TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

9 Tips Lebih Menikmati Membimbing Anak Tanpa Khawatir

Jangan sia-siakan masa-masa membimbing anak dengan segala kekhawatiran ya, Ma

Freepik/prostooleh

Membimbing anak memang tidak mudah. Akan tetapi, membimbing anak telah menjadi prioritas bagi para orangtua untuk mendapatkan perkembangan dan pertumbuhan di Kecil dengan baik.

Sebagian besar orangtua akan melakukan yang terbaik dan memastikan bahwa si Kecil baik-baik saja. Meskipun begitu, akan selalu ada hal-hal yang orangtua khawatirkan, seperti apakah Mama sudah benar-benar melakukan yang terbaik untuk si Kecil?

Ada banyak hal yang dikhawatirkan oleh para orangtua, tetapi tidak semua hal bisa dikhawatirkan. Sebab, hal tersebut akan membuat Mama tidak menikmati masa-masa membimbing si Kecil.

Asalkan Mama mencintai si Kecil dengan sepenuh hati dan berusaha sekuat tenaga memberikan masa kecil yang bahagia, tandanya Mama telah melakukan yang terbaik.

Setiap orangtua memiliki metode pengasuhan yang terbaik bagi si Kecil. Metode pengasuhan tersebut sudah pasti berbeda-beda.

Nah, kali ini Popmama.com telah merangkum mengenai 9 tips lebih menikmati membimbing anak tanpa khawatir. Disimak sampai akhir ya, Ma!

1. Menjadi panutan yang positif

Freepik/prostooleh

Kualitas waktu bersama merupakan hal terpenting. Tidak hanya bagi orangtua, tetapi juga bagi anak-anak.

Dalam menghabiskan waktu bersama, ada baiknya Mama mencurahkan perhatian sepenuhnya kepada si Kecil. Penuhi semua kebutuhan yang diperlukan si Kecil, termasuk kasih sayang.

Ajarkan si Kecil bagaimana caranya menjadi kuat atau tangguh, mudah beradaptasi dengan perubahan, dan kemandirian. Meski tampak sederhana, tetapi hal tersebut akan sangat berarti bagi si Kecil, sehingga Mama tidak perlu mengkhawatirkan si Kecil kekurangan perhatian.

2. Jika si Kecil memenuhi tonggak sejarahnya

Freepik/pvproductions

Si Kecil akan memenuhi tonggak perkembangan ketika sudah siap.

Setiap anak akan belajar dan tumbuh dengan kecepatannya masing-masing, sehingga Mama tidak perlu membandingkannya dengan anak-anak lain.

Ada baiknya, Mama tetap fokus pada kemampuan si Kecil. Temukanlah kekurangan dan kelebihan dalam diri si Kecil. Apabila si Kecil mengalami kemajuan setiap harinya, cobalah untuk menemukan kemampuan lainnya sebagai eksplorasi diri.

Jaclyn Shlisky, Psy.D. mengatakan bahwa lebih fokuslah pada bagaimana anak-anak membuat kemajuan dengan membandingkan mereka dengan diri mereka sendiri—jika mereka mengalami kemajuan setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, itulah yang benar-benar penting. Setiap hari cobalah untuk menemukan kemenangan kecil.

Apabila Mama masih memiliki kekhawatiran, cobalah untuk berkonsultasi atau sharing dengan dokter yang sudah mengenal si Kecil. Karena, dokter merupakan rekan pengasuhan ahli. Namun jika tidak memercayainya, Mama bisa mencari dokter yang benar-benar dapat dipercaya.

Jangan ditunda-tunda ya, Ma. Sebab, penanganan dini harus segara dilakukan dan akan sangat efektif. Jika dokter telah menyarankan untuk melakukan tindaklanjut dengan spesialis atau mendapatkan evaluasi, Mama harus segera melakukannya.

Semakin cepat masalah teridentifikasi, akan semakin besar kemungkinan masalah tersebut dapat diperbaiki atau terselesaikan.

