TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

5 Cara Mengajarkan Anak agar Mampu Kerja Sama dalam Kelompok

Kerja sama dapat diajarkan pada anak melalu kelompok terdekatnya, yaitu keluarga

Pexels/Pavel Danilyuk

Bekerja sama dalam kelompok salah satu hal terbaik yang dapat anak-anak pelajari sebagai keterampilan hidup yang berharga.

Dari menjadi pemimpin yang baik, belajar tentang berkomunikasi yang baik, bagaimana negosiasi atau menyampaikan pendapat, dan menjadi berani, semua ini berujung pada anak-anak menjadi rekan tim yang baik.

Usia sekolah dasar adalah waktu yang tepat untuk mulai mengajarkan anak tentang kerja sama tim. Terlebih lagi jika orangtua menjadi panutan positif yang menekankan anak pentingnya keterampilan ini, karena kelompok terdekat anak saat ini adalah keluarga.

Untuk mengajarkan anak agar mampu kerja sama dalam kelompok, berikut Popmama.com telah menyiapkan lima tipsnya!

1. Setiap anggota keluarga memiliki peran dan saling berkontribusi

Freepik/tirachardz

Orangtua dapat mengajarkan pada anak bahwa anggota kelompok yang baik, perlu menyadari bahwa setiap anggotanya selalu memiliki peran untuk dimainkan, dan mengambil peran itu dengan serius.

Dilansir dari HR Daily Advisor, anggota kelompok, dalam hal ini anggota keluarga yang baik, selalu memiliki sesuatu untuk dikerjakan terlepas dari "posisi"nya di rumah.

Misalnya, jika anak sedang mengerjakan PR-nya, Mama bisa memberikan semangat untuknya, atau memberikannya camilan untuk mengembalikan energi anak. Atau ketika Mama sedang sibuk, anak dapat membantu menyuci piring yang mungkin itu sebenarnya adalah tugas Mama.

Ketika ini dilakukan terus menerus, maka anak akan belajar bahwa anggota kelompok yang baik adalah ketika semua orang memiliki peran yang sama secara keseluruhan, dan sebagai hasilnya, semua orang merasa dihormati.

2. Meyakinkan anak bahwa kekalahan dapat membantunya bertumbuh

Pexels/Ivan Samkov

Anak sekolah seringkali berhubungan dengan kegiatan kelompok, apakah itu kelompok belajar atau olahraga. Dan tentu saja, setiap kelompok akan senang untuk pergi dengan kemenangan. Tetapi ketika berakhir kalah, mereka perlu menyadari bahwa skor akhir bukanlah yang terpenting.

Ketika anak mengalami hal serupa, Mama dapat meyakinkan anak bahwa kerja sama yang dimainkan anggota kelompok satu sama lain adalah apa yang akan membantu anak tumbuh, tidak hanya sebagai individu, tetapi sebagai kelompok secara keseluruhan.

Menurut Basketball For Coaches, ketika keyakinan ini terwujud, anak dapat berjalan menjauh dari kekalahan, karena ia tak hanya tumbuh lebih kuat dengan pengalaman, tetapi juga lebih kuat sebagai anggota kelompok. 

Dan inilah yang akan membangun dan terus menumbuhkan "lingkungan tim yang hebat,"

3. Hindari memberikan kritik tajam saat anak melakukan kesalahan

Freepik/peoplecreations

Dalam keluarga atau kelompok di sekolah, setiap anggota tak terlepas dari kesalahan. Karena itu, komentar kritis tidak boleh dibuat, terutama ketika Mama bermaksud untuk meningkatkan motivasi anak agar bekerja lebih baik.

Dilansir dari The Excelling Edge, tidak ada ruang untuk kritik pedas dalam kelompok. Jika terjadi, ini adalah gejala dari "budaya" yang tidak sehat di lingkungan kelompok. Karena anak bisa merasa jika dirinya adalah anggota yang buruk, dan tertinggal di belakang anggota lain.

Jika ini terjadi di lingkungan rumah, penting bagi orangtua untuk menahan diri saat anak melakukan kesalahan dalam tugas rumahnya. Sebaliknya, tingkatkan kesabaran dan berikan anak panduan serta dukungan, agar ia bisa melakukannya lebih baik lagi.

Ini juga menjadi contoh ketika anak menghadapi anggota kelompok yang buruk di sekolah, agar ia bisa lebih bijaksana dalam menyikapi anggota-anggota lainnya.

4. Selalu memberikan yang terbaik dalam melakukan peran

Freepik/peoplecreations

Bekerja sama dalam sebuah kelompok, bukan berarti membebaskan anak meninggalkan tanggung jawabnya dan membiarkan orang lain melakukannya. Namun setiap anggota kelompok, harus memberikan yang terbaik dalam melakukan perannya.

Dilansir dari Lead 'Em Up, ketika seorang anak melakukan yang terbaik dalam kelompok, itu tidak hanya dapat meningkatkan moral kelompok, namun juga dapat meningkatkan kerja sama tim secara keseluruhan. 

Dengan konsisten menunjukkan bahwa setiap anggota keluarga selalu melakukan yang terbaik, maka kekompakan keluarga yang kuat ikut dibangun.

5. Jangan lupa yuntuk mengajarkan anak tentang sportivitas

Freepik

Memiliki sportivitas yang baik adalah tanda bahwa ada budaya positif yang melingkupi kelompok. Karena itu, terlepas dari hasilnya, seorang anak harus belajar agar tidak bersikap sombong saat menang, atau cemberut dari anggota tim saat kalah.

Dilansir dari Stanford Children's Health, ketika rekan satu kelompok dapat bersatu dan merelakan kekalahan untuk memberi selamat kepada tim lain, fondasi yang kuat tentang kelompok yang baik telah dipelajari. Ini juga sama seperti ketika anak tidak sombong ketika menang dari kelompok lain.

Ketika hal-hal ini terjadi, tak hanya akan membuat permainan secara keseluruhan lebih menyenangkan, tetapi waktu yang dihabiskan dengan rekan satu tim juga akan menjadi pengalaman yang mengikat.

Nah itulah beberapa cara untuk mengajarkan anak agar mampu kerja sama dalam kelompok. Membangun keterampilan kerja sama pada anak sejak usia dini, tentu akan bermanfaat ketika anak memasuki masa pendidikan yang lebih tinggi hingga berkarir nanti.

The Latest