TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Ini Tips Menjaga Kehamilan agar Tetap Sehat saat Masa Pandemi

Ketahui gejala normal maupun tak normal sebagai bentuk antisipasi, Ma

Unsplash/Mon Petit Chou Photography

Bagi mama yang dalam masa kehamilan, menjaga kesehatan di masa pandemi seperti ini menjadi hal penting. Tidak hanya bagi kesehatan mama, tetapi juga kesehatan serta tumbuh kembang janin yang dikandung. 

Biasanya, masa kehamilan penuh dengan pengalaman menyenangkan dan banyak tantangan. Terlebih di masa pandemi di mana segala kondisi penuh dengan ketidakpastian.

Proses pemeriksaan kehamilan pun perlu dibatasi dan perlu dilakukan dengan hati-hati. Namun, Mama tidak perlu panik atau terlalu khawatir karena ada beberapa tips yang dapat diterapkan untuk mendapatkan kehamilan sehat selama pandemi.

Berikut Popmama.com rangkum tips agar proses kehamilan selama pandemi tetap berjalan optimal. Dikutip dari pernyataan Dr. dr. Nasrudin AM, Sp.OG(K), MARS, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dalam sesi talkshow Tips Menjalani Kehamilan di Masa Pandemi pada rangkaian Popmama Parenting Academy (POPAC) 2020. 

1. Pemeriksaan kehamilan tak harus dilakukan di Rumah Sakit

Popmama.com/Amelia Riskita Putri

Selama menjalani kehamilan di masa pandemi, pemeriksaan kesehatan mama dan janin pun tidak harus dilakukan di rumah sakit, Ma. Namun, tumbuh kembang janin dalam kandungan tetap harus dipantau. 

"Pemeriksaan kehamilan di masa pandemi bisa dilakukan dengan media lain. Misalnya, telemedicine sehingga konsultasi kehamilan tidak perlu datang langsung menemui dokter. Kalaupun perlu berkunjung, sebaiknya tetap menjaga jarak saat antre maupun pemeriksaan dan tentu saja mematuhi protokol kesehatan," kata dr. Nasrudin pada Selasa (29/9/2020).

Meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa, ada beberapa kondisi alamiah tidak nyaman yang memang terjadi selama kehamilan, seperti mual, muntah, dan nafsu makan yang berkurang. Hal-hal tersebut seharusnya dihadapi dengan tenang, kecuali jika terjadi dalam keadaan tidak wajar. 

2. Bagaimana jika Mama perlu memeriksakan kehamilan secara langsung?

Unsplash/Bermix Studio

Pemeriksaan kehamilan selama masa pandemi memang tidak perlu bertemu langsung dengan dokter kandungan. Asalkan kehamilan berjalanan dengan normal. Jadi bukan berarti tidak boleh sama sekali dilakukan, Ma. 

"Boleh saja memeriksakan kehamilan. Jika dirasa ada gejala-gejala darurat yang timbul selama hamil. Dengan tetap menggunakan masker, jaga jarak, menghindari kerumunan, dan rajin mencuci tangan," ungkap dr. Nasrudin. 

Salah satu pemeriksaan kehamilan yang dapat dilakukan, yaitu USG, baik USG 2D, 3D, maupun 4D. Semua teknologi ultrasonografi ini umumnya digunakan untuk memantau tumbuh kembang janin dalam kandungan. 

Namun, penggunaannya dapat disesuaikan pada kebutuhan setiap mama. Misalnya, pemeriksaan kehamilan dengan USG 4D yang dianjurkan bagi ibu hamil yang berisiko karena hamil dalam keadaan usia tua atau adanya komplikasi (penyakit diabetes, hipertensi, dan jantung).

Selain itu, pemeriksaan kehamilan lain juga perlu dilakukan. Mulai dari pemeriksaan risiko infeksi penyakit TORCH, yaitu Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus (infeksi menular seks), dan Herpes. Hingga pemeriksaan hemoglobin (Hb) karena ibu hamil cukup rentan mengalami anemia. 

3. Waktu pemeriksaan kehamilan yang direkomendasikan

Popmama.com/Amelia Riskita Putri

Sebagian mama yang sedang mengandung mungkin masih belum paham mengenai waktu pemeriksaan kehamilan. Terlebih, ada banyak waktu pemeriksaan yang direkomendasikan.

Menurut Kemenkes RI, pemeriksaan yang direkomendasikan, yaitu sebanyak 4 kali selama kehamilan. Tepatnya, 1 kali pada trimester pertama, 1 kali selama trimester kedua, dan 2 kali di trimester ketiga. 

