Sering Haus dan Lelah saat Hamil, Apakah Gejala Diabetes Gestasional?

- Gejala diabetes gestasional meliputi sering merasa haus, buang air kecil, lapar meski sudah makan, serta rasa lelah tanpa sebab jelas.
- Ibu hamil berisiko terkena diabetes gestasional jika berusia di atas 40 tahun, BMI di atas 30, atau memiliki riwayat diabetes dalam keluarga.
- Diabetes gestasional dapat menyebabkan masalah pada kehamilan seperti bayi tumbuh lebih besar dari biasanya, persalinan prematur, dan preeklamsia.
Diabetes gestasional adalah kadar gula darah (glukosa) tinggi yang berkembang selama kehamilan dan biasanya hilang setelah melahirkan.
Hal ini dapat terjadi pada tahap kehamilan mana pun, tetapi lebih umum terjadi pada trimester kedua atau ketiga.
Hal ini terjadi ketika tubuh ibu hamil tidak dapat memproduksi cukup insulin – hormon yang membantu mengendalikan kadar gula darah – untuk memenuhi kebutuhan ekstra selama kehamilan.
Diabetes gestasional dapat menyebabkan masalah bagi Mama dan janin selama kehamilan dan setelah melahirkan. Namun, risikonya dapat dikurangi jika kondisi tersebut terdeteksi sejak dini dan ditangani dengan baik.
Ada beberapa gejala diabetes gestasional yang perlu diwaspadai. Namun jika ibu hamil sering merasa haus dan lelah, apakah merupakan gejala diabetes gestasional? Bila ini terjadi pada Mama, yuk, simak dulu penjelasannya pada ulasan Popmama.com berikut ini.

Sering Haus dan Lelah saat Hamil, Apakah Gejala Diabetes Gestasional?
Dilansir dari unggahan dr. Keven Pratama Manas Tali, SP.OG di laman Instagram pribadinya @keventali, jika ibu hamil sering merasa haus, sering buang air kecil, serta tetap merasa lapar meski sudah makan, bisa jadi ini merupakan gejala diabetes gestasional.
dr. Keven juga menambahkan gejala diabetes juga bisa berupa ibu hamil tiba-tiba merasa lelah tanpa sebab yang jelas. Atau bahkan penglihatan menjadi kabur.
Jadi, jangan dianggap sepele, ya, Ma!

Siapa yang Berisiko Terkena Diabetes Gestasional?
Perempuan mana pun dapat mengalami diabetes gestasional selama kehamilan. Namun ibu hamil berisiko lebih tinggi jika:
berusia di atas 40 tahun,
Indeks massa tubuh (BMI) di atas 30,
sebelumnya memiliki bayi dengan berat 4,5 kg atau lebih saat lahir,
menderita diabetes gestasional pada kehamilan sebelumnya,
Salah satu orangtua atau saudara kandung menderita diabetes,
pernah menjalani operasi bypass lambung atau operasi penurunan berat badan lainnya.

Gejala Diabetes Gestasional
Diabetes gestasional biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun.
Sebagian besar kasus baru diketahui saat kadar gula darah diuji selama pemeriksaan diabetes gestasional.
Beberapa ibu hamil mungkin mengalami gejala jika kadar gula darah mereka terlalu tinggi (hiperglikemia), seperti:
rasa haus yang meningkat,
perlu buang air kecil lebih sering dari biasanya,
mulut kering,
rasa lelah,
penglihatan kabur,
gatal atau sariawan pada vagina.
Namun beberapa gejala ini umum terjadi selama kehamilan dan belum tentu merupakan tanda diabetes gestasional. Bicaralah dengan bidan atau dokter jika Mama khawatir tentang gejala yang Mama alami.

Bagaimana Diabetes Gestasional Memengaruhi Kehamilan?
Kebanyakan perempuan dengan diabetes gestasional memiliki kehamilan normal dengan bayi yang sehat.
Namun, diabetes gestasional dapat menyebabkan masalah seperti:
Janin tumbuh lebih besar dari biasanya – hal ini dapat menyebabkan kesulitan selama persalinan dan meningkatkan kemungkinan perlunya induksi persalinan atau operasi caesar.
Polihidramnion – terlalu banyak cairan ketuban (cairan yang mengelilingi bayi) di dalam rahim, yang dapat menyebabkan persalinan prematur atau masalah saat melahirkan.
Kelahiran prematur – melahirkan sebelum minggu ke-37 kehamilan.
Preeklamsia – suatu kondisi yang menyebabkan tekanan darah tinggi selama kehamilan dan dapat menyebabkan komplikasi kehamilan jika tidak diobati.
Bayi mengalami gula darah rendah atau menguningnya kulit dan mata (penyakit kuning) setelah ia lahir, yang mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit.
Kehilangan bayi (lahir mati) – meskipun ini jarang terjadi.
Mengidap diabetes gestasional juga berarti Mama berisiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2 di masa mendatang.

