TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Sejarah dan Asal-Usul Kota Sumedang, Dulu Berbentuk Kerajaan

Sebelum menjadi kota, Sumedang dahulu merupakaan sebuah kerajaan

Instagram.com/uj_keheads

Kota Sumedang adalah salah satu kota atau kabupaten yang letaknya berbatasan langsung dengan Ibu Kota Provinsi Bandung.

Dilihat dari segi geografis, sebagian wilayah Kota Sumedang terdiri atas pegunungan dan perbukitan kecuali di wilayah Utara yang berupa dataran rendah. Gunung tertinggi yang ada di wilayah tersebut adalah Gunung Tampomas yang mempunyai tinggi lebih dari 1.684 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Sumedang adalah salah satu kabupaten tertua di Provinsi Jawa Barat. Hal ini dikarenakan Sumedang telah mempunyai pusat pemerintahan sejak dahulu.

Lantas bagaimana sejarah Sumedang hingga bisa terbentuk menjadi kota yang dikenal saat ini? Berikut Popmama.com telah merangkum informasi mengenai sejarah dan asal-usul Kota Sumedang. Yuk simak!

1. Dahulu Sumedang merupakan wilayah yang berbentuk kerajaan

Instagram.com/lutfiramdiani90

Sebelum berbentuk kabupaten, Sumedang adalah sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Sumedang Larang. Kerajaan Sumedang Larang merupakan pecahan dari Kerajaan Sunda Pajajaran. Pada tahun 1597, Kerajaan Sunda Padjajaran mengalami keruntuhan usai diserang oleh pasukan yang berasal dari Kerajaan Banten yang dipimpin oleh Maulana Yusuf.

Keberadaan Kerajaan Sumedang Larang merupakan hasil cikal bakal Kerajaan Tembong Agung. Prabu Guru Aji Putih adalah sosok yang mendirikan Kerajaan Tembong Agung.

Prabu Guru Aji adalah anak laki-laki dari Aria Bima Raksa atau dikenal dengan sebutan Resi Agung Senapati yang merupakan cucu dari Wretikandayun.

Seusai Prabu Guru Aji meninggal dunia, takhta kerajaan lantas berpindah ke anak sulungnya yang bernama Batara Tuntang Buana atau dikenal sebagai Tajimalela.

2. Kerajaan Sumedang Larang didirikan Batara Tuntang Buana

Instagram.com/sugandaamung02

Sebetulnya, Kerajaan Sumedang Larang adalah kerajaan baru yang didirikan oleh Batara Tuntang Buana. Batara lebih memutuskan untuk mendirikan kerajaan baru daripada harus meneruskan kerajaan yang didirikan oleh sang ayah.

Batara Tuntang Buana mendirikan Kerajaan Sumedang Larang setelah dirinya  melaksanakan perjalanan untuk mendalami elmu Kasumedangan yang terdiri dari 30 pasal.

Dalam perjalanan tersebut, Batara Tuntang Buana melewati beberapa pegunungan mulai dari Gunung Merak, Gunung Pulosari, Gunung Puyuh, Gorowong, Ganea, Gunung Lingga, dan lainnya sehingga menjumpai tempat yang dirasa tepat yakni Gunung Mandala Sakti yang letaknya berada di sekitar Situraja.

3. Kerajaan Sumedang Larang merupakan kerajaan penerus

Instagram.com/tandang.sumedang

Usai Kerajaan Sunda Padjadjaran mengalami keruntuhan Kerajaan Sumedang Larang pun menjadi penerusnya.

Kerajaan Sunda Padjadjaran dipimpin oleh Prabu Geusan Ulun. Periode kekuasaan ini merupakan periode yang sangat penting dalam sejarah Tatar Sunda khususnya bagi Sumedang. Hal ini dikarenakan ketika Prabu Geusan Ulun dinobatkan menjadi raja, Kerajaan Sunda Padjadjaran mengalami keruntuhan akibat serangan dari Kesultanan Banten.

Sepeninggalnya Prabu Geusan Ulun pada 5 November 1608, Kerajaan Sumedang Larang lantas dibagi menjadi dua wilayah yang dipegang oleh Pangeran Rangga Gede dan Pangeran Suriadiwangsa.

Terdapat banyak negeri yang berada di bawah naungan Kerajaan Sumedang Larang yang memisahkan diri setelah Prabu Geusan Ulun meninggal dunia.

Kemudian, di bawah pemerintahan Pangeran Rangga Gede, Kerajaan Sumedang Larang menjadi bagian dari Kesultanan Mataram. Sultan Agung lalu mengubah nama wilayah itu menjadi Priangan.

Kabupaten Sumedang sendiri dibentuk sebagai upaya perluasan wilayah oleh Sultan Agung.

4. Asal nama Sumedang

Instagram.com/exploresumedangid

Kata Sumedang berasal dari perkataan Prabu Tajimalela yakni, "Insun medalinsun madangan". Perkataan tersebut mempunyai arti "aku lahir untuk memberikan penerangan"Konon, kata "Insun medalinsun madangan" keluar saat Prabu Tajimalela tengah melakukan penobatan putra keduanya, Gajah Agung.

Prabu Tajimalela mengucapkan kata-kata tersebut sebab saat penobatan putra keduanya, konon keadaan langit sedang diterangi oleh cahaya melengkung yang mirip dengan selendang selama tiga hari tiga malam sehingga Prabu Tajimalela pun mengucapkan kata-kata tersebut.

Sedangkan secara etimologis, kata Sumedang berasal dari kata “Su” yang memiliki arti “bagus”, “Medang” yang artinya “luas”, dan “Larang” yang berarti “jarang bandingannya”. Maka dari itu, Sumedang Larang mempunyai arti tanah bagus yang luas dan tidak ada bandingannya.

Itulah informasi mengenai sejarah dan asal-usul Kota Sumedang yang bisa Mama kenalkan ke anak mama. Semoga uraian penjelasa kali ini bermanfaat ya.

Baca juga:

The Latest