Fakta di Balik Hernia pada Ibu Hamil: Amankah Melahirkan Normal?

Beberapa penyakit bisa terasa sangat mengganggu apabila terjadi saat Mama hamil, bahkan bisa berisiko menyulitkan persalinan. Salah satunya yakni hernia.
Meski terdengar sepele, kondisi ini apabila dialami oleh ibu hamil seringkali perlu mendapatkan perhatian serius dari dokter, Ma.
Terlebih jika hernia dialami pada ibu hamil di trimester ketiga alias sudah dekat waktunya persalinan. Dokter akan mengawasi secara ketat kondisi kesehatan Mama dan janin.
Seperti apa hernia pada ibu hamil? Berikut Popmama.com rangkum informasinya untuk Mama:
1. Apa itu hernia?

Dilansir What to Expect, hernia terjadi ketika ada lubang kecil di dinding perut, yang biasanya menahan organ tubuh seperti usus dan berbagai organ perut lainnya.
Saat rahim membesar selama kehamilan, tekanan pada dinding perut meningkat dan lubang-lubang kecil yang sebelumnya tidak menimbulkan masalah pun berisiko menjadi lebih besar. Selain itu, hernia baru juga sangat mungkin terbentuk selama kehamilan.
Jika Mama punya riwayat hernia sebelumnya, Mama mungkin akan melihat ada benjolan lunak di sekitar pusar atau kadang-kadang di daerah selangkangan. Biasanya di area tersebut akan terasa nyeri saat ada tekanan tertentu, misalnya saat Mama batuk, bersin, atau membungkuk.
Selama hernia tidak menyebabkan Mama merasa sakit parah atau menonjol terlalu jauh, biasanya kondisi ini akan membaik sendiri setelah melahirkan. Tidak ada risiko bagi Mama maupun bagi si Kecil.
Lain halnya jika hernia menyebabkan rasa sakit yang luar biasa atau Mama merasa kondisinya memburuk dari sebelumnya. Ini bisa jadi pertandan hernia telah terperangkap di dinding perut.
Jika tidak diobati, hernia ini dapat memicu kehilangan suplai darah dan mengganggu usus, sehingga Mama mungkin memerlukan perawatan yang lebih intensif. Jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter jika mengalami kondisi hernia seperti ini, Ma.
2. Gejala hernia pada ibu hamil

Tidak setiap ibu hamil dengan hernia akan merasakan ada gejala khas, terutama jika hernia yang terjadi kondisinya tidak terlalu parah.
Biasanya, Mama akan hanya dapat mengetahui telah mengalami hernia saat dokter melakukan pemeriksaan fisik atau tes lain yang berkaitan dengan perawatan kehamilan.
Namun dikutip dari Everyday Health, pada sebagian besar perempuan, hernia muncul sebagai benjolan yang muncul saat berbaring. Benjolan ini seringkali hanya dapat dirasakan, namun tidak bisa terlihat. Tetapi pada kondisi tertentu, benjolan hernia juga bisa terlihat, Ma.
Hernia juga dapat menyebabkan rasa sakit, yang biasanya ringan tetapi bisa menjadi lebih berat ketika Mama memaksakan diri dengan berjalan cepat, membungkuk, bersin, batuk, mengangkat benda berat, atau tertawa terbahak-bahak.
Gejala juga mungkin menjadi lebih intens ketika kehamilan Mama sudah memasuki trimester ketiga atau ketika berat badan Mama sudah kian bertambah.
Tanda lain yang bisa dialami ketika Mama terkena hernia tingkat lanjut di antaranya seperti mual, muntah, rasa sakit yang semakin parah, tonjolan hernia berubah menjadi berwarna merah gelap dan sulit buang air besar.
3. Pengobatan pada hernia selama kehamilan

Dalam kebanyakan kasus, dokter biasanya akan melakukan pengawasan ketat terhadap Mama jika mengalami hernia saat hamil. Kadang-kadang, dokter hanya akan mengawasi tanpa memberikan perawatan apapun.
Jika tonjolan hernia terasa mengganggu Mama, Mama dapat mengenakan ikat perut (belly band) untuk menahannya. Mama juga bisa memijatnya kembali ke arah perut.
Setelah melahirkan, dokter dapat memberikan Mama beberapa latihan untuk membantu otot perut pulih dari peregangan kehamilan. Jika hernia masih belum sembuh sampai pada batas waktu yang disarankan dokter, tindakan bedah bisa dilakukan beberapa bulan atau lebih pascapersalinan.
Pembedahan selama kehamilan hanya disarankan jika hernia sudah benar-benar terperangkap dan menempatkan Mama pada risiko yang lebih berat.
Namun, jika Mama sudah berencana akan melakukan operasi caesar dan memiliki hernia yang besar, sebagian pakar mungkin menyarankan agar operasi hernia dilakukan bersamaan dengan operasi caesar. Namun semua bergantung pada masing-masing kondisi ibu hamil dan pertimbangan dokter.
4. Melahirkan saat terdiagnosis hernia

Sebagian besar ibu hamil dengan hernia bisa melakukan persalinan normal. Terutama jika hernia yang dialami masih dalam kategori kecil dan tidak mengganggu kondisi kehamilan Mama secara keseluruhan.
Tetapi dalam beberapa kasus, yakni jika Mama pernah menjalani operasi caesar sebelumnya atau memiliki hernia yang sangat besar atau rendah di perut, dokter mungkin juga akan menyarankan tindakan operasi caesar untuk opsi persalinan.
5. Apakah hernia saat hamil mengganggu janin?

Hernia selama kehamilan atau persalinan pada dasarnya tidak akan secara langsung mengganggu janin. Ia aman berada dalam rahim Mama, sehingga lubang kecil di dinding perut Mama tidak berpengaruh langsung pada si Kecil.
Tetapi apabila hernia menyebabkan Mama sulit makan, kondisi ini lama-kelamaan juga bisa memengaruhi tumbuh kembang janin. Sebab ia masih sangat memerlukan asupan nutrisi dari asupan harian Mama.
Diskusikan masalah terkait nafsu makan dengan dokter supaya Mama tetap bisa mendapatkan nutrisi yang tepat, karena si Kecil membutuhkan banyak nutrisi untuk tumbuh optimal.
Tetapi pada intinya, jika Mama mengalami hernia saat hamil, cobalah untuk tidak terlalu stres memikirkannya, ya. Hernia pada dasarnya tidak akan mengganggu janin, kok. Hanya saja, sebaiknya Mama rutin berkonsultasi pada dokter tentang setiap keluhan yang dirasakan dan patuhi apa yang harus dilakukan.

















