Olahraga Terlalu Keras Bisa Mengurangi Kesuburan dan Sulit Hamil

Hati-hati memilih jenis olahraga saat menjalani program kehamilan!

9 September 2021

Olahraga Terlalu Keras Bisa Mengurangi Kesuburan Sulit Hamil
Unsplash/Danielle Cerullo

Setiap tanggal 9 September, Indonesia memperingati Hari Olahraga Nasional. Haornas diperingati pada 9 September 1983. Diputuskan oleh Presiden RI Soeharto pada 9 September 1983 saat meresmikan pemugaran Stadion Sriwedari di Surakarta.

Momen ini juga bertepatan dengan pemugaran stadion pertama yang dibangun bangsa Indonesia, pemilihan tanggal 9 September juga dimaksudkan untuk mengenang penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-1.

Rutin melakukan olahraga memang baik untuk perempuan yang sedang merencanakan program kehamilan. Selain bisa menyehatkan dan meningkatkan kebugaran untuk tubuh, olahraga dapat membantu mempersiapkan kondisi tubuh untuk menyiapkan program kehamilan. 

Olahraga yang dipilih pun harus ringan tidak boleh terlalu berat atau disesuaikan dengan kondisi kesehatan tubuh kamu.

Namun, jika kamu memiliki keadaan khusus lalu ini dilanggar dan masih ingin melakukan jenis olahraga yang berat tentu akan mempersulit kehamilan. 

Kali ini Popmama.com sudah merangkum beberapa informasi mengenai risiko yang terjadi akibat berolahraga terlalu berat selama program kehamilan. 

1. Perhatikan kondisi diri sendiri dan rencana kehamilan 

1. Perhatikan kondisi diri sendiri rencana kehamilan 
Unsplash/Alora Griffiths

Untuk penggila olahraga tidak perlu khawatir tidak bisa menjalani aktivitas seperti biasa karena fokus terhadap rencana kehamilan. 

Saat menjalani program hamil diperbolehkan melakukan olahraga. Namun, perlu diperhatikan kembali untuk tidak terlalu fokus terhadap kondisi berat badan. 

Terkadang sebagian perempuan tidak ingin berat badannya naik dan selalu berusaha berolahraga keras hingga lupa waktu. Tujuannya yaitu ingin tetap sehat dan memiliki postur tubuh ideal. 

Padahal selama program kehamilan, selain memiliki berat badan yang ideal juga harus memiliki asupan nutrisi cukup agar peluang kehamilan pun bisa meningkat. 

2. Tubuh akan stres saat terlalu keras berolahraga

2. Tubuh akan stres saat terlalu keras berolahraga
Unsplash/Maddi Bazzocco

Dilansir dari laman Healthline, American College of Obstetricians and Gynecologists mengatakan bahwa olahraga yang terlalu berlebihan dapat dikaitkan dengan ketidaksuburan. 

Sebagian perempuan rela melakukan olahraga berat karena ingin mendapatkan hasil yang seimbang. Padahal memilih olahraga yang cukup berat dapat menyebabkan cedera, membuat tidur kurang nyaman dan seolah semakin terobsesi untuk terus membakar kalori.

 Perlu diketahui juga saat terlalu keras berolahraga, tubuh akan merasa stres dan mendorong terjadinya ketidaksuburan. Hormon kelenjar pituitari ada meningkatkan terjadinya ovulasi karena olahraga terlalu berlebihan. 

3. Mengenal batas jenis olahraga selama program kehamilan 

3. Mengenal batas jenis olahraga selama program kehamilan 
Unsplash/Bruno Nascimento

Pada dasarnya olahraga dapat bermanfaat untuk tubuh karena bisa melancarkan masalah ovulasi serta menstruasi. Namun, disarankan untuk tidak berolahraga terlalu berat hanya untuk menjaga berat badan ideal. 

Berolahraga keras dan tidak mengenal waktu dapat menurunkan kemungkinan untuk berhasil hamil. Disarankan untuk melakukan olahraga ringan hanya sekitar 30 menit dalam sehari. 

Jenis olahraga ringan yang bisa direkomendasikan seperti stretching atau peregangan, yoga, pilates, berjalan kaki. Olahraga ringan seperti ini juga baik untuk menguatkan otot-otot tubuh. 

Hindari memaksakan diri untuk selalu berolahraga walau tubuh sedang tidak sehat. Mama tidak boleh terlalu lelah terlebih saat sedang menjalani program kehamilan. Hindari berolahraga seperti gym, lari atau bersepeda lebih dari 5 jam per hari.

Berolahraga terlalu ekstrim dapat mengganggu program kehamilan. Apalagi dapat menghambat ovulasi atau mengganggu implantasi sel telur yang sudah dibuahi. 

Mulai sekarang harus bijak dalam memilih jenis olahraga ya!

Baca juga:

Topic:

The Latest