“Yang dibutuhkan adalah ruang untuk memproses perasaan itu secara jujur dan tanpa penilaian. Kehamilan seharusnya dijalani dengan kesadaran penuh, bukan dalam kesendirian,” katanya.
Dukungan untuk Calon Mama agar Tidak Takut dengan Proses Kehamilan

Kehamilan bukan perjalanan yang ringan. Tahapan ini lebih dari sekadar perubahan fisik atau biologis, namun ada tekanan mental dan emosional yang ikut menyertainya.
Transformasi menjadi Mama selalu mengajarkan pelajaran baru yang meski sudah diceritakan tantangannya oleh orang sekitarnya pun, akan terus berubah.
Ketakutan, keraguan yang timbul karenanya sudah pasti menyelimuti, entah sebelum atau saat sedang menjalani kehamilan.
Mama, lewat artikel ini Popmama.com menuliskan beberapa dukungan untuk calon ibu agar tidak takut dengan proses kehamilan, dibagikan oleh beberapa narasumber dalam kampanye “Siapa Takut jadi Ibu” oleh Prenagen pada (21/4/2025) lalu.
Ruang bagi Mama untuk Memproses Perasaan

Tidak semua orang langsung merasa siap atau sepenuhnya bahagia saat menghadapi kehamilan. Beberapa orang mungkin khawatir terhadap ekspektasi atas perannya sebagai ibu di kemudian hari.
Ada berbagai tantangan baru yang muncul, yang sering kali membuat bingung ke mana perasaan itu harus disalurkan. Yang sebenarnya dibutuhkan adalah ruang aman, yaitu tempat perempuan bisa mengekspresikan emosinya secara jujur, tanpa takut dihakimi.
Dalam pertemuan itu, Samanta Elsener, seorang psikolog keluarga, menyampaikan,
Memberikan ruang bagi calon mama untuk menghadapi dan memproses segala perubahan tersebut sangat dibutuhkan.
Hal ini bisa dimulai dengan tidak langsung menghakimi, dan sebaliknya, ikut memvalidasi perasaan yang muncul, sekecil apa pun itu.
Dukungan Emosional dari Luar

Shania Junianatha atau disapa Shanju, penyanyi eks-JKT 48 yang kini menjadi seorang ibu mengungkapkan bahwa dirinya sempat meragukan kesiapan menjadi ibu, terutama dari segi mental, finansial, dan tanggung jawab.
“Namun dengan komunikasi yang terbuka bersama pasangan dan informasi yang kredibel, saya bisa menjalani proses ini dengan lebih tenang,” tuturnya.
Dukungan emosional ini begitu penting untuk membangun kesiapan mental calon mama.
Selain menjadi pendengar yang baik di sampingnya yang senantiasa meyakinkannya, calon Ibu akan sangat terbantu apabila diberikan bantuan praktikal lain.
Bantuan yang dimaksud seperti mengerjakan pekerjaan rumah, merawat anak, ditemani kontrol ke klinik, dan lain sebagainya. Yang terpenting, jangan biarkan calon mama merasa harus menghadapi semuanya sendirian.
Solidaritas bagi Sesama Mama

Kadang kala, dukungan dari sesama perempuan yang pernah melahirkan akan berperan lebih daripada suami atau keluarga lain yang belum pernah merasakannya.
Riset oleh BMC Pregnancy and Childbirth pada 2023 membuktikan bahwa perempuan hamil paling banyak mendapat dukungan emosional salah satunya dari sesama ibu atau calon ibu dalam jaringan sosialnya.
Dukungan ini bisa berasal dari keluarga seperti Ibunya, neneknya, kakak, mertua, dan lain sebagainya. Namun, juga bisa berasal dari komunitas mana saja.
Dukungan sesama perempuan yang pernah melahirkan, mengekspresikan kekhawatiran yang pernah mereka rasakan sebelumnya, berbagi cerita dan memberikan perkataan yang menguatkan, serta secara penuh mendengarkannya akan mengurangi kegugupan dan kekhawatiran calon mama terutama menjelang proses kelahiran.
Untuk itu, Prenagen dalam rilis pers yang sama me-launching Prenagen Mom’s Society, komunitas yang dibentuk oleh Prenagen untuk mendukung para calon mama dan mama dalam menjalani kehamilan serta peran sebagai orang tua dengan lebih percaya diri.
Komunitas ini juga memfasilitasi ruang berbagi dan berkonsultasi dengan dokter ahli kandungan sepanjang periode kehamilan.
Pemenuhan Nutrisi di 1000 Hari Pertama Kehidupan

