10 Cara Mendidik serta Mengatasi Anak Berperilaku Kasar dan Pemarah

Jangan dimarahi balik ya, Ma. Pahami dan akui perasaan anak saat itu

26 Agustus 2022

10 Cara Mendidik serta Mengatasi Anak Berperilaku Kasar Pemarah
Pexels/RODNAE Productions

Sebagai orangtua, Mama dan Papa tentunya tidak ingin memiliki anak yang berperilaku kasar dan juga pemarah. Watak ini tidak baik jika dimiliki oleh si Anak karena akan mempengaruhi cara mereka bersosialisasi nantinya.

Anak yang berperilaku kasar dan juga pemarah perlu didikan dan cara mengatasi yang tepat supaya sifat tersebut tidak terbawa sampai mereka beranjak dewasa. Memarahinya bukan pilihan yang tepat ya, Ma Pa. Dengan memarahi dan menyalahkan mereka secara langsung hanya akan membuat anak berontak. 

Mama dan Papa yang memiliki anak dengan sifat demikian mungkin saat ini sedang mencari cara bagaimana mendidik mereka dengan baik dan dengan cara yang tepat. 

Didikan yang tepat akan membuat anak juga sadar kesalahannya tanpa perlu disalahkan atau dihakimi. Nah di bawah ini Popmama.com akan rangkum bagaimana cara mendidik anak yang berperilaku kasar dan pemarah. 

Yuk langsung disimak saja Ma, Pa supaya bisa langsung dipraktikan nanti pada si Anak. 

1. Ajarkan mengekspresikan emosi dengan baik

1. Ajarkan mengekspresikan emosi baik
Pexels/RODNAE Productions

Anak-anak mungkin belum bisa mengekspresikan emosi dan perasaannya dengan baik, Ma. Sehingga apapun yang tidak bisa mereka terima atau tidak sesuai dengan kemauannya ditanggapi dengan cara yang marah. Padahal bisa saja itu bukan sesuatu yang besar.

Peran Mama dan Papa di sini sangat penting untuk mengajarkan mereka berbagai macam perasaan seperti emosi, sedih, bahagia, takut dan lain-lain.

Serta Tanyakan dengan baik-baik apa yang membuatnya begitu marah hingga berperilaku kasar. Supaya mereka juga bisa cerita apa yang membuat mereka bersikap demikian. 

2. Ajarkan anak untuk bertanggung jawab dengan emosinya

2. Ajarkan anak bertanggung jawab emosinya
Pexels/RODNAE Productions

Ketika anak berperilaku kasar dan pemarah, mereka akan cenderung meluapkannya atau melakukan berbagai cara untuk menarik perhatian sekitar. Kalau sekali dua kali mungkin masih dianggap wajar ya, Ma. Namun kalau hal seperti ini terjadi berulang kali, anak akan merasa nyaman ketika ia berperilaku kasar dan marah. 

Saat hal ini terjadi, coba Mama beri hukuman ringan yang bisa membuatnya jera. Seperti kalau mereka marah, lebih baik sendirian di kamar sampai marahnya reda, atau jika berperilaku kasar, Mama dan Papa tidak ingin mengajaknya nonton TV dan jalan-jalan bersama.

3. Jangan mengalah untuk anak yang sedang berperilaku kasar dan marah

3. Jangan mengalah anak sedang berperilaku kasar marah
Pexels/August de Richelieu

Mungkin kebanyakan orangtua akan pasrah ketika anak sedang marah. Mama seakan tidak ingin terlibat dan membiarkannya melakukan sesukanya.

Ma, bisa jadi anak marah kemudian berperilaku kasar itu karena keinginannya tidak dituruti sehingga untuk mendapatkannya adalah dengan marah, memukul-mukul Mama, melemparkan sesuatu dan tindakan kasar lainnya. 

Mama bisa mengatakan pada si Anak kalau untuk mendapatkan sesuatu tidak perlu harus sekarang, apalagi dengan sikap yang seperti itu. Mama justru akan memberi yang mereka inginkan kalau cara memintanya bisa lebih baik lagi tanpa harus dengan marah. 

4. Hindari memberikan tontonan yang kasar dan agresif

4. Hindari memberikan tontonan kasar agresif
Pexels/Katerina Holmes

Anak yang berperilaku kasar dan pemarah biasanya meniru apa yang mereka lihat dan tonton. Nah Mama perlu untuk mengawasi tontonan si Anak. Anak-anak belum bisa membedakan dampak dan keuntungan yang mereka tonton, ia hanya meniru apa yang dilihat.

Menghindari tontonan yang kasar bisa dilakukan mulai dari sekarang ya, Ma. Sekarang ini, anak bisa mengakses tontonan melalui internet tanpa pengawasan dari orangtua. Tanpa sadar, mereka meresapi semua adegan yang ada di tontonan tersbeut dan mempraktikannya di dunia nyata. 

Mama dan Papa perlu memberikan tontonan yang mendidik dan lembut supaya yang mereka tangkap juga baik. Karena tontonan juga memiliki pengaruh untuk perkembangan anak. 

