- Kepakan kupu-kupu.
- Ketukan halus.
- Gelembung udara yang pecah.
- Kedutan kecil.
- Gerakan lembut seperti berputar.
Janin Sering Menendang? Ini Penyebabnya Menurut Studi

- Janin menendang sebagai bagian dari perkembangan otot, persendian, dan sistem neuromuskularnya.
- Kekuatan tendangan mencapai puncak pada usia 22 minggu sebelum menurun karena ruang gerak semakin sempit.
- Pola gerakan janin dapat memberi petunjuk penting tentang kesehatan dan perkembangan dalam kandungan.
Kehamilan adalah perjalanan penuh kejutan bagi Mama, termasuk saat pertama kali merasakan gerakan kecil dari dalam perut, seperti tendangan. Menariknya, menurut sejumlah penelitian, gerakan tersebut bukan hanya sekadar aktivitas iseng janin, tapi memiliki peran penting dalam tumbuh kembangnya.
Tendangan yang makin kuat ternyata memberikan banyak petunjuk tentang perkembangan otot, tulang, bahkan sistem sarafnya. Meski begitu, setiap Mama bisa merasakan sensasi yang berbeda.
Mengetahui arti dari tiap gerakan dapat membantu Mama lebih memahami kondisi si Kecil. Apalagi dengan dukungan penelitian terbaru, aktivitas tendangan janin kini semakin mudah dimengerti dan dipahami manfaatnya.
Untuk mengetahui lebih dalam, yuk, simak informasi yang sudah Popmama.com rangkum tentang penyebab janin sering menendang menurut studi.
1. Penjelasan studi mengenai tendangan janin

Menurut laporan yang diterbitkan di Journal of the Royal Society Interface, peneliti dari Imperial College London berhasil mengetahui seberapa kuat tendangan janin lewat pemodelan gerakan menggunakan teknologi pencitraan. Hasilnya, pada usia 20 minggu saja, si Kecil sudah bisa menendang dengan kekuatan hingga 2,9 Kg, lho.
Sepuluh minggu berikutnya, tepatnya pada usia 22 minggu, kekuatan tendangannya mencapai puncak, yaitu sekitar 4,7 kg. Namun ketika memasuki usia 35 minggu, kekuatan ini kembali menurun menjadi 1,7 kg karena ruang geraknya semakin terbatas, dikutip dari Motherly.
Para peneliti menjelaskan bahwa tren peningkatan kekuatan gerakan ini berhubungan langsung dengan kesehatan muskuloskeletal. Pola gerakan yang berubah dapat memberi petunjuk pada kondisi tertentu. Ini sebabnya, studi ini mendorong penelitian lebih lanjut mengenai perkembangan jaringan dan mekanobiologi.
Yang tak kalah menarik, gerakan itu bisa membantu perkembangan sistem neuromuskular, melatih otot, persendian, hingga kesiapan tubuh setelah lahir. Pada awal kehamilan, gerakan biasanya berupa refleks. Namun semakin bertambah usia kandungan, si Kecil mulai memilih kapan dan bagaimana ia ingin bergerak.
2. Tendangan janin adalah tanda bahwa dia sehat

Gerakan janin umumnya menandakan bahwa si Kecil dalam kondisi baik di dalam kandungan. Itulah kenapa banyak dokter kandungan menyarankan Mama untuk memantau gerakan janin setiap hari.
Menurut pengalaman peneliti Niamh Nowlan, tiap kehamilan memiliki sensasi gerakan yang berbeda. Ia mengatakan bahwa ia bisa menebak posisi kaki anak laki-lakinya saat hamil, tapi tidak merasakan hal yang sama di kehamilan pertamanya. Artinya, perbedaan sensasi itu normal dan tidak selalu menunjukkan masalah.
Walaupun kadang membuat Mama sulit tidur, tendangan itu menandakan si Kecil sedang latihan. Karena tak lama lagi, tenaga kecil itu akan digunakan untuk merangkak, berjalan, bahkan berlari, Ma!
3. Bagaimana rasanya ketika janin bergerak atau menendang?

Setiap Mama bisa merasakan sensasi yang berbeda saat si Kecil mulai bergerak dalam kandungan. Bentuknya pun tidak selalu sama dan sering kali terasa sangat halus di awal. Beberapa Mama menggambarkan sensasinya seperti:
Di trimester awal, gerakan ini bisa terasa sangat samar karena janin masih kecil dan ruangnya masih luas. Jadi, wajar jika Mama belum yakin apakah itu gerakan janin, gas, atau sensasi lain. Namun seiring waktu, gerakan ini akan makin jelas dan Mama akan semakin peka pada polanya.
Gerakan yang makin kuat dan teratur biasanya muncul di trimester kedua dan ketiga. Ini juga menjadi momen ketika Mama mulai bisa membedakan apakah itu tendangan, putaran badan, atau sekadar stretching dari si Kecil, dikutip dari laman Cleveland Clinic.
4. Kapan Mama bisa merasakan gerakan janin?

Meskipun janin sebenarnya sudah mulai bergerak sejak usia 12 minggu, gerakannya masih sangat lembut sehingga biasanya belum terasa. Sensasi tendangan atau “flutter” baru mulai terasa pada usia tertentu, dan tiap Mama bisa mengalaminya di waktu yang berbeda, dilansir dari laman Healthline.
Gerakan janin biasanya mulai terasa pada:
- 16 minggu jika Mama sudah pernah hamil
- 20 minggu untuk Mama yang menjalani kehamilan pertama
Faktor yang memengaruhi kapan Mama mulai merasakan gerakan si Kecil:
- Riwayat kehamilan sebelumnya
- Posisi plasenta (misalnya plasenta anterior dapat membuat gerakan lebih sulit dirasakan)
- Karakter si Kecil apakah ia lebih aktif atau lebih tenang
Selain itu, Mama juga akan mulai tahu kapan si Kecil paling aktif, biasanya pada malam hari atau saat Mama sedang rileks.
5. Bagaimana agar janin Mama aktif bergerak?

Mama nggak perlu khawatir jika si Kecil tidak bergerak setiap saat. Janin punya siklus tidur dan bangun layaknya manusia. Gerakannya bisa lebih sedikit ketika Mama sedang aktif, tubuh Mama seperti mengayun si Kecil untuk tidur.
Kalau Mama ingin memancing gerakan si Kecil, coba lakukan beberapa hal berikut.
- Minum jus atau makan camilan manis.
- Berjalan santai.
- Menepuk atau mengusap perut pelan.
- Memutar musik atau meminta pasangan berbicara ke perut.
- Duduk tenang sambil fokus merasakan gerakan si Kecil.
Namun jika setelah mencoba semua ini si Kecil tetap tidak bergerak, segera konsultasikan dengan dokter kandungan untuk memastikan semuanya baik-baik saja.
Itu dia informasi seputar penyebab janin sering menendang menurut studi. Semoga bisa membantu Mama lebih memahami arti dari tendangan si Kecil, ya!


