3. Jika ada perubahan rutinitas

Freepik/pvproductions

Seorang anak dapat berkembang dari rutinitas yang teratur dan mendapatkan manfaat yang jelas. Akan tetapi, ada kalanya rutinitas tersebut mengalami perubahan. Misalnya, membiarkan si Kecil keluar pada hari libur dan terkadang melewatkan tidur siang untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan.

Perubahan rutinitas memang bisa berdampak buruk, seperti mengacaukan jadwal yang sudah ditetapkan. Namun, perubahan rutinitas tidak akan mematahkan semangat dan perkembangan si Kecil.

Mungkin, si Kecil akan mengalami kemunduran kecil atau perilakunya tampak tidak biasa, tetapi hal tersebut bukan masalah besar.

Rutinitas dapat diperbaiki atau disesuaikan kembali. Jadwal tidur yang mulai berantakan bisa diatur kembali dan perilaku yang tidak biasa dapat dilatih menjadi seperti semula.

4. Jika si Kecil pemilih makanan

Freepik

Melansir dari Baby Center, anak yang pemilih makanan cenderung diberi makanan yang tidak bervariasi. Oleh karena itu, sebaiknya Mama selalu memperkenalkan makanan baru sejak usia dini untuk mencegah si Kecil agar tidak menjadi pemilih makanan.

Selama dokter tidak mengkhawatirkan berat badan atau kesehatan si Kecil, berilah ia makanan apa pun. Jangan memberikan pantangan terkait makanan ya, Ma.

Mama bisa menawarkan makanan dengan dua atau lebih pilihan makanan, misalnya makanan yang terdiri dari protein, pati, dan sayuran. Makanan tersebut harus ada satu item yang disukai si Kecil dan item lain yang baru atau kurang disukai.

Dengan demikian, si Kecil akan memiliki kesempatan untuk mencoba makanan baru, tetapi tidak memaksanya. Hal tersebut akan membuatnya lebih bersedia memakannya karena tidak ada tekanan yang memaksanya dan ia akan merasa bahwa pilihan ada di tangannya, bukan di tangan Mama.

5. Jika si Kecil memiliki screen time

Freepik/our-team

Teknologi dapat memberikan manfaat apabila digunakan dengan baik. Mama perlu memantau dan mengaturnya dengan cemat.

Mama bisa melibatkan diri dengan ikut menonton TV dan mengajaknya mendiskusikan karakter atau tema episode yang sedang ditonton.

Orangtua memiliki kontrol yang besar untuk anak terhadap teknologi. Aturlah jadwal screen time si Kecil atau membatasi penggunaan aplikasi pada ponsel. Matikan ponsel atau TV apabila waktu yang telah ditentukan habis. Dengan begitu, Mama tidak perlu takut atau khawatir lagi.

6. Jika Mama khawatir mengenai siapa teman-teman si Kecil

Freepik/rawpixel-com

Tidak sedikit orangtua yang khawatir terkait siapa teman-teman anaknya di luar pantauannya. Apakah si Kecil dapat berteman baik dan membela dirinya sendiri?

Pertanyaan tersebut sering terlintas dalam pikiran orangtua, terutama sang mama. Namun, ada baiknya jika Mama memfokuskan diri untuk mengenal teman-teman si Kecil dan ajarkan cara berteman yang baik.

Mama juga bisa menetapkan jadwal bermain atau mendaftarkannya dalam kegiatan ekstra kurikuler. Jangan lupa untuk bicarakan tentang bagaimana pendapatnya. Selain itu, Mama juga menyarankan hal-hal lain yang memungkinkan bisa dilakukan oleh si Kecil.

Bermain peran merupakan salah satu cara yang efektif untuk membantu si Kecil mengembangkan keterampilan advokasi diri. Mama bisa berpura-pura menjadi teman atau bisa pula melibatkan orang lain yang Mama percaya dalam aktivitas bermain peran tersebut.

Lebih dari itu, Mama bisa mencoba mendorong si Kecil untuk melakukan kegiatan yang menarik baginya atau yang disukainya. Sebab, hal tersebut secara tidak langsung dapat mengajarkannya untuk menjadi seorang pemimpin dan tidak selalu mengikuti orang lain. Hal itu juga akan memungkinkannya bertemu dengan teman sebaya yang memiliki minat yang sama.

