengalami kontraksi dini atau risiko persalinan prematur

Apabila ibu hamil mengalami kontraksi dini atau sudah memiliki riwayat persalinan prematur sebelumnya, maka berpuasa dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur.
Kurangnya asupan makanan dan cairan dapat memicu kontraksi uterus, terutama jika ibu hamil mengalami stres atau kelelahan.
Selain itu, ibu hamil yang sedang menjalani kehamilan kembar atau memiliki kondisi serviks lemah juga berisiko lebih tinggi mengalami persalinan dini jika berpuasa.
Ada baiknya, ibu hamil dengan kondisi seperti ini sebaiknya menghindari puasa dan lebih fokus pada menjaga kesehatan kehamilan agar bayi lahir dalam kondisi optimal.
8. Mengalami anemia atau kekurangan zat besi

Anemia pada ibu hamil dapat menyebabkan tubuh terasa lemas, pucat, dan mudah lelah. Jika ibu hamil mengalami anemia dan tetap berpuasa, tubuhnya bisa semakin kekurangan zat besi yang penting untuk produksi sel darah merah.
Hal ini dapat berdampak pada perkembangan janin karena oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah ke bayi menjadi kurang optimal.
Jika hasil pemeriksaan menunjukkan kadar hemoglobin ibu hamil rendah, sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum memutuskan untuk berpuasa.
Ibu hamil yang mengalami anemia biasanya akan disarankan untuk memperbanyak konsumsi makanan kaya zat besi dan menghindari puasa demi kesehatan janin.
9. Berat badan ibu hamil atau janin tidak bertambah sesuai usia kehamilan

Selama kehamilan, ibu hamil dan janin harus mengalami kenaikan berat badan yang cukup untuk memastikan pertumbuhan yang sehat.
Jika ibu hamil mengalami kenaikan berat badan yang terlalu sedikit atau bahkan tidak bertambah sama sekali, ini bisa menjadi tanda bahwa asupan nutrisi tidak mencukupi.
Puasa dapat memperburuk kondisi ini karena ibu hamil tidak bisa makan dan minum secara teratur.
Jika dokter menemukan bahwa pertumbuhan janin terhambat, maka ibu hamil sebaiknya tidak berpuasa dan fokus pada pola makan yang bergizi agar bayi berkembang dengan baik hingga persalinan.
10. Mendapat rekomendasi dari dokter untuk tidak berpuasa

Setiap kehamilan memiliki kondisi yang berbeda, sehingga ibu hamil yang ragu apakah boleh berpuasa atau tidak sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Dokter dapat melakukan pemeriksaan dan memberikan rekomendasi berdasarkan kondisi kesehatan Mama dan janin. Jika dokter menyarankan untuk tidak berpuasa, sebaiknya Mama mengikuti anjuran tersebut demi kesehatan jangka panjang.
Nah, itu dia ciri-ciri ibu hamil tidak boleh puasa. Perlu diingat pula bahwa Islam juga memberikan keringanan bagi ibu hamil yang tidak mampu berpuasa dengan menggantinya di kemudian hari atau membayar fidiah.



















