16 Tanda Awal Kehamilan yang Sangat Dini, Wajib Diketahui!

- Payudara terasa nyeri dan sensitif karena perubahan hormon
- Kram, nyeri punggung, atau bercak darah bisa menjadi tanda awal kehamilan
- Kelelahan, perut kembung, dan sering buang air kecil juga merupakan gejala awal kehamilan
Kehamilan merupakan momen penting yang penuh kejutan dalam kehidupan perempuan. Kabar kehamilan selalu datang dengan rasa haru dan bahagia. Namun, tidak sedikit juga yang merasa bingung, kaget, atau bahkan tidak menyadari bahwa dirinya sedang hamil. Padahal, tubuh sudah mulai memberikan sinyal-sinyal halus sebagai tanda kehadiran si Kecil di dalam rahim.
Perubahan hormonal dan fisik yang terjadi pada awal kehamilan bisa terasa membingungkan. Mama mungkin akan menyalahartikan tanda-tanda tersebut sebagai gejala masuk angin atau kelelahan. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui tanda-tanda awal kehamilan agar tidak terlewatkan.
Berikut, Popmama.com rangkum 16 tanda awal kehamilan yang sangat dini, wajib diketahui!
1. Payudara terasa nyeri dan sensitif

Diawal kehamilan, payudara akan terasa nyeri dan sensitif akibat terjadinya perubahan hormon. Ini merupakan respons alami tubuh yang sedang mempersiapkan jaringan payudara untuk menyusui. Payudara mama akan terasa sangat nyeri sejak satu atau dua minggu setelah pembuahan. Meningkatnya jumlah hormon ini membuat payudara membengkak karena menahan lebih banyak cairan, sehingga akan terasa lebih berat dan sensitif.
Dilansir dari Mayo Clinic, pada awal kehamilan, perubahan hormon dapat membuat payudara mama terasa sensitif dan nyeri. Rasa tidak nyaman ini akan mulai berkurang setelah beberapa minggu karena tubuh mama sudah menyesuaikan diri dengan perubahan hormon.
2. Kram, nyeri punggung, atau rasa tidak nyaman di panggul

Saat Mama merasakan tanda kedua ini, seringkali akan menyalahartikan sebagai gejala PMS. Padahal, jika sedang hamil, tanda kedua ini menandakan terjadinya perubahan hormon dan pertumbuhan rahim. Biasanya, Mama akan mengalami kram ringan di bagian perut bawah atau punggung.
Dilansir dari Parents, terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa kram setelah pembuahan dapat dipicu oleh implantasi, ketika sel telur yang telah dibuahi menempel pada dinding rahim. Rahim mama mungkin juga mulai meregang untuk mempersiapkan selama sembilan bulan ke depan.
3. Bercak darah (Implantation Bleeding)

Sel telur yang telah dibuahi akan menempel pada lapisan rahim sekitar 6-12 hari setelah pembuahan. Mama kemungkinan akan mengalami bercak darah pada vagina selama proses ini.
Perlu diketahui, berbeda dari menstruasi, bercak ini biasanya hanya muncul sebentar dan tidak deras. Selain itu, bercak ini akan berwarna cokelat atau merah muda.
Dilansir dari Healthline, Implantation bleeding biasanya terjadi dalam beberapa hari setelah pembuahan, saat embrio menempel pada dinding rahim. Jenis pendarahan ini umum terjadi dan dapat terjadi pada 25% perempuan hamil.
4. Kelelahan

Selama awal kehamilan, tubuh mama akan bekerja lebih keras untuk mendukung pertumbuhan janin. Setelah pembuahan, tubuh mama akan memproduksi hormon progesteron lebih banyak. Hal ini akan mempengaruhi energi mama dan membuat cepat lelah. Selain itu, jantung juga memompa lebih cepat karena harus mengirimkan oksigen ekstra ke dalam rahim.
Dilansir dari John Hopkins Medicine, kelelahan pada trimester pertama umum terjadi dan akan segera terlupakan. Mama disarankan untuk mencoba mengubah kebiasaan tidur dengan cara tidur lebih awal atau tidur sebentar di siang hari. Selain itu, Mama harus tetap memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan setiap harinya.
5. Area sekitar puting menggelap

Salah satu tanda yang dapat dilihat adalah area sekitar puting yang menjadi lebih gelap. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan melanin akibat hormon kehamilan.
Dilansir dari Roswell Obgyn, areola (area sekitar puting) akan tampak lebih besar dan lebih berpigmen, terkadang dengan kelenjar kecil yang menjadi lebih menonjol. Perubahan ini terjadi karena pengaruh hormonal pada pigmentasi kulit dan aktivitas kelenjar. Selain itu, areola yang menghitam ini memiliki fungsi untuk membantu mengarahkan pelekatan bayi setelah lahir.
6. Rasa mual yang muncul