Sedangkan berdasarkan WHO, pemeriksaan yang direkomendasikan adalah 8 kali selama kehamilan. Dengan rincian, 1 kali dalam trimester pertama, 2 kali selama trimester kedua, dan 5 kali pada trimester ketiga. 

Namun, selama pandemi seperti saat ini, pemeriksaan kehamilan boleh dilakukan minimal 2 kali saja. Hal ini mengacu pada petunjuk praktis layanan kesehatan ibu hamil dan bayi baru lahir. 

"Pemeriksaan minimal 2 kali selama kehamilan pada masa pandemi ini dilakukan 1 kali di trimester pertama dan 1 kali saat trimester ketiga," jelas dr. Nasrudin. 

4. Kehamilan dan risiko terpapar Covid-19

Unsplash/Glen Carrie

Menurut data Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Jakarta, sebanyak 13,7 persen ibu hamil rentan terpapar Covid-19. Hal ini karena imunitas ibu hamil cenderung lebih rendah. 

Namun, Mama tidak perlu khawatir karena Covid-19 tidak dapat menulari janin secara langsung melalui plasenta. Ibu menyusui juga tidak menularkan Covid-19 melalui ASI.

Jadi, tetap aman bagi janin dan bayi apabila Mama terjangkit virus. Kalau pun bayi terjangkit Covid-19, hal tersebut disebabkan oleh adanya kontak erat dengan pasien positif sehingga tertular melalui droplet. 

5. Tips menjaga kehamilan sehat di masa pandemi

Unsplash/Omar Lopez

Ada tips yang dapat diterapkan Mama selama menjalani kehamilan di masa pandemi ini. Di antaranya dengan cara mengetahui keadaan normal maupun tidak normal sehingga dapat mewaspadai hal-hal berbahaya yang tak diinginkan. 

"Kondisi normal pada ibu hamil yang tidak perlu panik dan tidak perlu kontrol ke rumah sakit, yaitu mual, muntah, pusing, atau nyeri tungkai belakang ringan. Cukup diatasi dengan istirahat cukup dan pola makan yang baik," kata dr. Nasrudin. 

Kalau pun perlu mengonsumsi obat, Mama bisa memilih obat bebas yang aman, seperti paracetamol atau obat topikal/lokal, yaitu salep dan minyak aromaterapi oles. Sedangkan untuk mual dan muntah ringan, dapat diatasi dengan obat penetral asam lambung.

Hindari mengonsumsi obat-obatan sembarangan. Apabila gejala dirasa semakin berat, sebaiknya jangan langsung mengonsumsi antibiotik karena tidak semua antibiotik aman bagi ibu hamil, Ma. 

Sedangkan beberapa kondisi tidak normal yang perlu diwaspadai oleh Mama selama menjalani masa kehamilan, meliputi:

  • Mual dan muntah berlebih yang menyebabkan lemas dan sulit beraktivitas,
  • terjadi perdarahan,
  • kontraksi hebat, terutama pada trimester 1 dan 2 kehamilan,
  • tidak ada nyeri atau kontraksi, tetapi air ketuban pecah tiba-tiba,
  • hipertensi atau tekanan darah yang meningkat, 
  • sakit kepala disertai denyutan hebat,
  • gerak janin berkurang,
  • terjadi kejang-kejang, dan
  • perdarahan bercampur lendir tanda melahirkan. 

Ketika gejala tidak wajar tersebut dialami Mama, segeralah ke dokter untuk mendapatkan pertolongan segera. 

Selain mengetahui tanda-tanda bahaya untuk diwaspadai, Mama juga sebaiknya menjaga asupan nutrisi agar imunitas dan tumbuh kembang janin optimal, tetap menjalani protokol kesehatan saat ke luar rumah, dan tetap di rumah jika tidak ada urusan mendesak. 

Itulah beberapa tips menjaga kehamilan di masa pandemi. Semoga Mama dan janin yang dikandung dapat sehat selalu hingga proses persalinan nanti, ya.

Dapatkan informasi sesi lain Popmama Parenting Academy 2020 yang tidak kalah seru di media sosial @popmama.parenting.academy dan ikuti kelas-kelas menarik lainnya ya, Ma.

Bagi Mama yang ketinggalan sesi talkshow Tips Menjalani Kehamilan di Masa Pandemi bersama Dr. dr. Nasrudin AM, Sp.OG(K), MARS, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dalam rangkaian acara Popmama Parenting Academy 2020, bisa menyaksikan tayangan ulangnya di Youtube Popmama.com di bawah ini, ya.

Baca juga:

The Latest