"Kita memang harus happy selalu. Meski cita-citaku memiliki anak dua, tapi yasudahlah. Karena sudah diangkat rahimnya,” jelas Angel dalam videonya.
Ingin Punya Dua Anak, Ibu Ini Justru Harus Angkat Rahim Usai Lahiran

- Angel menjadi pejuang garis dua selama 3 tahun untuk hamil anak pertama
- Kebahagiaan Angel berubah menjadi duka ketika kehamilan pertamanya alami IUFD
- Angel terpaksa angkat rahim setelah melahirkan karena pendarahan hebat
Tak semua perjalanan menjadi Ibu berjalan mulus. Begitu pula kisah seorang Ibu bernama Angel, yang membagikan perjalanan panjangnya melalui akun Instagram @angelinngel.hc pada Rabu (19/11/2025).
Awalnya, Angel adalah seorang pejuang garis dua yang menanti hingga tiga tahun lamanya untuk bisa hamil anak pertama. Namun di balik penantian itu, ia menghadapi berbagai kendala, termasuk keberadaan miom yang tumbuh di luar rahim.
Sampai pada akhirnya berhasil hamil, kebahagiaan itu justru berubah menjadi situasi yang tak pernah ia bayangkan. Angel mengalami pendarahan hebat pasca melahirkan hingga harus menjalani tindakan pengangkatan rahim.
Keputusan medis ini menyelamatkan hidupnya, namun sekaligus memupus impian untuk memiliki dua orang anak.
Seperti apa cerita selengkapnya? Berikut ini Popmama.com bagikan cerita Ibu harus angkat rahim usai lahiran karena pendarahan.
1. Jadi pejuang garis dua selama 3 tahun

Kisah Angel pertama kali mencuri perhatian lewat video singkat yang ia unggah di Instagram. Dalam unggahan tersebut, ia bercerita bahwa setelah menikah, ia dan suaminya harus melalui penantian panjang untuk memiliki keturunan.
Bukan tanpa alasan, Angel memiliki miom yang tumbuh di bagian luar rahim. Kondisi ini membuat proses kehamilan menjadi cukup sulit karena miom bisa memengaruhi implantasi, pertumbuhan janin, hingga kenyamanan Ibu selama hamil.
Meski demikian, Angel tetap berikhtiar dan menjalani berbagai usaha agar bisa hamil secara alami. Butuh waktu tiga tahun sampai akhirnya dua garis itu muncul untuk pertama kalinya.
2. Sempat berhasil hamil, tapi alami IUFD

Kebahagiaan Angel berubah menjadi duka ketika kehamilan pertamanya tidak berjalan lancar. Di usia janin sekitar empat bulan, Angel menerima kabar paling berat dalam hidupnya.
Ia mengalami IUFD (Intrauterine Fetal Death), yaitu kondisi ketika janin meninggal di dalam kandungan sebelum proses persalinan berlangsung.
IUFD dapat terjadi karena banyak faktor, termasuk masalah pada plasenta, infeksi, kelainan genetik, atau kondisi medis pada Ibu.
Dalam kasus Angel, miom yang semakin membesar menjadi penyebab utama terganggunya pertumbuhan janin.
Peristiwa ini menjadi pukulan besar bagi Angel yang sudah menanti bertahun-tahun untuk menjadi seorang Ibu.
3. Berhasil hamil dan melahirkan, namun terpaksa angkat rahim

Setahun setelah IUFD, Angel kembali mendapat kabar bahagia, ia hamil lagi. Kehamilan keduanya berhasil bertahan meski miom masih ada. Janin tumbuh dengan baik, dan akhirnya Angel menjalani proses persalinan.
Namun, usai melahirkan, kondisi tak terduga terjadi. Angel mengalami pendarahan pasca persalinan (postpartum hemorrhage) hingga mencapai 1000 cc.
Penyebabnya adalah rahim yang tidak kembali menutup atau mengecil, sehingga pembuluh darah tetap terbuka dan memicu perdarahan hebat.
Dalam situasi gawat darurat tersebut, tim medis memutuskan untuk melakukan tindakan angkat rahim (histerektomi) demi menyelamatkan nyawanya.
Keputusan ini berat, tetapi menjadi satu-satunya pilihan agar Angel bisa pulih.
4. Tetap happy meski cita-cita memiliki dua anak pupus
Angel tidak menutupi bahwa tindakan angkat rahim membuatnya sempat merasa hancur. Ia selalu bermimpi memiliki dua anak, namun kini ia harus menerima kenyataan bahwa hal tersebut tidak lagi mungkin terjadi.
Meski begitu, Angel memilih untuk tetap bersyukur. Ia selamat dari kondisi yang mengancam nyawa dan kini memiliki seorang anak yang Ia cintai sepenuh hati.
Angel mengungkapkan bahwa kebahagiaan terbesarnya adalah bisa mendampingi buah hatinya tumbuh, meski perjalanan yang dilalui penuh perjuangan dan air mata.
Kisah Angel mengingatkan bahwa perjalanan menjadi Ibu tidak selalu lurus dan mudah. Ada perjuangan, kehilangan, dan keajaiban yang menyertainya.
Namun pada akhirnya, kekuatan seorang Ibu sering kali terlihat dari bagaimana ia bangkit, menerima, dan tetap bersyukur atas hidup yang dimilikinya.
Semoga kisah ini bisa menjadi pelukan hangat untuk para Ibu yang sedang berjuang dalam perjalanan serupa.


















