TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

7 Cara Mencegah Anak Agar Tak Dehidrasi saat Berpuasa

Menjaga anak agar tetap terhidrasi selama bulan Ramadan

Freepik

Belajar berpuasa memang bukan hal yang mudah bagi beberapa anak, terlebih ia harus menahan lapar dan haus dari waktu sahur hingga berbuka di sore hari. Tak jarang, kondisi lingkungan dan aktivitas tertentu bisa membuat anak haus dan mengalami dehidrasi.

Dehidrasi merupakan kondisi di mana tubuh mengalami kekurangan cairan, hal ini menjadi satu kondisi yang rentan terjadi saat berpuasa. Tentu saja saat menjalani puasa, minum air putih bukanlah pilihan.

Tetapi ada beberapa rahasia dan trik kecil yang dapat membantu anak mama dalam menghindari dehidrasi saat berpuasa. Bukan dengan membatalkan puasa, kali ini Popmama.com akan memberikan 7 tips mudah untuk mencegah anak alami dehidrasi saat berpuasa.

Yuk simak tips-tipsnya di bawah ini!

1. Minum air lebih banyak setelah jam buka puasa

Freepik/Iljaest

Persiapkan hari puasa dengan minum air yang cukup di sepanjang malam. Mama dapat mendekatkan sebotol air di dekat tempat tidur anak setiap malam, dan ingatkan anak untuk minum satu atau dua cangkir setidaknya setiap jam.

Cara mudah untuk mengingat minum air adalah mengaitkannya dengan aktivitas sehari-hari yang umum. Seperti, minum secangkir air saat iklan muncul selama anak menyaksikan acara televisi favoritnya.

Cobalah minum tiga liter air sehari, tetapi ingatlah bahwa anak perlu minum lebih banyak air bila ia mengonsumsi minuman manis, seperti kebanyakan minuman khas bulan puasa dan kafein.

2. Berhati-hatilah saat memilih pakaian untuk siang hari selama berpuasa

Freepik/senivpetro

Warna baju, bahan celana, dan lapisan pakaian dapat memainkan peran penting dalam menjaga suhu tubuh serendah mungkin. 

Jika anak berada di dalam ruangan, pilih pakaian berwarna terang, namun jika sebagian besar waktu dihabiskan di luar, warna yang lebih gelap akan membantu melindunginya dari efek matahari.

Namun, tidak dianjurkan menggunakan warna hitam, karena cenderung menarik panas dan menguncinya dalam tubuh. Kaos yang berbahan katun dapat membantu melindungi tubuh dari sengatan sinar matahari.

Dilansir dari egyptindependent.com, penggunaan kaos dalam bisa meningkatkan risiko dehidrasi. Kaus dalam akan menyerap keringat, namun perlahan menjadi kain katun yang basah dan panas, dan kemudian meningkatkan suhu tubuh, terutama jika anak mengenakan pakaian lapis tambahan.

Kaos katun dengan ukuran yang longgar, memungkinkan keringat anak untuk menguap, sehingga menjadi ide yang lebih baik ketika cuaca sedang panas.

3. Membatasi kegiatan anak di luar ruangan

Freepik

Pada hari-hari biasa sebelum berpuasa, sekitar 1.000-4.500 mililiter cairan hilang dari tubuh. Hal ini tentunya menjadi lebih bermasalah saat anak menjalani puasa, di mana ia tak dapat menggantikan cairan yang hilang dengan minum atau mengonsumsi makanan.

Maka dari itu, untuk mencegahnya dehidrasi, Mama bisa membatasi kegiatan luar ruangan anak terlebih di siang hari, karena sinar matahari yang terik dapat membuat anak lebih banyak berkeringat dan memicu dehidrasi.

4. Mandi air dingin

Freepik/Vh-studio

Mandi air dingin membantu menghidrasi anak selama bulan puasa. Setelah beberapa hari berpuasa, rasa haus bisa menjadi gejala yang normal, sehingga Mama perlu perhatikan tanda-tanda dehidrasi lain yang muncul pada anak.

Seperti, bibir pecah-pecah, kulit memerah, kelelahan, peningkatan suhu tubuh, dan peningkatan pernapasan dan denyut nadi, diikuti dengan pusing, peningkatan kelemahan, dan kesulitan bernapas.

Jika anak merasakan satu gejala atau lebih, cobalah untuk menurunkan suhu tubuhnya dengan cara apapun. Minta anak untuk meletakkan pangkal kepalanya langsung di bawah pancuran air dingin selama 5-10 menit.

Namun jika keadaannya tak memungkinkan anak untuk mandi, Mama bisa membasahi handuk kecil dengan air es dan tempelkan handuk tersebut ke dahi, area di sekitar telinga, pangkal leher bagian atas, punggung, dan dada anak.

5. Rencanakan menu makanan sehat yang menghidrasi tubuh

Freepik

Apa yang anak makan berperan besar dalam mendehidrasi tubuhnya. Makanan yang banyak mengandung gula, seperti manisan berisiko membuat anak lebih mudah dehidrasi, sedangkan buah-buahan sangat tepat diberikan untuk memberikan tambahan air.

Jadi, daripada anak mengakhiri buka puasanya dengan setumpuk permen, berikan ia beberapa potong semangka atau jeruk. Jika anak suka makan sayur, Mama bisa memberikan salad hijau, yang menjadi sumber air tambahan yang baik.

Mama juga bisa menyertakan salad tersebut dalam menu makanan Ramadan keluarga.

6. Hindari pemberian banyak garam pada sajian makanan sahur

Freepik/Racool_studio

Jika anak sudah merasa haus bahkan beberapa jam setelah sahur, bisa jadi menu sahur yang disajikan menjadi penyebabnya. Makanan dengan kandungan garam yang tinggi dapat membuat anak lebih mudah haus, bahkan hingga kekurangan cairan.

Hal ini karena garam berpengaruh pada pengaturan cairan dalam tubuh. Terlalu banyak mengonsumsi garam, akan mengganggu pengaturan tersebut, hingga akhirnya membuat anak lebih mudah harus.

Untuk mencegahnya, imbangi dengan buah-buahan dan sayur-sayuran agar kadar mineral yang dibutuhkan tubuh anak tetap seimbang.

7. Berolahraga setelah buka puasa

Freepik/Teksomolika

Karena bisa kehilangan banyak air saat berkeringat, olahraga bisa menyebabkan anak menjadi lebih dehidrasi. Namun dengan berolahraga, juga membantu tubuhnya untuk membuang racun dan elemen berbahaya lainnya yang bisa menyebabkan dehidrasi di kemudian hari.

Mama dapat memilih waktu yang tepat untuk berolahraga bersama anak, (disarankan dua hingga tiga jam setelah buka puasa) dan atau rutin mengikuti kelas kardio secara daring. Setelah itu berikan anak beberapa cangkir air mineral untuk mengimbangi jumlah air yang hilang sebelum ia tidur.

Nah itulah beberapa cara untuk mengatasi serta mencegah dehidrasi pada anak selama berpuasa. Semoga dengan menerapkan tips-tips di atas, tubuh anak menjadi lebih fit dan lebih semangat ketika menjalani puasa selama sebulan penuh ya, Ma!

Baca juga:

The Latest