TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Terlalu Banyak Konsumsi Makanan Manis Sebabkan Infertilitas, Benarkah?

Makanan manis digemari banyak orang karena rasanya yang enak dan mood lebih ceria

Freepik/jcomp

Makanan manis digemari banyak orang karena rasanya yang enak dan membuat suasana hati atau mood lebih ceria.

Namun, kandungan gula dalam makanan manis kerap dikaitkan dengan beragam masalah kesehatan, seperti obesitas, diabetes, dan banyak masalah kesehatan lainnya.

Beberapa pendapat juga menyebutkan bahwa makanan manis dapat menurunkan tingkat kesuburan atau fertilitas karena terjadinya gangguan hormon.

Bahkan ketidakseimbangan hormon sekecil apapun dapat memicu banyak kondisi yang berpotensi memengaruhi kesuburan, seperti PMS, PCOS, dan endometriosis.

Benarkah demikian? Yuk, simak ulasan dari Popmama.com berikut ini seperti yang dilansir dari Times of India.

1. Hubungan makanan manis dan kegidaksuburan

whattoexpect.com

Sebuah penelitian yang dilalukan oleh tim peneliti di Universitas Linköping bisa jadi mengejutkan bagi para pecinta makanan manis.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal The Public Library of Science (PLOS) Biology itu menyebutkan, terlalu banyak mengonsumsi gula ternyata dapat memengaruhi kualitas sperma.

Penelitian tersebut memberi wawasan baru fungsi sperma dan bisa berkontribusi pada metode diagnosis baru untuk mengukur kualitas sperma.

2. Diet atau pola makan sehat memengaruhi kualitas sperma

Pixabay/TBIT

Diet ternyata memengaruhi mutu sperma dan efeknya muncul dengan cepat. Demikian hasil riset yang dilakukan oleh tim peneliti di Universitas Linköping.

”Kami melihat bahwa diet mempengaruhi motilitas sperma dan kami dapat menghubungkan perubahan dengan molekul spesifik di dalamnya. Riset kami mengungkapkan efek cepat yang terlihat setelah 1-2 minggu,” kata Anita Öst, dosen senior di Departemen Kedokteran Klinis dan Eksperimental di Universitas Linköping sekaligus ketua tim peneliti itu.

3. Gaya hidup dan penyakit

Pixabay/stevepb

Menurut para peneliti, kualitas sperma diketahui dapat dirusak oleh beberapa faktor lingkungan dan gaya hidup, di antaranya obesitas dan penyakit terkait seperti diabetes tipe 2. Dua hal ini bisa membuat kualitas sperma berisiko menjadi buruk.

Dalam studi baru ini, peneliti tertarik pada fenomena epigenetik yang melibatkan sifat fisik atau tingkat perubahan ekspresi gen bahkan ketika materi genetika dan pengurutan DNA tidak berubah.

4. Mengonsumsi gula berlebihan berpengaruh pada kualitas sperma

Pexels/Pixabay

Dalam penelitian sebelumnya, para peneliti melakukan penelitian terhadap seekor lalat buah jantan yang mengonsumsi gula berlebih sesaat sebelum kawin ternyata lebih sering menghasilkan keturunan yang kelebihan berat badan.

Para peneliti juga menyelidiki apakah konsumsi gula yang tinggi mempengaruhi fragmen RNA (Ribonucleic Acid) dalam sperma manusia. RNA berfungsi sebagai pembawa dan penerjemah kode genetik untuk pembuatan protein.

Studi itu melibatkan 15 pria muda dalam kondisi sehat dan tidak merokok yang menjalani diet yang mana mereka diberi makanan selama dua minggu. Diet berbasis Nordic Nutrition Recommendations untuk pola makan sehat dengan satu pengecualian, yakni selama pekan kedua, peneliti menambahkan gula, setara dengan 3,5 liter atau 450 gram gula-gula, setiap hari.

Mutu sperma partisipan diteliti sejak awal studi setelah minggu pertama (selama partisipan mengonsumsi pola makan sehat) dan pekan kedua (saat partisipan juga mengonsumsi banyak gula).

Di awal studi, sepertiga partisipan mengalami motilitas (faktor penentu mutu) sperma rendah. Selama studi, motilitas sperma semua partisipan menjadi normal.

”Studi menunjukkan, motilitas sperma dapat diubah dalam jangka pendek dan terlihat terkait erat dengan diet. Itu memiliki implikasi klinis penting. Namun, kami tidak dapat menyatakan apakah itu terjadi karena konsumsi gula. Ada kemungkinan komponen diet sehat memberi efek positif terhadap sperma,” kata Anita Öst.

Para peneliti juga menemukan, fragmen RNA kecil yang terkait dengan motilitas sperma juga berubah.

5. Terlalu banyak gula bisa sebabkan infertilitas

Pexels/Olya Kobruseva

Terlalu banyak makan makanan manis atau gula dapat menyebabkan banyak masalah termasuk resistensi insulin, penambahan berat badan, penurunan imunitas dan gangguan hormon.

Karena dapat menyebabkan gangguan hormon, maka hal ini dapat mengganggu kesuburan bahkan bisa dikatakan dapat membuat infertilitas.

Ketika sedang melakukan program hamil, mengonsumsi terlalu banyak gula dapat menggangu hormon yang terlibat dengan ovulasi.

Sebuah studi menunjukkan bahwa 92% menyebabkan seorang wanita untuk mengalami infertilitas ovulasi.

Ketika ada peningkatan insulin, tubuh akan sulit mengurai lemak yang disimpan sebelumnya dan meningkatkan jumlah makanan yang diubah menjadi lemak.

Ini meningkatkan keseluruhan lemak di tubuh melepaskan estrogen yang menciptakan ketidakseimbangan hormon yang mempengaruhi ovulasi.

Akibatnya, hal itu juga dapat menyebabkan endometriosis.

Setiap kali Mama mengonsumsi makanan yang kandungan gulanya tinggi, pankreas harus mengeluarkan insulin untuk mengubah gula dalam darah menjadi energi.

Jika ini sering diulang, maka bisa mengembangkan resistensi insulin.

Tingkat insulin yang tinggi menghambat ovulasi dan menyebabkan gangguan metabolisme termasuk PCOS yang dialami 1 dari 3 perempuan.

Gula juga berdampak negatif terhadap sistem kekebalan tubuh. Menurunnya imunitas berdampak pada seluruh tubuh, dari mempertahankan sistem reproduksi yang sehat hingga kemampuannya untuk melawan infeksi yang juga dapat memengaruhi kesuburan termasuk infeksi ragi.

Meskipun infeksi ragi tidak dapat menyebabkan infertilitas, hal ini tentu menghalangi keinginan Mama untuk berhubungan seks dengan suami yang berarti tidak ada peluang untuk membuat bayi.

Nah, ternyata mengonsumsi makanan manis secara berlebihan sangat tidak baik ya. Oleh karena itu, mulai sekarang batasi konsumsi gula yang berlebihan ya, Ma, terutama jika ingin menjalani program kehamilan (promil).

BacaJuga:

The Latest