Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Apa Itu Sindrom Impostor, Hamil Tapi Tidak Merasa Hamil

Freepik

Sebelum kamu hamil, mungkin kamu mulai mendengar tentang berbagai gangguan dan efek samping dari mengandung seorang anak selama 9 bulan, seperti kelelahan, mulai di pagi hari, mengidam, sakit punggung, dan lain-lain.

Tetapi beberapa perempuan yang mengalami sindrom impostor atau sindrom penyemu selama kehamilan mereka, sehingga tidak merasakan gangguan atau efek tersebut pada kehamilannya.

Secara garis besar, sindrom impostor ini adalah perasaan yang Calon Mama dapatkan ketika kamu meragukan kehamilannya atau takut akan dianggap sebagai perasaan kehamilan yang menipu.

Kali ini Popmama.com akan membahas tentang sindrom impostor yang menyerang di awal kehamilan, yuk dibahas!

1. Apa Itu Sindrom Impostor?

Sindrom Impostor adalah salah satu kondisi psikologi yang dialami seseorang yang merasa dirinya tidak pantas meraih kesuksesan atau prestasi yang sedang dialaminya. Kondisi ini bisa terjadi pada orang dengan kemampuan di level tertentu. Ia memiliki penafsiran sendiri atas kondisi biologisnya. 

Menurut American Psychological Assosiation (APA), fenomena sindrom impostor ini yang juga disebut sebagai sindrom menipu pertama kali dijelaskan pada tahun 1970. Beberapa psikolog mendefinisikannya sebagai kondisi yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki kemampuan atau prestasi yang tinggi.

Sehingga, tidak dapat menginternalisasi dan menerima kesuksesan mereka, menghubungkan prestasi mereka dengan keberuntungan daripada kemampuan, dan takut bahwa orang lain pada akhirnya akan melihat kemampuan tersebut justru menjadi sebuah penipuan.

Sindrom impostor bukan merupakan diagnosis psikologis resmi, tetapi psikolog dan pakar lainnya mengenalinya sebagai suatu bentuk keraguan diri seseorang terhadap intelektualnya yang nyata dan spesifik. Perasaan ini juga disertai oleh kecemasan dan seringkali depresi

Suatu penelitian terhadap psikologis yang dilakukan pada awal 1980an, memperkirakan bahwa 70 persen dari semua orang merasa seperti palsu pada suatu waktu atau yang lain.

Sementara bagi sebagian perempuan, kehamilan dianggap sebuah pencapaian penting dalam milestone kehidupan. Kehamilan bisa dibilang prestasi hidup sekaligus berkah dari Yang Maha Kuasa. Namun bagi perempuan dengan sindrom impostor mungkin bisa mengartikan lain atas kondisi tersebut.

2. Sindrom impostor menyebabkan perasaan kehamilan yang menipu

Freepik/Katemangostar

Terkait dengan kehamilan, perempuan yang merasakan sindrom impostor ini merasa kehamilan yang datang pada dirinya adalah perasaan yang menipu. Tanpa ada suatu gangguan atau efek kehamilan, sindrom ini dapat membuat seorang perempuan merasa belum menjadi seorang Mama atau Calon Mama.

Keadaan yang belum dapat disadari ini adalah suatu bentuk perlindungan diri secara bawah sadar. Bahkan, terasa seperti dunia berjalan seperti biasanya, namun ada rahasia kecil yang terjadi di dalam perut.

Bahkan ada beberapa perempuan yang masih mempertanyakan kehamilan mereka saat telah memasuki trimester kedua atau ketiga.

3. Tanda-tanda atau gejala yang biasanya dialami oleh pengidap sindrom impostor

Freepik/Yanalya

Tanda-tanda atau gejala pengidap sindrom impostor dapat menerima bentuk yang berbeda pada setiap orang. Berikut merupakan tanda-tanda umum bahwa seseorang mungkin mengalami perasaan sindrom impostor:

  • Perfeksionis
  • Bekerja terlalu keras
  • Takut untuk salah atau gagal
  • Mengurangi ekspektasi
  • Mengabaikan informasi atau pujian
  • Merasa tertekan
  • Meragui informasi terkait kehamilan yang sedang dialaminya

Tanda-tanda atau gejala pengidap sindrom impostor dapat menampakkan diri melalui pikiran seperti:

  • "Saya merasa palsu"
  • "Saya tidak mungkin hamil/menjadi Calon Mama/gagal"
  • "Saya hanya beruntung"

Pengalaman pengidap sindrom impostor merupakan fenomena umum, seperti:

"Saya telah memasuki minggu ke-23 usia kehamilan, tetapi tidak ada tanda-tanda yang muncul sehingga mereka mungkin berpikir saya berbohong atau menipu"

4. Cara terbaik untuk mengatasinya adalah membicarakan gejala sindrom

Freepik/Tirachardz

Salah satu cara terbaik untuk mengatasi sindrom impostor adalah dengan membicarakan gejala kepada seorang teman, keluarga, atau psikolog profesional yang terpercaya. Ini akan membantu kamu untuk membedakan antara persepsi dan kenyataan yang terjadi.

Asosiasi Psikolog Amerika mendorong untuk para penderita sindrom impostor untuk mengesampingkan keragian diri dan melihat data kedokteran seperti gambar USG atau informasi kedokteran lainnya untuk mengingatkan Calon Mama terhadap kehamilannya.

Faktanya adalah, jika di rumah, di tempat kerja, selama masa kehamilan atau bahkan menjadi orangtua, sebagian besar orang dapat menderita sindrom impostor dalam beberapa kondisi.

Jika perasaan ini muncul pada kamu, pastikan kamu memiliki teman bercerita selama perjalanan. Kamu juga dapat bertukar cerita dengan beberapa Mama lain untuk membantu kamu menghilangkan rasa keraguan.

5. Yang bisa dilakukan untuk mencegah sindrom impostor

Freepik

Jika kamu adalah seorang perempuan yang sudah menikah dan tidak sedang menjalankan program untuk menunda kehamilan, maka kamu sebaiknya sudah bisa mempersiapkan diri jika sewaktu-waktu hamil dan berhasil menjadi seorang calon mama.

Kamu hanya perlu memastikan dan menyadari bahwa kodrat seorang perempuan menikah adalah hamil dan memiliki anak. Inilah hal normal yang mungkin bisa terjadi.

Jika kamu merasa berada pada kondisi belum siap, mungkin karena masih muda atau karena tuntutan pekerjaan yang masih tinggi, kamu bisa melakukan perencanaan kehamilan.

Perencanaan kehamilan tidak dibuat untuk jangka waktu pendek, tapi juga bisa dibuat untuk jaka waktu panjang. Konsultasikan dengan dokter kandungan sedini mungkin.

Manfaatnya adalah agar kamu lebih siap pada waktu menghadapi kehamilan. Itulah persiapan atau cara mencegah sindrom impostor yang bisa dilakukan sebagai awalan. 

Share
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us