7 Bahaya Ibu Hamil Tua Kekurangan Gizi, Waspadai Risikonya

- Kekurangan gizi pada kehamilan tua meningkatkan risiko BBLR, kelahiran prematur, hingga gangguan perkembangan janin.
- Ibu hamil yang kekurangan nutrisi lebih rentan anemia, preeklamsia, serta mengalami pemulihan pasca persalinan yang lebih lama.
- Pemenuhan nutrisi seimbang di trimester akhir sangat penting untuk kesehatan ibu hamil dan keselamatan bayi hingga proses persalinan.
Memasuki usia kehamilan tua, ibu hamil berada pada fase penting yang sangat menentukan kesehatan diri sendiri dan perkembangan janin.
Pada trimester akhir, tubuh bekerja lebih keras karena bayi mengalami pertumbuhan pesat, mulai dari pembentukan jaringan lemak, pematangan paru-paru, hingga perkembangan otak yang sangat cepat.
Di tahap ini, kebutuhan nutrisi ibu hamil jauh lebih besar dibanding trimester sebelumnya. Namun kenyataannya, beberapa ibu hamil masih mengalami kekurangan gizi karena pola makan yang tidak teratur, nafsu makan yang menurun, morning sickness berkepanjangan, atau kondisi kesehatan tertentu yang membuat nutrisi sulit diserap.
Nah, dalam artikel ini Popmama.com telah rangkum beberapa bahaya ibu hamil tua kekurangan gizi.
Yuk Ma, disimak!
Deretan Bahaya Ibu Hamil Tua Kekurangan Gizi
1. Berat badan lahir rendah (BBLR)

Pada trimester akhir, janin di dalam kandungan akan mengalami peningkatan berat badan paling signifikan. Nutrisi seperti protein, lemak, zat besi, dan vitamin sangat dibutuhkan untuk menunjang pertumbuhan ini.
Jika ibu hamil kekurangan gizi, janin tidak memperoleh dukungan nutrisi optimal sehingga tidak bisa tumbuh sesuai standar. Hal ini meningkatkan risiko lahir dengan berat badan rendah (BBLR).
Bayi BBLR lebih rentan mengalami gangguan pernapasan, kesulitan mengatur suhu tubuh, bahkan terkena infeksi karena sistem kekebalan tubuh yang belum matang.
2. Risiko kelahiran prematur

Ketika tubuh ibu hamil kekurangan nutrisi, kondisi fisik melemah dan rentan mengalami gangguan. Stres pada tubuh ini bisa memicu kontraksi dini yang menyebabkan kelahiran prematur.
Bayi yang lahir sebelum waktu seharusnya biasanya memiliki organ yang belum matang, sehingga membutuhkan perawatan intensif. Selain itu, kelahiran prematur juga bisa berdampak pada tumbuh kembang anak dalam jangka panjang.
3. Gangguan perkembangan otak dan organ janin

Pada kehamilan tua, otak janin sedang berkembang dengan sangat cepat. Asupan nutrisi seperti asam folat, DHA, protein, dan vitamin B kompleks sangat penting pada periode ini.
Kekurangan nutrisi dapat menghambat pembentukan sel-sel otak serta perkembangan organ vital lainnya seperti jantung, paru-paru, dan tulang. Dalam jangka panjang, bayi berisiko mengalami gangguan kognitif, kesulitan belajar, atau keterlambatan perkembangan motorik.
4. Ibu hamil rentan mengalami anemia dan mudah lelah

Kekurangan zat besi, vitamin B12, atau folat dapat menyebabkan anemia. Kondisi ini membuat ibu hamil merasa mudah pusing, lemas serta sulit berkonsentrasi.
Pada ibu hamil tua, anemia cukup berbahaya karena meningkatkan risiko perdarahan saat persalinan. Selain itu, anemia berat juga dapat menghambat distribusi oksigen ke janin sehingga memengaruhi kondisinya di dalam kandungan.
5. Kualitas ASI menurun dan produksi susu tidak optimal

Menjelang persalinan, tubuh ibu hamil mulai mempersiapkan produksi kolostrum dan ASI awal. Nutrisi yang cukup membantu pembentukan ASI berkualitas tinggi yang kaya antibodi.
Kekurangan nutrisi membuat tubuh kesulitan memproduksi ASI dalam jumlah cukup atau kualitasnya tidak optimal. Padahal kolostrum sangat penting untuk memberikan perlindungan alami bagi bayi di hari-hari pertama kehidupannya.
6. Risiko preeklamsia meningkat

Status gizi yang buruk dapat meningkatkan peluang terjadinya preeklamsia, yaitu kondisi tekanan darah tinggi yang terjadi pada akhir kehamilan.
Preeklamsia berbahaya karena bisa mengganggu aliran darah ke janin dan meningkatkan risiko komplikasi seperti kejang hingga persalinan darurat. Mama yang kekurangan nutrisi tertentu seperti kalsium atau protein lebih rentan mengalami kondisi ini.
7. Proses pemulihan pasca melahirkan lebih lama

Tubuh yang kekurangan nutrisi cenderung lebih sulit pulih setelah persalinan. Mama mungkin akan lebih mudah mengalami infeksi, perdarahan, atau rasa lelah berkepanjangan.
Luka persalinan normal maupun sesar juga bisa membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh karena tubuh tidak memiliki cadangan nutrisi yang cukup untuk melakukan regenerasi sel.
Itulah deretan bahaya ibu hamil tua kekurangan gizi. Kekurangan gizi pada trimester akhir bukanlah sesuatu yang boleh dianggap remeh.
Dengan menjaga pola makan yang seimbang, mengonsumsi suplemen sesuai anjuran dokter, dan rutin memantau kehamilan, Mama dapat melindungi kesehatan diri sendiri sekaligus memastikan janin berkembang optimal hingga waktu persalinan tiba.
Ingat, nutrisi yang baik pada masa hamil tua menjadi salah satu kunci terpenting untuk melahirkan bayi sehat dan kuat.
FAQ Seputar Bahaya Ibu Hamil Tua Kekurangan Gizi
| Apa tanda-tanda ibu hamil tua mengalami kekurangan gizi? | Beberapa tanda umumnya meliputi mudah lelah, pucat, sering pusing, nafsu makan menurun, penurunan berat badan, serta hasil pemeriksaan Hb yang rendah. Janin juga bisa menunjukkan tanda seperti gerakan yang berkurang. |
| Apakah kekurangan gizi pada trimester akhir bisa diperbaiki dengan cepat? | Bisa, selama Mama segera memperbaiki pola makan, meningkatkan konsumsi makanan bernutrisi tinggi, serta mengonsumsi suplemen sesuai anjuran dokter. Namun, perbaikan tetap membutuhkan waktu dan harus diawasi oleh tenaga medis. |
| Apa dampak jangka panjang bagi bayi jika ibu kekurangan gizi saat hamil tua? | Bayi berisiko mengalami berat badan lahir rendah, gangguan tumbuh kembang, imunitas lemah, dan potensi gangguan kognitif di masa depan. Efek ini bisa diminimalkan jika ditangani sejak dini. |


















