TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Eksklusif: Cerita Mama Jalani Isolasi di Rumah, Ini Hal yang Dilakukan

Berasal dari kluster keluarga, cerita perjuangan Mama dan anaknya untuk sembuh dari Covid-19

Pixabay/enriquelopezgarre

Virus corona tak pandang bulu karena siapa pun bisa terkena. Kini, angka positif Covid-19 di Indonesia pun semakin tinggi, banyak daerah yang masuk zona merah karena tingginya kasus.

Banyaknya kasus positif yang membutuhkan perawatan membuat beberapa rumah sakit di berbagai daerah tidak mampu lagi menerima pasien Covid-19. Beberapa hari lalu, sempat viral video antrian untuk masuk ke Wisma Atlet, Kemayoran.

Orang yang positif Covid-19 tapi berstatus tanpa gejala atau gejala ringan biasanya akan direkomendasikan untuk ke tempat isolasi yang ditunjuk pemerintah jika tempat tinggalnya tidak memungkinkan untuk isolasi mandiri. Namun, jika seandainya mama positif Covid-19 dan ingin isolasi di rumah ternyata masih bisa.

Popmama.com mendapatkan cerita eksklusif dari mama Lita, pasien positif Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri di rumahnya.

1. Gejala yang dirasakan sebelum positif Covid-19

Pexels/Andrea Piacquadio

Lita menyebut awal-awal sebelum dirinya di swab sempat merasakan anosmia (kehilangan indra penciuman dan pengecap). Selain, dirinya juga sempat merasakan gejala lain seperti demam dan gejala flu.

“(Gejala pertama) dini hari aku meriang tidak bisa tidur. Mungkin demam, tapi tidak mengecek berapa suhu tubuhnya. Paginya, badan seperti mau flu, tapi aku kira aku sinus karena memang di musim seperti ini biasanya sinus kambuh. Dua hari setelahnya penciuman dan pengecap berangsur hilang. Langsung konsultasi dengan temanku yang dokter, disarankan swab H+7,” jelas Lita melalui pesan Whatsapp kepada Popmama.

Setelah ia runut dari minggu sebelumnya, ternyata sang Papa sempat demam. Setelah dirinya swab dan dinyatakan positif, anak dan kedua orangtuanya pun ikut swab dan juga dinyatakan positif Covid-19.

2. Hal rutin yang dilakukan selama isolasi di rumah

Pixabay/couleur

Berbeda dengan kedua orangtua Lita yang sudah senja, jadi harus dibawa ke rumah sakit berdasarkan rujukan Puskesmas. Lita dan anaknya, Langit, merupakan pasien Covid-19 gejala ringan dan kondisi rumah pun memungkinkan untuk isolasi mandiri.

Diungkapkannya selama isolasi mandiri, ia dan anaknya tidak keluar rumah sama sekali. Bahkan untuk membuka pagar luar saja tidak ingin. Bahkan dengan sang Anak yang sama-sama positif juga meminimalisir kontak meski masih satu kamar.

“Tidur pun pakai masker,” jelasnya.

Lalu, rutinitas lain yang ia lakukan adalah meminum vitamin dan antibiotik sesuai dengan konsultasi dengan dokter via chat. Selain itu, ia juga minum aneka vitamin/jamu-jamuan yang disarankan oleh beberapa kenalan sebagai ikhtiar. Namun, semua tambahan yang di luar saran dokter selalu Lita tanya ke dokter boleh atau tida untuk dikonsumsi.

“Ketiga, makan-makanan yang bergizi, sayur, dan buah sudah pasti. Menurut beberapa teman yang pernah terkena Covid-19, memperbanyak makan sayur berkuah dan hangat, serta minumnya air hangat. Keempat, mendisinfektan mandiri isi rumah setiap hari,” tuturnya.

Sementara itu untuk makanan, Lita mendapat bantuan dari keluarga yang tinggal dekat dengan rumahnya. Tante dan sepupunya mengantar makanan dan hanya digantung di pagar aja. Sama halnya dengan paket atau ada order makanan online.

3. Obat dan perawatan yang diterima selama isolasi mandiri

Freepik

Untuk perawatan selama isolasi di rumah kurang lebih 14 hari, Lita mengungkapkan kalau mendapat asupan vitamin dan obat yang rutin. Kecuali untuk antibiotik yang ia stop konsumsi di hari ke-8 sesuai saran dokter.

"Kami sama sih (perawatan dari awal sampai selesai), kecuali antibiotik itu stop kalau tidak salah hari ke-8. Karena antibiotik memang penggunaan di antara 7-10 hari aja kan," sebut Lita.

4. Setelah 14 hari masih positif, apa yang dilakukan?

Pixabay/hvesna

Setelah selesai 14 hari isolasi mandiri dan swab, sayangnya Lita masih dinyatakan positif. Namun, merujuk kepada rekomendasi WHO dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bahwa pasien tanpa gejala atau gejala ringan dan selama isolasi tidak ada keluhan hanya perlu 10+3 hari berdiam diri.

“Tapi aku dan Langit swab untuk pengecekan awal. Setelah terima hasil dan masih positif, aku langsung konsul ke dokter secara online dan mereka menyatakan aku sembuh. Tapi aku memutuskan konsul ke internist (dokter spesialis penyakit dalam) juga untuk lebih meyakinkan,” jelas Lita.

Setelah konsul dengan dokter Dirga Sakti Rambe (@dirgarambe) Lita benar-benar diyakinkan dan merasa yakin bahwa sudah sembuh.

“Tapi tidak semata-mata langsung ke mana-mana dong ya. Aku masih treat diri sendiri isolasi. (Setelah 14 hari) ke luar rumah hanya untuk jalan pagi, tidak terima tamu, paket-paket dan sebagainya masih ditaruh di pagar,” tuturnya.

5. Selama isolasi tetap berpikir positif dan tenang

Freepik/katemangostar

Selama melakukan isolasi di rumah, Lita hanya berdua dengan anaknya. Selain itu baik dirinya dan Langit, anaknya juga tidak ada gejala yang membahayakan karena hanya anosmia dan demam di awal. Ia juga konsultasi setiap hari dengan dokter via chat.

Meski begitu banyak orang disekitarnya yang khawatir dan menganggap bahwa terkena Covid-19 seolah tidak bisa apa-apa.

“Mungkin karena alhamdulillah kami kondisi klinik baik, jadi lebih sering menenangkan orang lain ya. Bahwa alhamdulillah kondisi kami baik-baik aja. Jadi di bayangan orang lain mungkin kami terkapar tak berdaya, tapi alhamdulillah karena kami hanya gejala ringan di awal, kami sehat seperti biasa sebenarnya dalam menjalankan aktivitas,” jelas Lita.

Itulah tadi wawancara eksklusif Popmama.com dengan Lita, mama yang pernah positif Covid-19 dan melakukan isolasi di rumah. Saat ini keadaan Mama Lita dan anaknya, Langit sudah membaik dan selesai isolasi mandiri di rumah.

Semoga bagi Mama yang saat ini positif Covid-19 dan sedang isolasi atau perawatan bisa dikuatkan dan segera sehat ya! Smeoga vaksin gratis virus Corona juga segera diberikan agar bisa menjadi langkah preventif untuk bisa menghalau kita positif Covid-19.

Baca juga:

The Latest