Setelah dua minggu pembuahan, kamu akan mulai merasa mual. Mual ini bisa terjadi kapan saja. Meski terasa tidak nyaman, ini adalah tanda umum kehamilan yang dialami banyak wanita, terutama di trimester pertama.
Rasa mual ini bisa terjadi karena meningkatnya hormon progesteron. Hormon ini menyebabkan proses pencernaan melambat. Karena lambung tidak kosong secepat biasanya, lambung akan berusaha mengeluarkan isi perut ke dalam usus atau keluar melalui mulut. Hal ini yang dapat membuat mama merasa mual.
Dilansir dari Cleveland Clinic, sekitar 70% wanita akan mengalami morning sickness. Meskipun dinamakan morning sickness, mual dan muntah dapat terjadi kapan saja. Mama dapat menerapkan perubahan pada pola makan dan gaya hidup yang lebih sehat untuk membantu meredakan rasa mual.
7. Perut kembung

Meningkatnya hormon progesteron yang memperlambat proses pencernaan dapat membuat perut mama terasa lebih kembung atau buncit dari biasanya. Hal ini biasanya juga terjadi menjelang menstruasi.
Dilansir dari Brown Health University, untuk mengatasi permasalahan ini, kamu dapat membuat perubahan dengan menganut pola hidup sehat. Mama dapat mulai mengonsumsi makanan yang sehat dan meningkatkan jumlah cairan harian. Selain itu, kamu juga dapat berolahraga secara teratur untuk meningkatkan sirkulasi darah dan membawa oksigen untuk masuk ke dalam tubuh.
8. Sering buang air kecil

Selama awal kehamilan, akan terjadi peningkatan frekuensi buang air kecil. Hal ini terjadi karena rahim yang membengkak akan memberikan tekanan pada kandung kemih mama. Selain itu, tubuh mama akan memproduksi lebih banyak aliran darah ekstra ke ginjal, sehingga ginjal juga akan memproduksi lebih banyak urin.
Meskipun frekuensi buang air kecil meningkat, Mama tidak boleh mengurangi asupan cairan. Hal ini disebabkan karena membutuhkan cairan ekstra untuk mengisi bahan bakar volume darah yang akan terus meningkat dan dibutuhkan untuk mendukung kehamilan mama.
Dilansir dari Healthcore Clinic, gejala sering buang air kecil dimulai dua hingga tiga minggu setelah pembuahan. Untuk mengatasi seringnya buang air kecil, kamu dapat tetap terhidrasi dan merencanakan asupan cairan harian.
9. Ngidam dan menjadi tidak suka makanan tertentu

Perubahan hormon yang terjadi dapat membuat kamu mengidam atau menjadi tidak suka terhadap makanan tertentu. Hal ini merupakan hal yang umum terjadi selama kehamilan. Mama akan merasa lebih sensitif terhadap bau atau rasa tertentu. Selain itu, makanan yang biasanya disukai bisa tiba-tiba membuat kamu merasa jijik.
Dilansir dari Northwestern Medicine, jika kamu mengidam sesuatu makanan yang kurang bernutrisi, tidak perlu menghindari atau mengabaikan keinginan tersebut. Mama masih bisa memakan makanan yang diinginkan dengan memilih alternatif yang lebih sehat. Sebagai contoh, jika ingin makan cokelat, mama dapat mengonsumsi cokelat hitam dalam porsi kecil.
10. Sakit kepala

Sakit kepala merupakan salah satu tanda yang akan dirasakan. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan volume darah yang bisa menyebabkan gejala sakit kepala yang ringan. Mama akan mulai merasa lelah dan merasa tekanan di kepala. Gejala ini juga biasanya muncul jika memiliki anemia atau kekurangan cairan.
Dilansir dari NHS UK, sakit kepala merupakan hal umum yang akan terjadi dan akan segera membaik seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Tetapi, jika merasakan sakit kepala yang cukup parah bersamaan dengan penglihatan yang kabur, rasa nyeri, dan mual, dapat berkonsultasi dengan dokter untuk diperiksa lebih lanjut.
11. Sembelit