Editors' Pick

5. Berikan pelukan ketika anak marah

5. Berikan pelukan ketika anak marah
Pexels/Any Lane

Saat mereka marah dan bahkan mulai bersikap kasar, mereka sedang berusaha bagaimana menyampaikan emosi dan bagaimana mendapatkan perhatian.

Di kondisi seperti ini, memarahi mereka membuat suasana semkain menjadi-jadi Ma. Kalaupun Mama dan Papa membentaknya, mungkin mereka akan takut, tapi keinginan untuk berperilaku kasar tetap ada. 

Saat anak ada di kondisi ini, hampiri si Anak ya, Ma. Tanyakan mengapa bersikap demikian lalu peluk. Memeluk anak di saat marah akan meredakan amarahnya, karena ketika marah ada senyawa seperti dopamin yang dilepaskan otak sehingga memberikan rasa tenang pada anak. 

6. Mencontohkan perilaku yang baik

6. Mencontohkan perilaku baik
Pexels/Monstera

Ini bisa dimulai dari Mama dan Papa terlebih dahulu. Sehari-harinya mereka melihat dan mengamati perilaku orangtuanya di rumah. Untuk itu bisa jadi anak menjadi pemarah dan berperilaku kasar karena tanpa sengaja ia melihat orangtuanya. 

Terapkan dalam sehari-hari untuk saling bersikap lembut satu sama lain, dan ketika marah tidak meninggikan suara apalagi berteriak.

Selain membuat anak takut, momen itu juga akan dicerna oleh si Anak dan dipelajari. Ia mengira bahwa tindakan demikian tidak memiliki dampak yang buruk, sebab orangtuanya saja melakukannya. 

Jadi, mendidik anak pemarah dan berperilaku kasar bisa dimulai dari orangtuanya dulu, supaya anak bisa mencontoh. 

7. Tidak ikut marah dan menyalahkan anak

7. Tidak ikut marah menyalahkan anak
Pexels/August de Richelieu

Perlu diingat ya Ma, bahwa siapapun tidak suka disalahkan apalagi disudutkan. Begitu juga dengan anak. Saat berperilaku kasar, anak ingin dimengerti dan diberi perhatian. dan ketika marah, mereka juga ingin didengarkan. 

Tapi Mama tetap harus memiliki sifat tegas supaya anak tidak merasa tindakannya dibenarkan. Ketika Mama dan anak sama-sama saling mengadu emosi, untuk sebagian anak mungkin akan merasa takut, tapi bagaimana jika anak mama adalah tipe yang tidak takut ketika Mama ikut marah?  

Nah menahan diri untuk tidak ikut marah adalah salah satu cara mendidik. Selain mendidik anak, itu juga mendidik Mama untuk melatih kesabaran.

8. Mengajarkan ilmu agama pada anak

8. Mengajarkan ilmu agama anak
Pexels/Monstera

Mengajarkan agama pada anak sedini mungkin memiliki segudang manfaat lho, Ma. Didikan agama bisa dimulai dengan selalu bersikap baik dengan sesama, tidak mengumpat apalagi berkata kasar. Beritahu anak apa hukuman yang diberikan Tuhan jika mereka bersikap demikian. 

Didikan ini bertujuan agar anak juga mengenal Tuhan dari kecil. Dan menyadari bahwa setiap perilaku yang tidak baik memiliki konsekuensinya. Begitu juga ketika anak marah hingga sampai berperilaku kasar.

9. Ajari anak teknik mengatasi kemarahan

9. Ajari anak teknik mengatasi kemarahan
Freepik

Mengajari anak untuk bisa menyelesaikan marahnya sendiri tidak mungkin Ma. Anak-anak masih butuh dituntun bagaimana mereka bisa mengendalikan marah dan perilaku kasarnya. 

Ketika anak sedang marah dan berperilaku kasar, ajarkan dia untuk tarik napas pelan-pelan agar emosinya lebih tenang .

Didikan seperti ini akan ia pelajari sampai dewasa nanti. Anak akan tahu hal pertama yang mungkin bisa ia lakukan saat sedang marah ialah membuat dirinya tenang dengan mengatur pernapasan.

10. Sering ajak anak untuk berkomunikasi

10. Sering ajak anak berkomunikasi
Pexels/August de Richelieu

Melatih komunikasi dengan anak perlu dilakukan agar Mama dan Papa bisa memahami keadaanya dan anak pun bisa lebih jujur. Saat sudah terjalin komunikasi yang baik dengan anak, mereka akan mengatakan apa yang dirasakan sebelum amarahnya memuncak. 

Komunikasi yang baik antara orangtua dan anak juga bisa membuat anak merasa canggung untuk bersikap kasar karena tahu itu akan melibatkan perasaan Mama dan Papanya. 

Memang tidak mudah mendidik anak yang berperilaku kasar dan pemarah, Ma. Didikan yang dilakukan juga tidak bisa sehari dua hari, perlu dilakukan berkali-kali dengan konsisten. 

Ketika anak seperti itu, tetap hadapi dengan tenang. Tidak menyudutkannya apalagi sampai memukul, karena sebenarnya mereka hanya diajari bagaimana menyampaikan perasaannya dengan baik.

Semoga membantu ya, Ma Pa!

Baca juga: 

The Latest