Sulit Hamil setelah Anak pertama, Ini 5 Hal yang Perlu Diketahui

Ada banyak kondisi yang menyebabkan seseorang sulit hamil. Salah satunya setelah keguguran, atau saat setelah kehamilan pertama. Inilah yang dinamakan secondary infertility.
Secondary infertility atau infertilitas sekunder bisa terjadi pada siapa saja. Mama yang punya anak pertama dan kemudian sulit untuk punya anak kedua pun masuk dalam kategori ini.
Menurut Direktur Dominion Fertility and Endocrinology di Arlington, Virginia, Michael DiMattina, M.D., kesuksesan kehamilan sebelumnya bukanlah jaminan bahwa kehamilan selanjutnya pun akan berhasil.
Nah, kira-kira apa saja penyebab infertilitas sekunder? Popmama.com melansir dari Todaysparent.com akan mengulasnya untuk Mama.
1. Pengertian secondary infertility

Direktur Canadian Fertility and Andrology Society, Jatson Hitkari mengungkapkan bahwa infertilitas sekunder adalah keadaan di mana kamu pernah mengalami kehamilan sebelumnya dan kemudian kesulitan untuk bisa hamil lagi.
Hal ini berlaku bagi mereka yang keguguran di tengah kehamilan, atau bisa melahirkan dengan selamat.
Menurut National Center for Health Statistic, secondary infertility dialami oleh jutaan perempuan di dunia. Jadi, kalau Mama mengalaminya, kamu tidak sendiri.
Sedangkan berdasarkan studi di tahun 2012, sekitar 9-12% pasangan di dunia yang memiliki anak pertama, mengalami kesulitan di kehamilan kedua.
2. Penyebab infertilitas sekunder

Sebenarnya, penyebab infertilitas sekunder sama dengan kasus ketidaksuburan lainnya. Pada laki-laki, hal ini bisa berarti adanya masalah pada kualitas sperma atau jumlahnya.
Pada perempuan, bisa dikarenakan kondisi medis seperti endometriosis, PCOS, atau masalah tiroid yang tidak ketahuan. Lalu, penyakit tertentu seperti diabetes juga berpengaruh. Terakhir, berat badan yang tidak ideal dan masalah umur juga jadi faktor lainnya.
Hikari melanjutkan, di beberapa kasus, keadaan ini bahkan tidak bisa dijelaskan. Yang berarti, tidak ada masalah yang bisa ditemukan untuk mencari penyebab kenapa seseorang sulit mendapatkan anak kedua.
3. Ciri-ciri yang harus diperhatikan

Banyak yang tidak sadar bahwa dirinya mengalami infertilitas sekunder. Agar bisa jadi perhatian, ada beberapa ciri yang bisa dilihat.
Pertama, kesulitan hamil secara alami dalam durasi setahun. Lalu, terjadi perubahan siklus menstruasi dan sakit saat berhubungan seksual bisa jadi tanda namun bukanlah sesuatu yang bisa benar-benar berkaitan.
Pada laki-laki, biasanya ada masalah dengan testikel atau prostat. Dokter akan menyarankan untuk melakukan beberapa tes agar bisa mengetahui akar masalahnya.
Saat mengalami kendala di atas, jangan ragu untuk meminta bantuan profesional, ya!
4. Apa yang bisa dilakukan saat mengalami ini?

Setelah hasil tes keluar, dokter akan menyarankan langkah lanjutan yang akan dipilih sesuai dengan hasil tesnya. Bagaimanapun, dokter akan menyarankan cara-cara yang lebih konservatif, dan memberikan pilihan IVF sebagai opsi terakhir.
Solusi yang akan diberikan biasanya akan berhubungan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat dan seimbang. Lalu, memberikan obat dan suplemen yang bisa memicu ovulasi dan kesehatan sperma.
Bahkan, jika diperlukan, Hitkari melanjutkan, bisa dilakukan beberapa operasi ringan yang bisa membantu menyelesaikan masalah pada secondary infertility.
5. Cara menghadapi emosi saat menghadapi secondary infertility

Saat mengalami hal ini, banyak orangtua yang merasa tertekan dan putus asa karena ingin sekali memiliki anak. Banyak perempuan yang merasa bersalah karena mengalami hal ini.
Ada yang merasa kegagalan di kehamilan pertama (jika keguguran) adalah salahnya. Ada juga yang merasa bahwa gaya hidup dan asupan yang diambilnya selama ini memengaruhi keadaannya dan ia merasa bersalah akan itu.
Tentu banyak perasaan yang akan dialami namun yang pasti Mama bisa mengetahui lebih dahulu akar masalahnya, apa yang membuatmu merasa seperti itu. Jika menyesali hal yang sudah lalu, hentikan segera karena itu tidak akan mengubah masa depan.
Daripada terjebak di masa lalu, lebih baik buat rencana sebaik-baiknya untuk menyambut masa depan.
Tidak ada yang mau mengalami infertilitas sekunder, dan tidak ada yang benar-benar tahu alasannya kenapa. Bersabarlah dan jangan mudah menyerah. Setelah badai pasti ada pelangi. Bisa yuk, Ma!



















