Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Saran Prof. Tono Jika Ingin Rencanakan Anak Kedua, "Sebaiknya Usia 23 Tahun"

pasangan bersama bayi.jpg
Freepik
Intinya sih...
  • Memahami Risiko Kesehatan yang MeningkatDalam podcast tersebut, Prof. Tono menjelaskan bahwa usia 23 tahun disarankan untuk menghindari risiko kelainan genetik pada janin.
  • Mengetahui Perbedaan Pengaruh Usia PasanganFaktor usia tidak memengaruhi Papa dan Mama dengan cara yang sama, kualitas sperma papa baru mulai menurun saat Papa mencapai usia 40 tahun.
  • Menyiapkan Perencanaan Jangka PanjangPerlu mempertimbangkan kesiapan mental, emosional, finansial, dan aspek kesehatan sebelum dan selama kehamilan.

Merencanakan kehadiran anak kedua tentu menjadi momen yang penuh pertimbangan bagi banyak pasangan. Mama akan merasakan dilema soal kesiapan dan waktu yang tepat. Tahukah Mama, selain kesiapan mental dan finansial, ternyata ada faktor lain yang sangat penting untuk diperhatikan, yaitu usia mama.

Meski sering dianggap sepele, usia ternyata memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan janin dan Mama.

Berdasarkan penjelasan Prof. Tono dalam sebuah podcast di akun YouTube Kasisolusi, Prof. Tono mengungkapkan bahwa usia optimal bagi Mama untuk merencanakan anak kedua adalah di usia 23 tahun.

Di podcast ini, Prof. Tono juga menjelaskan beberapa hal yang bisa Mama pertimbangkan bersama Papa untuk merencanakan kehamilan secara cermat.

Nah, Mama pasti penasaran kan mengenai penjelasan Prof. Tono ini. Berikut, Popmama.com rangkum saran prof. Tono jika ingin rencanakan anak kedua, "sebaiknya usia 23 tahun"

Memahami Risiko Kesehatan yang Meningkat

potret ibu hamil.jpg
Freepik/partystock

Dalam podcast tersebut, Prof. Tono menjelaskan bahwa salah satu alasan utama mengapa usia 23 tahun disarankan adalah untuk menghindari risiko kelainan genetik pada janin.

Prof. Tono mengungkapkan bahwa terdapat sebuah penelitian terbaru di Inggris yang mengungkapkan bahwa usia muda memberikan kondisi kromosom yang lebih stabil dan sehat.

Setelah Mama melewati usia 35 tahun, risiko melahirkan anak dengan down syndrome akan meningkat tajam. Hal ini tentunya berkaitan dengan penurunan kualitas sel telur mama.

Dilansir dari Stanford Medicine Children’s Health, peluang melahirkan anak dengan down syndrome meningkat seiring bertambahnya usia.

Risikonya sekitar 1 dari 1.250 untuk Mama yang hamil di usia 25 tahun dan meningkat menjadi sekitar 1 dari 100 untuk Mama yang hamil di usia 40 tahun.

Mengetahui Perbedaan Pengaruh Usia Pasangan

ilustrasi sel sperma.jpg
Freepik

Tahukah Mama, faktor usia ternyata tidak memengaruhi Papa dan Mama dengan cara yang sama.

Berdasarkan penjelasan Prof. Tono, kualitas sperma papa baru mulai menurun saat Papa mencapai usia 40 tahun. Artinya, Papa akan memiliki jendela kesuburan yang lebih panjang dibandingkan Mama.

Dilansir dari UT Southwestern Medical Center, terdapat sebuah studi pada tahun 2020 yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya pembuahan 30% lebih rendah pada pria berusia di atas 40 tahun dibandingkan pria di bawah usia 30 tahun.

Menyiapkan Perencanaan Jangka Panjang

perempuan hamil cek kesehatan.jpg
Freepik/pressfoto

Perlu Mama ingat bahwa merencanakan anak kedua tidak hanya soal usia, tetapi juga kesiapan mental, emosional, dan finansial.

Meski secara biologis usia 23 tahun adalah waktu yang disarankan, Mama perlu mengingat bahwa setiap keluarga memiliki dinamika yang berbeda.

Penting bagi Mama untuk mempertimbangkan apakah Mama dan Papa sudah siap untuk menambah anggota keluarga. Perencanaan matang akan membantu Mama menghindari tekanan dan stres di kemudian hari.

Selain itu, perencanaan jangka panjang juga mencakup aspek kesehatan. Pastikan Mama dan Papa untuk rutin memeriksakan kondisi kesehatan sebelum dan selama kehamilan. Hal ini untuk membantu Mama dan Papa untuk lebih siap selama proses persiapan kehamilan.

Itu dia, rangkuman dari saran prof. Tono jika ingin rencanakan anak kedua, "sebaiknya usia 23 tahun".

Mama jangan lupa ya, merencanakan kehamilan di usia yang tepat merupakan langkah penting demi kesehatan Mama dan si Kecil.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Onic Metheany
EditorOnic Metheany
Follow Us