Benarkah Naik Pesawat saat Hamil Bisa Menyebabkan Kontraksi?

Kehamilan mengubah banyak hal dalam kehidupan sehari-hari Mama—mulai dari pola makan dan rutinitas olahraga hingga posisi tidur favorit. Wajar saja jika Mama bertanya-tanya apakah kehamilan juga mengubah cara dan tempat dapat bepergian.
Jadi, hal pertama yang harus Mama ketahui adalah bolehkah bepergian dengan pesawat saat hamil? Dan, jika ya, apakah aman selama kehamilan atau hanya selama trimester tertentu? Benarkah naik pesawat saat hamil bisa menyebabkan kontraksi?
Nah, untuk mengetahui jawabannya, yuk, simak dulu ulasan Popmama.com berikut ini, Ma.

Bolehkah Bepergian dengan Pesawat saat Hamil?
Selama kehamilan tidak mengalami komplikasi, ibu hamil dapat terbang dengan aman. Namun, seberapa lanjut usia kehamilan dan seberapa jauh Mama dapat terbang akan bergantung pada kondisi Mama, ya.
Oleh karena itu, diskusikan dulu dengan dokter sebelum melakukan perjalanan dengan pesawat. Mama juga perlu memeriksa aturan dari jasa penerbangan yang Mama gunakan.

Apakah Naik Pesawat saat Hamil Bisa Menyebabkan Kontraksi?
Dilansir dari unggahan dr. Keven Tali Sp.OG di laman Instagram pribadinya @keventali, perubahan tekanan di dalam pesawat tidak menyebabkan kontraksi. Selain itu, di dalam rahim ada selaput ketuban dan cairan yang melindungi janin dari perubahan tekanan.
Namun bila ibu hamil merasakan kontraksi, itu mungkin disebabkan oleh hal lain, misalnya terlalu lelah karena perjalanan panjang, habis begadang, kurang makan dan kurang minum.

Kapan Mama Tidak Boleh Naik Pesawat saat Hamil?
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), sebagian besar keadaan darurat selama kehamilan terjadi pada trimester pertama atau ketiga. Jadi bepergian selama trimester kedua mungkin merupakan pilihan yang paling aman.
Namun, ada beberapa keadaan yang dapat menghalangi perjalanan atau membuatnya lebih sulit, terutama jika Mama memiliki kehamilan berisiko tinggi. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, ini termasuk:
Keguguran sebelumnya atau kehamilan ektopik,
Riwayat infertilitas,
Solusio plasenta, plasenta previa atau kelainan plasenta lainnya,
Iritabilitas uterus atau serviks yang tidak kompeten,
Kehamilan kembar atau kelipatan,
Riwayat persalinan prematur atau pecahnya ketuban prematur,
Pendarahan vagina selama kehamilan,
Riwayat preeklamsia, diabetes gestasional atau pembekuan darah,
Pembatasan pertumbuhan janin,
Anemia berat,
Sebelum memesan tiket pesawat sangat penting untuk mendiskusikan situasi spesifik Mama dengan dokter. Dokter dapat memberikan saran yang dipersonalisasi berdasarkan riwayat medis Mama.

Seberapa Lanjut Usia Kehamilan agar Mama Dapat Naik Pesawat?
Menurut ACOG, kebanyakan ibu hamil dapat terbang di dalam negeri hingga 36 minggu. Namun, tergantung pada kondisi kehamilan Mama, seperti preeklamsia, diabetes gestasional atau riwayat persalinan prematur. Dokter mungkin menyarankan untuk menghindari perjalanan udara lebih awal.
Ada pertimbangan lain juga. Misalnya ibu hamil disarankan untuk tidak terbang setelah 20 hingga 24 minggu pada kehamilan kembar tiga. Penting untuk mempertimbangkan risiko persalinan prematur dan ketersediaan perawatan medis di tempat tujuan Mama saat membuat keputusan untuk terbang.
Diskusikan rencana perjalanan Mama dengan dokter untuk menentukan apakah aman bagi Mama untuk bepergian.
Untuk penerbangan internasional, batas waktu untuk terbang saat hamil mungkin lebih awal—sekitar 28 minggu. Namun, itu sangat tergantung. Dokter lain menyarankan untuk menghindari perjalanan udara internasional antara 32 hingga 34 minggu. Sekali lagi, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter.
Mama juga perlu memeriksa persyaratan masuk tujuan. Beberapa negara mungkin memiliki batasan atau memerlukan dokumentasi tambahan untuk pelancong hamil. Beberapa maskapai penerbangan mungkin juga memiliki batasan tentang terbang saat hamil, jadi sebelum Mama memesan perjalanan, tanyakan kepada agen tiket atau perwakilan maskapai penerbangan tentang batasan tersebut. Dan jangan lupa untuk mempertimbangkan seberapa jauh kehamilan Mama saat tiba waktunya untuk naik pesawat pulang.