7. Jika si Kecil adalah pribadi yang baik

Freepik

Anak-anak layaknya spons. Ia akan menyerap semua, tanpa memikirkan hal tersebut baik atau buruk baginya.

Terkadang, anak yang bertindak jahat, bukan berarti ia adalah anak yang jahat. Karena itu, cobalah mengajari si Kecil hal-hal baik, dimulai dari hal terkecil seperti menggunakan bahasa yang baik dan benar. Kemudian, ajarkan pula tentang empati. Si Kecil tidak harus menyukai semua orang, tetapi harus tetap baik kepada semua orang.

Mama bisa memberinya contoh dengan mengajak si Kecil keluar rumah dan bertemu dengan orang lain. Lalu, sapa orang yang Mama temui tersebut dengan senyuman. Meskipun tidak dibalas, Mama tidak harus tetap bersikap baik.

Dengan begitu, si Kecil akan ikut terpacu untuk berbuat baik, meski tidak berbalas. Sesekali cobalah untuk mengamati seseorang yang tidak ramah, kemudian evaluasi bersama dengan perspektif yang berbeda.

8. Berikan pendidikan yang tepat untuk si Kecil

Freepik

Sebagian besar orangtua terus menerus dihadapkan dengan pertanyaan, apakah yang kita lakukan adalah pilihan yang benar untuk anak-anak? Kita harus mendaftarkan anak-anak ke sekolah negeri atau swasta?

Masa depan memang tidak dapat diketahui dan dalam hidup ada berbagai macam pilihan. Hal-hal tersebut tentunya akan membuat orangtua khawatir terhadap masa depan si Kecil, sehingga perlu adanya kesiapan yang matang.

Akan tetapi, kesiapan tersebut belum bisa dikatakan tepat karena bahwasanya semua orangtua akan memberikan yang terbaik.

Apabila Mama mendorongnya terlalu keras, cobalah untuk menariknya kembali dan lihat bagaimana si Kecil melakukannya. Jika Mama tidak puas dengan sekolah yang berkaitan dengan kelas atau kegiatannya, hubungilah pihak terkait atau Mama bisa memindahkan si Kecil ke sekolah yang lebih baik menurut Mama. Apabila si Kecil mulai tertinggal, cobalah untuk evaluasi diri.

Mama adalah orang yang paling berwenang dalam memberikan yang terbaik bagi si Kecil.

9. Jika si Kecil senang

Freepik/tirachardz

Terkadang, ada sebuah pertanyaan, apakah si Keccil benar-benar bahagia, dalam pikiran seorang ibu. Meskipun si Kecil tampak bahagia, teteap hal tersebut tetap terlintas di luar kendali sebagai orangtua.

Daripada Mama hanya mengkhawatirkannya, sebaiknya tanyakan saja kepada si Kecil tentang bagaimana perasaannya setiap hari. Hal tersebut sangat penting dilakukan untuk memvalidasi perasaan si Kecil dan menunjukkan kepadanya bahwa Mama bisa menjadi sosok yang dapat dipercaya untuk mendengarkannya.

Perlu Mama ketahui bahwa anak akan menjadi gugup pada malam sebelum ujian. Memang terdengar seperti hal wajar atau umum bagi seorang anak, tetapi hal tersebut bisa menjadi masalah besar.

Jika sudah begitu, Mama bisa menanyakan bagaimana perasaannya dan cobalah untuk menemukan akar masalahnya bersama. Berikan saran strategi yang bisa si Kecil gunakan, kemudian tindaklanjuti bagaimana progresnya.

Apabila masih menjadi terkendala, segera cari bantuan profesional. Sebab, masalah kecil akan menjadi besar apabila tidak segera ditangani.

Itu dia 9 tips lebih menikmati membimbing anak tanpa khawatir yang bisa Mama terapkan. Mengetahui apa yang harus diprioritaskan akan membuat Mama akan jauh lebih tenang dalam membimbing si Kecil. Jika Mama merasa khawatir atau stres, Mama bisa meminta bantuan kepada keluarga, teman, atau profesional, seperti psikolog atau dokter anak. Semoga bermanfaat!

Baca juga:

The Latest