Dukungan lain dapat diberikan dengan memastikan pemenuhan nutrisi bagi ibu dan calon bayi.
“Data kami menunjukkan bahwa banyak ibu hamil yang masih mengalami defisit asupan nutrisi penting, khususnya protein, kalsium, DHA, zat besi, dan asam folat. Padahal, kekurangan nutrisi ini dapat menyebabkan komplikasi seperti anemia pada ibu, keterlambatan perkembangan janin, hingga berat badan lahir rendah,” ungkap dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, SpOG, MKes, FICS, FESICOG pada pertemuan tersebut.
Ini menjelaskan kondisi di Indonesia bahwa banyak sekali calon mama yang masih kurang aware dengan kesehatannya sendiri. Meminum susu khusus ibu hamil dapat menjadi solusi praktis.
Misalnya, Prenagen memiliki produk susu untuk berbagai keperluan, dari persiapan kehamilan, mengatasi mual muntah, menyusui, dan lain sebagainya.
Produk ini tentu sudah disesuaikan dengan nutrisi yang dibutuhkan calon mama.
Merawat Kepercayaan Diri saat Hamil

Perubahan fisik dan tekanan sosial yang dialami calon mama kerap membuat kepercayaan diri menurun drastis. Perasaan bahwa diri tidak lagi secantik dulu, berat badan yang bertambah, atau munculnya stretch mark sering kali menjadi sumber kekhawatiran yang mengganggu.
Selain menerapkan sikap body positivity, calon mama juga membutuhkan dukungan dari orang-orang di sekitarnya. Kehadiran lingkungan yang suportif dapat membantu mereka merasa lebih tenang dan menerima perubahan yang terjadi dengan lebih lapang.
Kampanye “Siapa Takut Jadi Ibu!” hadir untuk memberikan pemahaman dan dukungan bagi para ibu dan calon mama.
Tujuannya adalah membantu mereka mengenali potensi diri, serta membekali pengetahuan dan kesiapan dalam menyambut dan menjalani kehamilan dengan lebih percaya diri.
Menghilangkan Kekhawatiran dan Ketakutan

Menjadi seorang mama adalah sebuah perjalanan yang penuh makna namun tidak selalu mudah. Oleh karena itu, penting bagi orang-orang di sekitarnya untuk memahami apa yang bisa menjadi sumber ketakutan atau keraguan bagi calon mama ketika menjalaninya.
Dengan mengetahui cara memberikan bantuan, baik dalam hal dukungan fisik maupun emosional, masyarakat sekitar dapat berperan dalam membantu calon mama menghilangkan ketakutannya.
Dukungan ini akan meminimalisir ketakutan calon Ibu untuk menunda atau bahkan menghindari kehamilan.
“Sayangnya, banyak perempuan yang masih dituntut harus “siap” secara instan tanpa ruang untuk beradaptasi, memahami betul transformasi ini secara menyeluruh ataupun jujur terhadap keraguan dan ketakutan yang mereka rasakan.” jelas Junita, Brand Group Manager Prenagen.
Mengubah Stigma di Sekitar dengan Menyebarkan Awareness

Psikolog Samanta menambahkan,
“Perjalanan menjadi ibu kerap kali dibayangi berbagai tantangan yang jarang dibicarakan secara terbuka. Banyak perempuan merasa perlu menyembunyikan emosinya karena tekanan sosial," ujarnya.
Mengubah stigma tentang ibu hamil dapat dimulai dari lingkungan terdekat, dengan menyebarkan konten edukasi tentang kehamilan yang mudah dipahami. Penting untuk disadari bahwa tantangan dalam menjalani peran sebagai ibu bukanlah sesuatu yang negatif, melainkan bagian alami dari proses tersebut.
Di sinilah peran komunitas menjadi sangat penting; tempat di mana calon ibu bisa berbagi pengetahuan, pengalaman, dan dukungan emosional.
Akses terhadap dokter, psikolog, dan sesama calon ibu akan membantu mereka merasa lebih diterima, lebih siap, dan tidak lagi bingung menghadapi berbagai perubahan baru. Prenagen, contohnya, memiliki komunitas Prenagen Mom’s Society untuk merealisasikan itu.
Itulah beberapa dukungan untuk calon mama agar tidak takut dengan proses kehamilan.
Mama, ayo bersama sebarkan awareness bahwa setiap perempuan pasti memiliki kekuatan untuk menjadi seorang ibu.



















