Alkohol harus dihindari karena dapat mengganggu perkembangan otak dan organ tubuh janin serta meningkatkan risiko fetal alcohol syndrome.
Daging deli harus dipanaskan hingga matang untuk menghindari risiko kontaminasi bakteri listeria yang berbahaya bagi kesehatan ibu hamil dan janin.
Mengonsumsi ikan dengan kandungan merkuri tinggi, ikan terpapar polutan industri, atau jus perasan segar yang tidak dipasteurisasi dapat membahayakan kesehatan ibu hamil dan janin.
Kehamilan merupakan momen penting yang membutuhkan perhatian ekstra, terutama dalam menjaga pola makan.
Apa yang Mama konsumsi tidak hanya memengaruhi kesehatan tubuh sendiri, tetapi juga tumbuh kembang jabang bayi di dalam kandungan Mama.
Karena itu, penting untuk mengetahui makanan apa saja yang harus dihindari selama masa kehamilan.
Berikut adalah 11 makanan yang perlu dihindari oleh ibu hamil, ulas lengkap bersama Popmama.com di bawah ini!
Alkohol merupakan salah satu zat yang sama sekali tidak dianjurkan selama kehamilan. Tidak ada jumlah konsumsi alkohol yang terbukti aman bagi ibu hamil.
Mengonsumsi alkohol dapat mengganggu perkembangan otak dan organ tubuh janin, serta meningkatkan risiko fetal alcohol syndrome, yang dapat menyebabkan kelainan fisik dan masalah perkembangan.
Daging deli atau daging olahan seperti ham, sosis, dan salami memiliki risiko terkontaminasi bakteri listeria. Bakteri ini berbahaya karena dapat menembus plasenta dan menyebabkan keguguran, infeksi pada janin, atau bahkan keracunan darah yang mengancam nyawa bayi.
Jika Mama ingin tetap mengonsumsi daging deli, pastikan untuk memanaskannya hingga benar-benar matang sebelum dimakan. Proses pemanasan dapat membantu membunuh bakteri berbahaya yang mungkin terdapat dalam daging olahan tersebut.
Beberapa jenis ikan seperti hiu, king mackerel, tilefish, dan swordfish memiliki kandungan merkuri tinggi. Merkuri dapat memengaruhi perkembangan otak janin, sehingga berisiko menyebabkan keterlambatan tumbuh kembang atau gangguan saraf pada bayi.
Meskipun ikan merupakan sumber protein dan omega-3 yang baik, Mama harus berhati-hati dalam memilih jenisnya. Dikutip dari Healthy Life Mom jika ingin mengonsumsi ikan, pilihlah ikan dengan kandungan merkuri rendah seperti salmon, sarden, atau ikan air tawar lainnya, dan konsumsilah dalam jumlah yang wajar
Ikan yang berasal dari perairan tercemar polutan industri, seperti danau atau sungai yang terkontaminasi limbah, harus dihindari. Polutan seperti polychlorinated biphenyl (PCB) dapat masuk ke tubuh ibu hamil dan memengaruhi perkembangan janin.
Risiko dari ikan yang terpapar polutan meliputi gangguan perkembangan otak dan sistem saraf janin. Oleh karena itu, penting untuk memastikan ikan yang Mama konsumsi berasal dari perairan yang bersih dan aman.
Jus perasan segar yang tidak dipasteurisasi berisiko mengandung bakteri seperti salmonella dan E. coli. Kedua bakteri ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan serius dan membahayakan kesehatan ibu hamil serta janin.
Untuk mengurangi risiko tersebut, Mama disarankan memilih jus yang sudah dipasteurisasi. Proses pasteurisasi membantu membunuh bakteri yang berbahaya tanpa mengurangi nutrisi pada jus.
Konsumsi kafein berlebihan dapat meningkatkan risiko keguguran atau bayi lahir dengan berat badan rendah. Kafein juga dapat memengaruhi detak jantung dan sistem saraf janin, karena kandungan ini dapat melewati plasenta.
Untuk mengurangi risiko, Mama disarankan membatasi konsumsi kafein maksimal 200 mg per hari. Pilihan yang lebih aman adalah mengganti minuman berkafein dengan air putih, susu, atau jus yang kaya nutrisi.
Keju lunak seperti Brie, Camembert, dan Feta sering kali dibuat dari susu yang tidak dipasteurisasi, sehingga berisiko mengandung bakteri listeria. Konsumsi keju jenis ini dapat menyebabkan infeksi serius pada ibu hamil dan janin.
Agar aman, pastikan keju yang Mama konsumsi terbuat dari susu yang telah dipasteurisasi. Periksa label pada kemasan untuk memastikan produk tersebut aman untuk ibu hamil.
Kerang mentah seperti tiram atau remis sering kali terkontaminasi bakteri atau virus berbahaya yang dapat menyebabkan keracunan makanan. Bagi ibu hamil, keracunan makanan dapat memengaruhi kesehatan janin dan meningkatkan risiko komplikasi kehamilan.
Sebaiknya, kerang hanya dikonsumsi jika telah dimasak hingga matang sempurna. Proses pemasakan yang baik dapat membunuh bakteri atau virus yang berpotensi berbahaya.
Makanan laut asap seperti lox, kippered, atau nova-style yang disimpan di lemari es berisiko terkontaminasi bakteri listeria. Infeksi listeria pada ibu hamil dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk keguguran atau kelahiran prematur.
Sebagai alternatif, pilihlah makanan laut asap yang telah dipasteurisasi atau disimpan dalam kemasan kaleng. Jenis ini lebih aman untuk dikonsumsi selama kehamilan.
Susu mentah atau yang tidak dipasteurisasi sering kali mengandung bakteri berbahaya seperti listeria. Konsumsi susu yang tidak dipasteurisasi dapat meningkatkan risiko infeksi serius bagi ibu hamil dan janin.
Untuk memastikan keamanan, pilihlah susu yang telah dipasteurisasi. Produk susu pasteurisasi tidak hanya aman, tetapi juga tetap memberikan manfaat nutrisi yang dibutuhkan selama kehamilan.
Telur mentah atau makanan yang mengandung telur mentah, seperti mayones buatan sendiri atau custard, berisiko terkontaminasi bakteri salmonella. Infeksi salmonella dapat menyebabkan diare, muntah, atau demam tinggi yang membahayakan ibu dan janin.
Sebagai alternatif, pilih produk yang menggunakan telur pasteurisasi atau pastikan telur dimasak hingga matang sempurna sebelum dikonsumsi. Hal ini dapat mengurangi risiko infeksi tanpa mengurangi nutrisi dari telur.
Menjaga pola makan selama kehamilan sangat penting untuk mendukung kesehatan Mama dan tumbuh kembang Si Kecil. Dengan ulasan 11 makanan yang perlu dihindari selama masa kehamilan, makanan-makanan berisiko seperti yang disebutkan di atas, Mama dapat meminimalkan risiko komplikasi kehamilan dan memastikan Si Kecil tumbuh dengan sehat.
Jika Mama masih memiliki pertanyaan atau khawatir dengan pola makan selama kehamilan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter, ya!