Lambatnya proses pencernaan akibat hormon progesteron ini juga menyebabkan akan mengalami sembelit. Gejala ini mungkin akan semakin parah seiring dengan perkembangan kehamilan mama. Mama dapat bergerak secara aktif, minum banyak cairan, dan mengonsumsi makanan berserat tinggi untuk membantu mengatasi sembelit selama kehamilan.
Dilansir dari American Pregnant Association, sembelit selama kehamilan bukan hal yang serius. Tetapi, jika mengalami sembelit parah yang disertai nyeri perut, diare, atau mengeluarkan lendir dan darah, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter.
12. Perubahan suasana hati

Produksi hormon akan semakin meningkat selama kehamilan. Perubahan hormon ini dapat memicu perubahan suasana hati mama. Mama akan mengalami emosi yang naik turun, bahagia ke sedih atau marah secara tiba-tiba. Hal ini biasanya terjadi seiring meningkatnya kadar hormon hCG.
Dilansir dari The Mother Baby Center, kehamilan sering kali mengubah hormon estrogen dan progesteron mama. Hormon-hormon ini akan mempengaruhi kadar serotonin dan dopamin yang mengatur suasana hati. Akibatnya, kamu mungkin mengalami perubahan suasana hati selama kehamilan, peningkatan kepekaan, atau bahkan peningkatan emosi seperti kegembiraan atau kecemasan.
13. Suhu basal tubuh tetap tinggi

Untuk mengetahui kehamilan, dapat mengukur suhu tubuh mama di pagi hari. Dengan mengukur suhu basal tubuh, dapat membantu menunjukkan bahwa telah berovulasi atau tidak. Suhu akan meningkat setengah derajat saat sel telur dilepaskan, dan tetap tinggi hingga mengalami menstruasi. Jika suhunya tetap tinggi lebih dari 14 hari setelah ovulasi, ini bisa menjadi indikator bahwa akan segera hamil.
Dilansir dari National Library of Medicine, suhu basal tubuh yang terus meningkat dapat memberikan data yang paling akurat mengenai kehamilan. Selama minggu pertama periode menstruasi yang terlewat, kegagalan suhu untuk turun mengindikasikan kemungkinan kehamilan.
14. Hidung berdarah, tersumbat, dan postnasal drip

Ketiga tanda ini cukup umum terjadi di awal kehamilan. Meningkatnya volume darah memberikan lebih banyak tekanan pada pembuluh darah, sehingga lebih mudah membuat hidung menjadi berdarah. Selain itu, hormon juga menjadi salah satu penyebab, khususnya hormon estrogen. Hormon ini dapat membuat pembuluh darah melebar, yang menyebabkan pembengkakan selaput lendir di hidung mama.
Dilansir dari UT Southwestern Medical Center, satu dari lima pasien akan mengalami mimisan selama kehamilan. Tidak mungkin bagi mama dapat mencegah terjadinya semua mimisan. Tetapi, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari iritasi terhadap pembuluh darah. Mama dapat melembabkan bagian dalam hidung, meminum banyak cairan, dan mengobati pilek ataupun alergi.
15. Munculnya jerawat

Perubahan hormon bisa menyebabkan kulit menjadi berminyak dan berjerawat. Jika mendadak mengalami breakout, ini bisa jadi tanda awal kehamilan. Jika ingin mengobati jerawat yang bermunculan, mama harus berhati-hati dalam memilih obat jerawat. Hal ini dikarenakan tidak semua obat jerawat aman untuk ibu hamil.
Dilansir dari Houston Methodist Leading Medicine, jerawat kehamilan akan paling menonjol selama trimester ketiga, yang merupakan saat aktivitas kelenjar sebasea kulit mencapai puncaknya. Mama tidak perlu khawatir, jerawat ini dapat segera hilang beberapa minggu setelah melahirkan.
16. Terjadinya keputihan

Pada awal kehamilan, serviks akan membentuk sumbat lendir untuk menyumbat lubang serviks dan membantu melindungi bayi dari infeksi. Mama akan melihat peningkatan sekresi vagina, yaitu cairan putih yang disebut keputihan. Selama keputihan tidak disertai gatal atau berbau, kondisi mama masih tergolong normal.
Dilansir dari Virtua Health, saat hamil, perubahan hormon aman berubah lebih signifikan. Hal ini dapat menyebabkan beberapa variasi normal pada keputihan. Jika cairan yang keluar berwarna putih, ini tidak berbahaya. Tetapi, jika cairan yang keluar berwarna merah, coklat, kuning, atau hijau, mama disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter.
Itu dia, 16 tanda awal kehamilan yang sangat dini, wajib diketahui! Jangan lupa perhatikan gejala yang muncul, ya, Ma!