TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Alat Tes Ovulasi: Cara Kerja dan Tingkat Akurasinya

Alat ini dapat membantu Mama mengetahui kapan waktu paling subur dalam siklus menstruasi

Wikipedia

Bagi mereka yang sedang dalam program hamil, berhubungan intim saat masa ovulasi sangat penting untuk meningkatkan peluang kehamilan.

Ovulasi adalah proses ketika sel telur yang sudah matang dikeluarkan dari ovarium atau indung telur ke tuba falopi untuk dibuahi.

Siklus menstruasi secara normal berkisar antara 25–30 hari dengan rata-rata siklus 28 hari. Periode masa subur atau ovulasi ini biasanya dimulai di sekitar hari ke-14 dalam siklus menstruasi.

Jika siklus menstruasi Mama adalah 28 hari dan teratur setiap bulannya, maka hari ke-14 biasanya bisa dijadikan patokan masa ovulasi. Pada masa ini, Mama dapat berhubungan intim tanpa menggunakan kontrasepsi agar terjadi kehamilan.

Namun siklus menstruasi setiap orang bisa berbeda-beda ya, Ma. Termasuk Mama. Jadi, bagaimana mengetahui jika Mama sedang mengalami ovulasi? Selain memperhatikan gejalanya, Mama juga bisa menggunakan alat tes ovulasi. Alat ini berguna untuk mengetahui waktu paling subur dalam siklus Mama.

Apa sebenarnya tes ovulasi, bagaimana cara kerjanya, dan kapan Mama harus menggunakannya? Simak penjelasannya pada ulasan Popmama.com berikut ini ya, Ma.

Apa Itu Tes Ovulasi dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Rockethealth

Tes ovulasi adalah tes sederhana yang dapat dilakukan di rumah untuk membantu memprediksi apakah Mama akan segera berovulasi. Kadang-kadang dikenal sebagai alat prediksi ovulasi (OPK).

Tes ovulasi bekerja dengan mendeteksi lonjakan hormon luteinizing (LH) dalam urine. Ini adalah hormon yang mengirimkan pesan ke ovarium untuk mengirim sel telur.

Jika tes ovulasi menangkap lonjakan ini, itu berarti Mama kemungkinan akan berovulasi dalam 24 hingga 36 jam ke depan.

Kapan Tes Ovulasi Harus Dilakukan?

Unsplash/Estée Janssens

Jadi, kapan Mama harus melakukan tes ovulasi? Nah, ovulasi terjadi sekitar pertengahan siklus menstruasi, artinya Mama harus mulai menguji beberapa hari sebelum titik itu.

Sebagai ilustrasi, jika memiliki siklus 28 hari yang teratur, Mama berovulasi sekitar hari ke-14. Oleh karena itu, untuk membantu menentukan kapan sel telur itu akan dilepaskan, Mama dapat mulai menggunakan tes ovulasi setiap hari mulai hari ke-10 atau ke-11.

Mengetahui kapan harus melakukan tes ovulasi bisa lebih sulit jika Mama memiliki siklus yang tidak teratur. Misalnya Mama memiliki siklus 30 hari satu bulan dan siklus 35 hari berikutnya.

Bila Mama memiliki siklus yang tidak teratur, siasati dengan cara berikut ini:

  • Gunakan panjang siklus terpendek dalam 6 bulan terakhir sebagai panduan. Jika itu adalah siklus 30 hari dengan perkiraan tanggal ovulasi pada hari ke-16, Mama dapat memulai pengujian pada hari ke-12 hingga ke-13 dari siklus saat ini.
  • Tes untuk jangka waktu yang lebih lama. Ini mungkin lebih dapat diandalkan daripada metode di atas, tetapi juga bisa menjadi mahal jika karena Mama menggunakan tes ovulasi lebih banyak.

Bagaimana Cara Menggunakan Tes Ovulasi?

Pexels/RODNAE Production

Tes ovulasi dilengkapi dengan sejumlah strip ovulasi. Untuk melakukan tes, yang perlu dilakukan adalah mengencingi salah satu strip atau mencelupkannya ke dalam wadah urine yang steril. Apa yang terjadi selanjutnya tergantung pada jenis alat tes ovulasi yang Mama miliki.

Jika Mama hanya memiliki strip ovulasi, Mama akan melihat apakah garis uji muncul di sebelah garis kontrol pada strip (setelah sekitar 5 menit). Ketika garis tes muncul lebih gelap dari (atau seterang) garis kontrol, itu adalah hasil yang positif. Ini berarti kemungkinan Mama akan berovulasi dalam 24 hingga 36 jam ke depan.

Di sisi lain, jika kit dilengkapi dengan pembaca digital, Mama harus memasukkan stik ke dalam alat. Lalu menunggu untuk melihat apakah simbol ditampilkan untuk menunjukkan hasil yang positif.

Jika hasil tes ovulasi positif berarti kemungkinan Mama akan berovulasi dalam 24 hingga 36 jam. Mama memiliki kira-kira jumlah waktu tersebut ditambah sekitar 12 hingga 24 jam setelah ovulasi terjadi untuk terjadi kehamilan.

Setelah mendapatkan hasil positif, Mama tidak perlu menunggu untuk berhubungan seks sampai hari ovulasi yang sebenarnya. Sperma dapat bertahan hingga 5 hari di dalam tubuh. Jadi Mama dapat berhubungan intim kapan saja agar terjadi kehamilan.

Jika Mama juga bertanya-tanya: berapa hari setelah ovulasi Mama dapat menguji kehamilan? Jawabannya adalah yang terbaik adalah menunggu sekitar 14 hari – sampai tanggal ketika Mama mengharapkan menstruasi berikutnya dimulai.

Bagaimana Tingkat Akurasinya?

Freepik.com/racool_studio

Bila digunakan dengan benar, tes ovulasi memiliki tingkat akurasi hingga 99%. Untuk mendapatkan hasil terbaik, lakukan beberapa hal berikut:

  • ikuti tes pada waktu yang sama setiap hari,
  • jangan minum terlalu banyak sebelumnya,
  • ikuti petunjuk penggunaan.

Penting untuk dicatat bahwa hasil positif berarti kemungkinan besar akan segera berovulasi, tetapi itu tidak menjamin pembuahan akan terjadi.

Obat-obatan tertentu, seperti pil KB dan obat kesuburan, juga dapat menyebabkan hasil tes yang tidak akurat. Jika Mama sedang mengonsumsi obat, Mama dapat memeriksakan diri ke dokter sebelum menggunakan tes ovulasi.

Bagi banyak perempuan, tes ovulasi adalah cara yang membantu dan andal untuk mengidentifikasi waktu paling subur dari siklus dan meningkatkan peluang untuk hamil.

Itu penjelasan mengenai alat tes ovulasi, cara kerja, dan kapan harus digunakan. Apakah Mama pernah menggunakan alat tes ovulasi sebelumnya?

Baca juga:

The Latest