Batas Konsumsi Kafein bagi Ibu Hamil, Ketahui agar Tetap Aman

Bagi banyak orang, secangkir kopi di pagi hari atau teh di sore hari sudah menjadi bagian dari rutinitas harian. Namun, bagi ibu hamil, tak sedikit yang bertanya-tanya mengenai apakah konsumsi kafein tetap aman selama kehamilan.
Kafein memang dikenal dapat memberikan energi dan meningkatkan fokus. Namun, di sisi lain, konsumsi kafein berlebihan selama kehamilan dapat berdampak pada kesehatan ibu dan janin.
Oleh karena itu, alangkah baiknya jika ibu hamil mengurangi minuman dan camilan yang mengandung kafein. Lantas, berapa batas konsumsi kafein yang dianjurkan bagi ibu hamil?
Berikut Popmama.com rangkum informasi mengenai batas konsumsi kafein bagi ibu hamil, dilansir dari berbagai sumber.
1. Berapa batas konsumsi kafein bagi ibu hamil?
Dilansir dari Pregnancy Birth & Baby, jumlah maksimal kafein selama kehamilan dan menyusui adalah 200 mg (miligram) per hari (secara total).
Begitu juga dilansir dari Health Pulse, para ahli medis secara umum sepakat bahwa asupan kafein bagi ibu hamil tidak boleh melebihi 200 mg per hari.
Penting untuk dicatat bahwa kadar kafein dapat bervariasi secara signifikan antar minuman, bahkan dalam jenis minuman yang sama.
Sebagai gambaran, 200 mg setara dengan minuman berikut:
Kopi: Secangkir kopi rata-rata mengandung sekitar 95 mg kafein (tergantung pada metode penyeduhan dan jenis biji kopi yang digunakan).
Teh: Teh hitam mengandung sekitar 30-48 mg kafein per cangkir, sedangkan teh hijau mengandung sekitar 20-45 mg.
Minuman bersoda: Beberapa minuman bersoda mengandung sekitar 23-35 mg kafein dalam satu kaleng.
Minuman energi: Kandungan kafein dalam minuman energi bervariasi, dengan beberapa jenis bahkan melebihi 200 mg per sajian.
Cokelat: dark chocolate mengandung sekitar 12 mg kafein.
Sebaiknya, selalu periksa label produk untuk mengetahui jumlah kafein yang terkandung secara pasti.
2. Risiko dan dampak negatif konsumsi kafein berlebihan saat hamil

British Medical Journal menyebutkan adanya peningkatan risiko keguguran, lahir mati, berat badan lahir rendah, serta leukemia akut pada anak. Hal ini menunjukkan bahwa sebaiknya ibu hamil tidak mengonsumsi kafein sama sekali.
Pasalnya, kafein dapat masuk ke dalam plasenta dan ASI, sehingga dapat memengaruhi kondisi bayi, baik selama kehamilan maupun setelah lahir. Konsumsi kafein yang berlebihan juga dapat memengaruhi kesuburan.
Berikut adalah risiko dan dampak negatif konsumsi kafein berlebihan saat hamil:
- Meningkatkan tekanan darah dan detak jantung
Kafein dapat meningkatkan detak jantung dan tekanan darah. Efek ini ditambah dengan pengaruhnya terhadap enzim yang memperkuat kontraksi jantung, sehingga dapat menimbulkan risiko bagi janin dan ibu, serta berpotensi menyebabkan preeklamsia.
- Menyebabkan gangguan pencernaan
Kafein dapat memicu gangguan pencernaan dan nyeri ulu hati (gastroesophageal reflux disorder/GERD) selama kehamilan. Kondisi ini kemudian dapat memperburuk ketidaknyamanan yang sudah ada.
- Menimbulkan rasa gelisah
Tak sedikit ibu hamil yang melaporkan merasa gelisah atau cemas setelah mengonsumsi kafein. Kondisi ini kemudian bisa menjadi perasaan tidak nyaman selama kehamilan.
- Mengganggu tidur
Efek stimulan dari kafein dapat menghambat kualitas tidur. Padahal, tidur yang cukup sangat penting bagi kesehatan ibu dan perkembangan janin.
- Meningkatkan risiko keguguran
Beberapa laporan menunjukkan bahwa konsumsi kafein dalam jumlah tinggi, terutama pada trimester pertama, dapat meningkatkan risiko keguguran.
- Berat badan lahir rendah
Asupan kafein yang tinggi, terutama pada trimester ketiga, telah dikaitkan dengan berat badan lahir rendah dalam beberapa studi. Bayi dengan berat badan lahir rendah lebih rentan terhadap masalah kesehatan di awal kehidupannya.
3. Apa saja alternatif pengganti kafein?

Mengurangi atau mengganti kafein dengan alternatif lain dapat membantu mengurangi risiko kehamilan yang telah disebutkan sebelumnya.
Ada berbagai pilihan minuman bebas kafein yang tidak hanya aman, tetapi juga memberikan manfaat tambahan bagi tubuh. Beberapa di antaranya adalah:
- Teh herbal
Banyak jenis teh herbal yang tidak mengandung kafein dan aman dikonsumsi selama kehamilan. Selain memiliki beragam rasa, teh herbal juga dapat memberikan manfaat kesehatan tertentu.
- Kopi tanpa kafein atau kopi decaf
Jika sulit menghilangkan kebiasaan minum kopi, versi tanpa kafein bisa menjadi pilihan karena mengandung kafein dalam jumlah yang jauh lebih rendah.
- Infused water
Menambahkan potongan buah ke dalam air dapat menciptakan minuman segar dan bernutrisi tanpa perlu kafein.
- Susu
Segelas susu hangat dapat memberikan efek menenangkan, terutama jika dikonsumsi sebelum tidur.
4. Obat apa saja yang mengandung kafein?

Beberapa obat resep maupun obat bebas mengandung kafein sebagai salah satu kandungannya.
Umumnya, kafein ditemukan di dalam obat untuk batuk dan pilek, serta obat pereda sakit kepala. Kafein sering digunakan dalam obat-obatan ini karena sifatnya yang dapat meningkatkan efek pereda nyeri dan membantu mengurangi rasa lelah.
Ibu hamil sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter atau apoteker sebelum mengonsumsi obat atau suplemen apa pun.
Hal ini penting untuk memastikan bahwa obat yang dikonsumsi aman bagi ibu dan bayi, serta menghindari efek samping yang tidak diinginkan akibat paparan kafein berlebihan.
5. Apakah Sebaiknya Menghindari Kafein Sepenuhnya?

Menghindari kafein sepenuhnya adalah pilihan paling aman bagi ibu hamil. Meskipun batas konsumsi maksimal adalah 200 mg per hari, setiap tubuh merespons kafein secara berbeda.
Oleh karena itu, jika memungkinkan, sebaiknya ibu hamil tidak mengonsumsi kafein sama sekali untuk menghindari potensi risiko terhadap kesehatan janin.
Namun, jika sulit untuk sepenuhnya menghilangkan kafein, penting untuk mengkonsultasikan hal ini dengan dokter. Dokter atau bidan dapat memberikan saran terbaik sesuai dengan kondisi kesehatan mama dan janin.
Demikian rangkuman mengenai batas konsumsi kafein bagi ibu hamil. Kafein memang dapat memberikan energi dan meningkatkan fokus, tetapi bagi ibu hamil, penting untuk membatasi konsumsi demi kesehatan janin.
Semoga menjawab, ya, Ma!