TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

4 Jenis Pola Asuh yang Populer dan Dampaknya pada Anak

Menerapkan pola asuh kepada anak tentu tidak bisa main-main karena menyangkut masa depannya

freepik/master1305

Setiap orangtua di dalam sebuah keluarga pasti memiliki pola asuh yang berbeda-beda untuk anaknya. Penerapan pola asuh di rumah pun nantinya akan berpengaruh terhadap karakter perkembangan anak di masa depan. 

Banyaknya perbedaan pola asuh yang diterapkan oleh masing-masing keluarga justru membuat sifat anak unik dan beragam.

Hanya saja orangtua perlu memahami dampak baik dan buruknya penerapan pola asuh yang nanti akan diterapkan kepada anak-anak mereka. 

Penerapan pola asuh anak setidaknya bisa didiskusikan kepada pasangan, orangtua, mertua atau seseorang yang lebih berpengalaman.

Selain itu, bantuan psikolog anak juga bisa bermanfaat ketika sedang bingung atau mempertimbangkan jenis pola asuh yang ingin diterapkan. 

Jika Mama ingin mengetahui beberapa pola asuh yang cukup populer untuk orangtua di era sekarang, kali ini Popmama.com telah merangkumnya. 

Simak juga dampak yang terjadi pada anak melalui penerapan pola asuh ini ya, Ma. 

1. Pola asuh permisif dikenal memiliki karakteristik memanjakan anak

Parents.com

Jika Mama termasuk orangtua yang menerapkan pola asuh secara permisif kepada anak-anak di rumah, maka itu artinya ada sifat dan sikap kebebasan selama pengasuhan. 

Mama dengan pola asuh ini cenderung memberikan kebebasan pada si Kecil.

Orangtua permisif dikenal dengan sikap yang sering memanjakan anak karena semua keinginan diperbolehkan. 

Walau begitu, pola asuh permisif memiliki sisi positif karena mampu menjadi teman baik untuk anak-anak. Dalam hal memberikan kehangatan, perhatian intens dan interaksi memang tidak perlu diragukan lagi. 

Anak dengan pola pengasuhan ini akan cenderung belajar mengatur dirinya sendiri tanpa ada campur tangan orangtua, apalagi seolah sudah dibebaskan asalkan tetap bertanggung jawab.

Mereka juga akan tumbuh menjadi pribadi yang kreatif karena terbiasa mengekspresikan dirinya sendiri. 

Hanya saja pola asuh permisif dalam jangka panjang dapat memberikan efek buruk untuk anak. Mereka dapat kebingungan karena terbiasa menjalani hidup tanpa memiliki batasan.  

Untuk sebagian anak yang menjadikan kebebasan dari orangtuanya ke hal-hal buruk, maka tidak menutup kemungkinan kalau mereka menjadi kurang disiplin dan tak bertanggung jawab. Kebiasaan buruk ini hanya akan membuat anak semakin sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. 

2. Pola asuh otoriter dikenal cenderung memaksakan kehendaknya sendiri

Freepik/drobotdean

Orangtua yang menerapkan pola asuh otoriter biasanya akan cenderung memaksakan kehendak. Sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, orangtua seringkali memiliki sikap yang kaku, tegas dan selalu saja ada hukuman saat anak tidak menaati setiap peraturan di rumah. 

Dalam penerapan pola asuh otoriter, orangtua akan merasa bahwa pendapatnya selalu benar. Bisa dibilang ini cenderung mengekang dan mengharuskan anak mengikuti semua perintah orangtuanya tanpa membantah.

Walau ada sisi di mana anak bisa membentuk karakter yang disiplin dan patuh, namun ada berbagai dampak buruk ketika si Kecil bertambah dewasa. 

Anak yang dibentuk dalam pola asuh otoriter akan kesulitan untuk mengungkapkan pendapat atau perasaannya sendiri. Tak jarang, anak akan memiliki masalah kecemasan dan berujung stres karena mendapatkan tekanan dari orangtua mereka. 

Saat orangtua memaksakan anak melakukan apa yang sudah diperintahkan tanpa disadari dapat menciptakan sosok dengan karakter buruk. Emosi anak bisa saja meledak-ledak dan membentuk kepribadian yang otoriter di masa depannya kelak. 

3. Pola asuh cuek dikenal tidak memiliki banyak peran dalam mengurus anak

Freepik

Pola asuh cuek atau terlalu abai dimiliki oleh sebagian orangtua saat mendidik anak-anaknya. Pola asuh jenis ini memang cukup populer untuk sebagian orangtua dan menerapkannya di rumah masing-masing. 

Tipe pengasuhan ini biasanya terjadi karena orangtua terlalu sibuk dengan urusan serta masalah pribadi saja. Secara tidak langsung, orangtua hanya berperan untuk memenuhi kebutuhan dasar anak saja mulai dari tempat tinggal, makan dan pakaian. 

Kebutuhan psikologis anak seolah diabaikan begitu saja, sehingga jarang sekali berinteraksi. Pola asuh yang terlalu cuek seolah membuat orangtua tidak banyak memiliki peran dalam mengurus anak-anaknya.  

Dengan karakter orangtua yang terlalu cuek secara tidak langsung akan membentuk anak mengalami kesulitan dalam menaati peraturan. Anak cenderung lebih suka melanggar peraturan, emosi tidak terkontrol bahkan sulit menciptakan komuniasi yang baik. 

Ini disebabkan dirinya kurang mendapatkan komunikasi atau interaksi secara emosional bersama orangtuanya di rumah. 

4. Pola asuh demokratis dikenal mampu menciptakan karakter anak yang unggul

Freepik/pressfoto

Pola asuh demokratis termasuk populer diterapkan oleh para orangtua kepada anak-anak mereka. Bisa dibilang pola asuh ini memiliki beragam sisi positif untuk kedua belah pihak di antara yang lainnya. 

Orangtua yang menerapkan pola asuh demokratis mampu mencegah anak-anak agar terhindar dari masalah kepribadian. Kesehatan mental anak akan lebih terjaga dalam jangka waktu yang panjang. 

Pola asuh ini merupakan gabungan dari pola asuh otoriter dan permisif. Bisa dibilang penerapan pola asuh demokratis memberikan kebebasan serta kejelasan terhadap semua peraturan, sehingga anak pun berada di jalur yang tepat.

Peraturan yang diberikan oleh orangtua dengan pola asuh demokratis tidak hanya memberikan arahan, namun anak menjadi paham di balik aturan yang harus ditaatinya. 

Dengan pola demokratis, rasa kepercayaan antara orangtua dan anak akan lebih mudah untuk terbangun. Bahkan komunikasi di antara orangtua dan anak terjalin dengan baik, mereka pun akan memiliki karakter yang jujur serta patuh. 

Nah, itulah empat jenis pola asuh yang populer beserta dampak pada anak ketika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 

Semoga informasi bermanfaat untuk perkembangan anak-anak di masa depan ya, Ma.

Baca juga: 

The Latest