Begini Proses Kuret Janin yang Meninggal

Tindakan kuret dilakukan guna mencegah timbulnya masalah kesehatan setelah keguguran

17 Januari 2024

Begini Proses Kuret Janin Meninggal
Pexels/Vidal Balielo Jr.

Biasanya seorang perempuan yang mengalami keguguran akan mendapatkan penanganan lebih lanjut oleh dokter. Salah satunya adalah dengan melakukan kuret supaya rahim menjadi bersih dari jaringan janin yang gagal berkembang.

Dokter melakukan tindakan kuret guna mencegah timbulnya masalah kesehatan lainnya setelah keguguran. Selain itu, dokter juga harus mengobati rahim sehingga tidak terjadi pendarahan hebat dan infeksi.

Bila Mama harus menjalani kuret, Mama mungkin akan mencari tahu bagaimana prosesnya. Pada ulasan kali ini, Popmama.com akan membahas tentang proses kuret janin meninggal.

Apa Itu Kuret?

Apa Itu Kuret
Pexels/ Anna Shvets

Kuret atau kuretase adalah prosedur untuk mengeluarkan jaringan dari dalam rahim. Biasanya kuret diawali dengan dilatasi. Dilatasi adalah tindakan untuk melebarkan leher rahim (serviks).

Kuret dapat dilakukan untuk mendiagnosis atau menangani kondisi tertentu. Salah satunya adalah mengeluarkan sisa jaringan yang tertinggal di dalam rahim pada perempuan yang keguguran untuk mencegah infeksi dan perdarahan.

Proses Kuret pada Perempuan yang Mengalami Keguguran

Proses Kuret Perempuan Mengalami Keguguran
Freepik/stefamerpik
Hanya ilustrasi

Sebelum menjalani proses kuret, dokter atau perawat akan menanyakan kondisi dan riwayat kesehatan Mama yang mengalami keguguran.

Pastikan juga bahwa dokter mengetahui jenis alergi yang Mama miliki (jika ada), serta mengetahui apakah Mama sedang mengonsumsi obat pengencer darah atau memiliki riwayat kelainan darah.

Lalu, Mama akan menjalani proses kuret seperti di bawah ini:

  • Dokter biasanya akan meminta Mama untuk puasa selama 6-8 jam sebelum tindakan kuret dilakukan. 
  • Pada saat proses kuret, Mama akan diminta berbaring dengan posisi kedua kaki terbuka. Umumnya sebelum proses kuret dimulai, pasien akan dibius agar tidak merasakan sakit.
  • Setelah dibius, dokter akan memasukkan spekulum ke dalam vagina dan membersihkan leher rahim menggunakan antiseptik. 
  • Proses yang akan terjadi selanjutnya adalah dilatasi. Ini adalah proses pelebaran leher rahim menggunakan obat atau dengan menempatkan alat bernama laminaria yang akan menyerap cairan pada leher rahim dan mengembang, sehingga dapat melebarkan leher rahim untuk mempermudah proses kuret.
  • Setelah proses dilatasi selesai, tibalah pada proses kuret. Pada tahap ini, lapisan dan isi rahim Mama akan diangkat dengan alat tipis seperti sendok atau yang biasa dikenal sebagai kuret. Prosedur ini dilakukan oleh dokter kandungan dan pada umumnya memakan waktu kurang lebih 10-15 menit.
  • Setelah semua prosedur selesai dilakukan, maka kondisi Mama akan dimonitor selama beberapa jam ke depan. Dokter harus memastikan bahwa pasien sudah pulih sepenuhnya dari obat bius serta mendeteksi apakah ada komplikasi seperti perdarahan hebat. 

Pemulihan setelah Kuret

Pemulihan setelah Kuret
Pexels/Andrea Piacquadio

Setelah kuret, rahim memerlukan waktu untuk kembali membentuk kembali jaringan endometrium yang normal. Hal ini mungkin mengakibatkan jadwal menstruasi Mama akan mundur atau terlambat. Mama juga dapat merasakan beberapa gejala berikut usai menjalani kuret:

  • kram di daerah panggul,
  • munculnya bercak darah atau perdarahan ringan dari vagina,
  • pusing, mual, muntah, dan tenggorokan kering setelah tindakan, terutama pada Mama mendapatkan bius total saat prosedur kuret dilakukan.

Mengetahui ada beberapa risiko atau dampak dari prosedur kuret, maka penting bagi Mama untuk mengetahui cara memulihkan diri dengan tepat setelah melakukan tindakan kuret.

Meskipun pada umumnya Mama sudah dapat beraktivitas setelah 1 sampai 2 hari setelah dikuret. 

Namun, beberapa pasien akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk pulih setelah dikuret. 

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh Mama agar cepat pulih setelah melakukan prosedur kuret, yaitu:

  • Selama dua minggu atau sampai leher rahim kembali ke ukuran normal, sebaiknya Mama tidak melakukan hubungan seksual dengan papa terlebih dahulu. Pasalnya, berhubungan seks setelah menjalani kuret biasanya dapat menyebabkan rahim mudah terinfeksi.
  • Menggunakan pembalut untuk mengurangi perdarahan. Penggunaan tampon dan pembersihan vagina wajib dihindari, setidaknya selama dua minggu setelah menjalani prosedur kuret.
  • Jangan melakukan aktivitas berat atau pun mengangkat beban berat setelah melakukan proses kuret.
  • Melakukan kontrol secara rutin ke dokter untuk memastikan bahwa rahim kembali ke ukuran normal dan memastikan tidak terjadi infeksi pada leher rahim.
  • Sebelum menjalani prosedur kuret, Mama perlu berkonsultasi ke dokter kandungan terlebih dahulu. Dengan begitu, dokter akan mencari tahu penyebab keluhan dan gangguan, untuk menentukan apakah diperlukan tindakan kuret atau tidak.

Sekarang Mama sudah mengetahui tentang proses kuret janin yang meninggal. Diskusikan dengan dokter apakah Mama membutuhkan prosedur ini.

Semoga informasi ini bermanfaat, Ma.

Baca juga:

 

 

 

The Latest