TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

5 Tips Dasar Merawat dan Mendidik Anak dengan Retardasi Mental

Jangan menyerah, Ma!

momjunction.com

Kalimat retardasi mental mungkin masih cukup asing di telinga sebagian besar masyarakat. Di dunia pendidikan Indonesia, retardasi mental lebih dikenal sebagai tuna grahita.

Pada dasarnya, retardasi mental adalah sebuah kondisi di mana seseorang memiliki kemampuan intelektual di bawah rata-rata, yakni IQ di bawah 70 dan terdapat gangguan dalam perilaku adaptif 1.

Perilaku adaptif sendiri merupakan kemampuan seseorang dalam membina hubungan sosial dan menyelesaikan permasalahan kehidupan sehari-hari, seperti menggunakan transportasi umum, menggunakan uang untuk berbelanja, dan sebagainya.

Dalam beberapa kasus, penyandang retardasi mental biasanya memiliki gangguan lainnya, seperti down syndrome, fragile-x syndrome, dan lain-lain.

Dulu, banyak pakar yang mempercayai bahwa anak dengan retardasi mental tidak dapat mengalami peningkatan kemampuan dan sama sekali tidak bisa disembuhkan.

Namun, saat ini anggapan tersebut perlahan-lahan mulai diubah. Penanganan dan pendampingan yang tepat pada anak dengan retardasi mental dapat membuatnya bertindak secara mandiri.

Bahkan tidak menutup kemungkinan bahwa anak dengan retardasi mental kategori ringan dapat dilatih untuk mencapai kemampuan layaknya orang normal.

Beberapa ahli mengatakan bahwa baik-buruknya perkembangan kemampuan anak dengan retardasi mental sangat bergantung pada lingkungan di sekitarnya.

Dalam hal ini, keluarga memiliki peran paling besar untuk membantu anak menjadi mandiri.

Orangtua dan saudara juga harus mampu menerima kondisi keterbatasan anak untuk menerapkan pengasuhan yang tepat sesuai kebutuhan mereka.

Memang, mengasuh dan mendidik anak dengan retardasi mental bukanlah hal yang mudah.

Namun sebagai orangtua, Mama dan Papa harus tetap berusaha agar si Kecil dapat tumbuh seperti anak lain pada umumnya.

Dilansir dari webmd.com, berikut Popmama.com telah merangkum 5 tips dasar merawat anak dengan retardasi mental.

1. Pemilihan sekolah

bringingthesunshines.com

Dengan kemampuan di bawah rata-rata normal, kadangkala anak dengan retardasi mental kategori ringan tidak tampak mengalami gangguan.

Gangguan akan mulai terdeteksi ketika anak mengalami masalah dalam bidang akademik. Untuk itu, carilah rujukan dari psikolog mengenai sekolah terbaik yang sesuai dengan kebutuhan anak.

Jangan merasa gengsi untuk memasukkan anak di Sekolah Luar Biasa karena sebenarnya itulah yang dibutuhkan oleh anak.

Memaksakan anak untuk mengenya pendidikan di sekolah normal dapat menimbulkan masalah lain seperti bullying dan gangguan emosional.

2. Melatih kemampuan berbahasa

ndss.org

Secara berkala, ajari anak untuk melatih kemampuan berbahasa.

Perlahan-lahan Mama dapat mengajarkan kosakata yang dapat membantunya berinteraksi dengan dunia sekitar.

Tekankanlah ia pada kata-kata yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengajari anak untuk aktif

donateacar.com

Di kehidupan sehari-hari, anak dengan retardasi mental memiliki pilihan yang sangat terbatas mengenai aktivitas yang bisa dilakukan.

Kebanyakan anak dengan retardasi mental hanya menghabiskan waktu dengan menonton televisi atau mendengarkan radio.

Hal ini bisa menyebabkan perilaku pasif pada anak. Untuk itu, ajaklah anak pada kegiatan-kegiatan yang dapat membuatnya berinteraksi dengan orang lain.

Anak juga bisa dituntun untuk memiliki hobi yang menguntungkan seperti memasak, melukis, dan sebagainya.

4. Perkembangan seksual

24hrcares.com

Masalah seksual juga perlu mendapat perhatian serius. Ajari anak untuk memahami masalah-masalah pubertas yang mungkin muncul, seperti menstruasi atau mimpi basah.  

Anak juga harus diberikan pengertian tertentu agar tidak terjebak pada pelecehan seksual.

Sangat disarankan untuk menemui dokter atau psikolog yang bisa memberikan anjuran mengenai penanganan masalah seksual anak.

5. Persiapan untuk masa depan

dpdsmiles.com

Bekali anak dengan keterampilan-keterampilan hidup yang akan membantunya untuk tidak terlalu bergantung pada keluarga.

Ajarkan pula cara berkomunikasi dengan baik, etika ketika berada di tempat umum, ketepatan waktu, hingga kemampuan untuk berkarir di pekerjaan sederhana.

Sadari padanya bahwa orangtua atau keluarga tidak bisa selamanya menjaga hidup mereka.

Salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan kemandirian anak adalah dengan menempatkan anak pada sekolah yang tepat, sekolah yang berfokus pada peningkatan life-skill anak.

Nah, itulah 5 tips dasar merawat anak dengan retardasi mental.

Diharapkan kelima tips dasar tersebut bisa dijadikan langkah awal untuk memberikan perawatan yang sesuai bagi kebutuhan anak.

Selain itu, Mama juga harus memperbanyak diskusi dengan para ahli yang kompeten menangani kasus-kasus tersebut.

Semangat!

Baca juga:

The Latest