Skrining untuk Diabetes Gestasional
Selama pemeriksaan antenatal pertama (juga disebut janji temu pemesanan) sekitar minggu ke-8 hingga ke-12 kehamilan, bidan atau dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan untuk menentukan apakah Mama berisiko tinggi terkena diabetes gestasional.
Jika Mama memiliki 1 atau lebih faktor risiko diabetes gestasional, Mama harus ditawari tes skrining.
Tes skrining ini disebut tes toleransi glukosa oral (OGTT), yang memakan waktu sekitar 2 jam.
Tes ini melibatkan tes darah di pagi hari, saat ibu hamil tidak makan atau minum selama 8 hingga 10 jam (meskipun Mama biasanya dapat minum air, tetapi tanyakan ke rumah sakit jika tidak yakin). Mama kemudian diberi minuman glukosa.
Setelah beristirahat selama 2 jam, sampel darah lainnya diambil untuk melihat bagaimana tubuh menangani glukosa.
OGTT dilakukan saat Mama hamil antara 24 dan 28 minggu. Jika Mama pernah menderita diabetes gestasional sebelumnya, Mama akan ditawari OGTT di awal kehamilan, segera setelah membuat janji temu, lalu OGTT lagi pada minggu ke-24 hingga ke-28 jika hasil tes pertama normal.

Perawatan untuk Diabetes Gestasional
Jika Mama menderita diabetes gestasional, kemungkinan timbulnya masalah pada kehamilan dapat dikurangi dengan mengendalikan kadar gula darah.
Mama akan diberikan alat tes gula darah sehingga Mama dapat memantau efek pengobatan.
Kadar gula darah dapat dikurangi dengan mengubah pola makan dan menjadi lebih aktif jika memungkinkan. Aktivitas ringan seperti berjalan, berenang, dan yoga prenatal dapat membantu menurunkan gula darah. Namun, beri tahu bidan atau dokter sebelum memulai aktivitas yang belum pernah Mama lakukan sebelumnya.
Namun, jika perubahan ini tidak cukup menurunkan kadar gula darah, Mama juga perlu minum obat. Obat ini dapat berupa tablet atau suntikan insulin.
Mama juga akan diawasi lebih ketat selama kehamilan dan persalinan untuk memeriksa kemungkinan masalah.
Jika Mama menderita diabetes gestasional, sebaiknya melahirkan sebelum minggu ke-41. Induksi persalinan atau operasi caesar mungkin direkomendasikan jika persalinan tidak dimulai secara alami pada saat ini.
Persalinan lebih awal mungkin disarankan jika ada kekhawatiran tentang kesehatan Mama atau janin atau jika kadar gula darah Mama belum terkontrol dengan baik.

Efek Jangka Panjang Diabetes Gestasional
Diabetes gestasional biasanya hilang setelah melahirkan. Namun, ibu hamil yang pernah mengalaminya lebih mungkin mengalami:
diabetes gestasional kambuh pada kehamilan berikutnya,
diabetes tipe 2 – jenis diabetes seumur hidup,
Mama harus menjalani tes darah untuk memeriksa diabetes 6 hingga 13 minggu setelah melahirkan, dan sekali setiap tahun setelah itu jika hasilnya normal.
Temui dokter umum jika Mama mengalami gejala gula darah tinggi, seperti rasa haus yang meningkat, ingin buang air kecil lebih sering dari biasanya, dan mulut kering – jangan menunggu sampai tes berikutnya.
Mama harus menjalani tes meskipun Mama merasa sehat, karena banyak penderita diabetes tidak memiliki gejala apa pun.
Mama juga akan diberi tahu tentang hal-hal yang dapat Mama lakukan untuk mengurangi risiko terkena diabetes, seperti menjaga berat badan yang sehat, mengonsumsi makanan yang seimbang, dan berolahraga secara teratur.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bayi dari ibu yang menderita diabetes gestasional mungkin lebih mungkin menderita diabetes atau menjadi gemuk di kemudian hari.
Itu penjelasan dari dokter tentang apakah sering merasa haus dan lelah merupakan gejala diabetes gestasional. Meski ibu hamil sering lelah dan haus, namun jangan diabaikan, ya, Ma. Diskusikan dengan dokter mengenai apa yang Mama rasakan. Semoga selalu sehat, Ma!