Dalam unggahannya, dr. Amira menjelaskan, “Kutil kelamin atau jengger ayam adalah infeksi menular seksual akibat HPV tipe 6 dan 11. Kalau dibiarkan, bisa naik ke infeksi yang lebih berat.”
Kondiloma Akuminata, Infeksi HPV yang Perlu Diwaspadai

- Kondiloma akuminata disebabkan oleh virus HPV tipe 6 dan 11 yang menular melalui kontak seksual tanpa pengaman.
- Gejala kutil kelamin termasuk benjolan di area genital, rasa gatal, perih, atau tidak nyaman, serta nyeri saat berhubungan seksual atau buang air kecil.
- Pengobatan kondiloma akuminata meliputi TCA, Acyclovir, krioterapi, obat oles seperti imiquimod, atau operasi laser. Pencegahan terbaik adalah vaksinasi HPV dan pemeriksaan rutin seperti Pap smear.
Kondiloma akuminata atau kutil kelamin termasuk salah satu infeksi menular seksual (IMS) yang sering ditemukan pada perempuan.
Penyakit ini disebabkan oleh virus Human Papilloma Virus (HPV) tipe 6 dan 11 yang menyerang area kulit di sekitar alat kelamin dan anus.
Menurut dr. Amira Abdat, Sp.OG, dalam video di akun TikTok @dokteramiraobgyn, kondisi ini bisa menimbulkan benjolan menyerupai bunga kol yang mengganggu kenyamanan.
Untuk membantu Mama lebih memahami penyakit ini, Popmama.com merangkum penjelasan lengkap dari dr. Amira tentang apa itu kondiloma akuminata dan cara mencegahnya.
1. Penyebab kondiloma akuminata

Menurut artikel 'Condyloma Acuminata' yang dilansir dari StatPearls, penyebab utama kondiloma akuminata adalah infeksi Human Papilloma Virus (HPV) tipe 6 dan 11.
Virus ini menular melalui kontak langsung kulit ke kulit saat berhubungan seksual, baik secara vaginal, anal, maupun oral.
Risiko penularan meningkat pada orang yang sering berganti pasangan, tidak menggunakan pengaman, atau memiliki daya tahan tubuh yang lemah. Penularan juga bisa terjadi tanpa gejala, karena sebagian besar orang yang terinfeksi HPV tidak menyadarinya.
2. Gejala kondiloma akuminata

Gejala kutil kelamin sering kali muncul beberapa minggu hingga bulan setelah infeksi, tanda-tandanya meliputi:
- Muncul benjolan kecil di area kelamin, anus, atau sekitarnya.
- Permukaan benjolan bisa halus atau menyerupai bunga kol.
- Warna benjolan cenderung daging, merah muda, atau keabu-abuan.
- Rasa gatal, perih, atau tidak nyaman di area yang terkena.
- Nyeri saat berhubungan seksual atau buang air kecil.
- Pada kasus berat, kutil bisa menyebar dan menutupi area genital.
3. Pengobatan kondiloma akuminata

Kondiloma akuminata dapat disembuhkan melalui pengobatan medis yang sesuai. Dalam penjelasannya, dr. Amira mengatakan bahwa terapi dilakukan secara bertahap, tergantung tingkat keparahan dan usia pasien.
Ia menggunakan larutan TCA (Trichloroacetic Acid) untuk mengikis kutil dan Acyclovir sebagai antivirus pendukung.
Pengobatan lain yang bisa dilakukan berupa krioterapi, yaitu membekukan kutil dengan nitrogen cair, obat oles seperti imiquimod, atau operasi laser jika kutil sudah parah.
Namun, pengobatan harus dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan pasangan. Bila pasangan tidak ikut diobati, kutil bisa muncul kembali karena virusnya masih menular.
4. Pencegahan dan risiko jangka panjang

Pencegahan terbaik untuk kondiloma akuminata adalah vaksinasi HPV serta perilaku seksual yang aman.
“Semakin dini seorang perempuan berhubungan intim, di bawah usia 20 tahun, risikonya lebih tinggi terkena kanker mulut rahim,” ujar dr. Amira.
Vaksin HPV dapat diberikan sejak usia 9–12 tahun dan tetap bermanfaat hingga usia 55 tahun, baik bagi perempuan maupun laki-laki. Vaksin jenis kuadrivalen (Gardasil) melindungi dari empat tipe HPV (6, 11, 16, dan 18) yang menyebabkan kutil kelamin dan kanker serviks.
Bagi perempuan yang sudah aktif secara seksual, penting juga melakukan IVA test atau Pap smear setahun sekali di fasilitas kesehatan, termasuk puskesmas. Langkah ini membantu deteksi dini jika ada perubahan pada leher rahim akibat infeksi HPV.
Kondiloma akuminata adalah infeksi menular seksual akibat HPV tipe 6 dan 11 yang menyebabkan kutil di area kelamin. Penyakit ini bisa diobati dengan TCA, antivirus, atau krioterapi, namun bisa kambuh bila pasangan tidak diobati.
Pencegahan terbaik adalah vaksinasi HPV dan pemeriksaan rutin seperti Pap smear. Yuk, Ma, lindungi diri dan keluarga dengan menjaga kesehatan reproduksi sejak dini.


