Tips Naik Pesawat saat Hamil Berdasarkan Trimester
Setelah Mama berbicara dengan dokter kandungan dan memesan perjalanan, Mama mungkin bertanya-tanya tips apa yang perlu diketahui untuk terbang saat hamil. Di bawah ini, para ahli berbagi beberapa hal yang perlu diingat:
Tetap terhidrasi: Perjalanan udara memiliki efek dehidrasi pada tubuh karena sangat sedikit uap air dalam sirkulasi udara kabin. Ketika tubuh ibu hamil mengalami dehidrasi, darah mengental sehingga meningkatkan risiko pembekuan darah. Karena kehamilan sudah merupakan kondisi di mana darah mengental, dehidrasi semakin meningkatkan risiko pembekuan darah saat hamil. Penting untuk memastikan ibu hamil tetap mencukupi kebutuhan cairan saat terbang selama kehamilan. Minuman terbaik untuk diminum saat bepergian adalah air. Ibu hamil disarankan untuk membawa satu liter air di tas jinjing.
Bergerak di sekitar kabin pesawat: ACOG menyarankan untuk memesan kursi lorong untuk memastikan ibu hamil dapat dengan mudah berdiri dan melakukan peregangan selama penerbangan. Melakukan hal itu juga akan membantu sirkulasi darah selama perjalanan Mama dan mengurangi risiko pembengkakan dan, yang lebih serius, pembekuan darah atau trombosis vena dalam. Ibu hamil dapat bangun dan berjalan-jalan setiap 45 menit atau lebih. Cara lain untuk membantu sirkulasi darah dan pembengkakan termasuk melakukan latihan pergelangan kaki, meninggikan kaki, mengenakan pakaian yang nyaman, dan mengenakan kaus kaki kompresi bertekanan sedang.
Selalu kenakan sabuk pengaman: Meskipun pilot mematikan tanda sabun pengaman, ACOG mencatat bahwa turbulensi dapat terjadi secara tiba-tiba dan cepat. Karena alasan ini, organisasi tersebut menyarankan untuk selalu mengenakan sabuk pengaman saat duduk, memastikan sabuk terpasang dengan benar di bawah perut dan di pinggul.
Tetap ikuti perkembangan vaksin: Ibu hamil disarankan untuk mendapatkan vaksin COVID dan flu sebelum bepergian. Selain itu, hindari paparan kuman dengan membawa pembersih tangan dan tisu antibakteri untuk membersihkan permukaan umum, seperti meja baki, remote TV, dan sandaran tangan. Ibu hamil juga disarankan untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebisa mungkin, mengikuti praktik kebersihan umum, dan mengenakan masker.
Bawalah camilan sehat: Camilan bandara tidak hanya terkenal mahal, tetapi juga mungkin tidak memenuhi semua kebutuhan nutrisi yang Mama butuhkan selama kehamilan. Untuk camilan sehat di pesawat, ibu hamil dapat mengemas protein bar, kacang-kacangan, campuran makanan ringan, buah, yoghurt, selai kacang, dan granola bar di tas jinjing. ACOG juga menyarankan untuk menghindari camilan dan minuman yang menghasilkan gas, karena gas dapat mengembang di ketinggian dan membuat Mama tidak nyaman.
Beri tahu maskapai penerbangan: Cara lain untuk memastikan Mama memiliki penerbangan yang nyaman selama kehamilan adalah dengan memberi tahu maskapai penerbangan bahwa Mama sedang hamil saat pertama kali memesan tiket. Mereka mungkin dapat memberikan bantuan atau akomodasi tambahan jika diperlukan. Yang terpenting, dengarkan kebutuhan tubuh selama penerbangan.
Pada akhirnya, terbang saat hamil tidak harus mustahil atau bahkan sulit. Hal terpenting yang harus dilakukan saat merencanakan perjalanan adalah berbicara dengan dokter terlebih dahulu untuk memastikan Mama dan janin tetap sehat dan aman.
Jadi, sebelum Mama melakukan perjalanan dengan pesawat, diskusikan dengan dokter terlebih dahulu, ya, Ma. Selain itu, jangan lupa untuk memeriksa aturan penerbangan juga!