TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Awas! Wajah Miring atau Bell's Palsy Sering Terjadi pada Ibu Hamil

Ketahui penyebab, gejala, pengobatan, dan risiko yang mengancam!

thesgem.com

Saat hamil, setiap calon Mama tentu ingin menjaga kesehatannya serta janin yang ia kandung. Namun kenyataannya, daya tahan tubuh Mama justru cenderung menurun saat hamil, sehingga Mama pun akan lebih rentan terinfeksi virus dan bakteri.

Nah, salah satu bahaya yang mengancam ibu hamil adalah bell's palsy.

Penyakit yang disebabkan oleh virus ini dapat membuat wajah seseorang miring atau molorot ke bawah.

Selain menurunkan tingkat kepercayaan diri, bell's palsy juga dapat mengganggu aktivitas seseorang saat bericara.

Pasalnya, salah satu sisi otot wajah akan menjadi kaku dan kesulitan untuk digerakan saat berbicara.

Tak hanya itu, ada risiko lain yang dapat ditimbulkan dari bell's palsy yang dialami oleh ibu hamil, berikut Popmama.com telah merangkum beberapa poin pentingnya.

1. Apa itu bell's palsy?

parenting.firstcry.com

Penyakit yang menyerang saraf wajah nomor 7 (Carnial Nerve VII) ini menyebabkan kelumpuhan pada otot wajah di salah satu sisi yang disebabkan oleh infeksi virus seperti herpes zoster, herpes simplek, cytomegalovirus dan lain-lain. Kondisi pasien bell's palsy sebenarnya hampir serupa dengan kondisi pasien struk.

Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah seseorang terkena stroke atau bell's palsy, biasanya dokter akan memastikannya dengan melakukan CT Scan atau radiografi polos.

Meski bell's palsy bisa saja terjadi pada semua orang, namun risiko penyakit ini memang meningkat tiga kali lipat kepada ibu hamil trimester dua hingga tiga.

Pasalnya, pada saat ini daya tahan tubuh seseorang memang sedang lemah-lemahnya.

2. Penyebab bell's palsy pada ibu hamil

Pixabay/WenPhotos

Hingga saat ini, penyebab terjadinya bell's palsy masih belum dipahami sepenuhnya, namun kondisi ini lebih sering ditemukan pada ibu hamil, penderita diabetes, dan HIV.

Berdasarkan data penelitian, ibu hamil 3,3 kali lebih sering ditemukan dengan bell's palsy dibandingkan perempuan yang tidak hamil.

Kondisi ini dikaitkan dengan komposisi cairan ekstraseluler yang tinggi, inflamasi virus, dan karakteristik imunosupresi selama kehamilan, namun hingga saat ini masih kontroversial.

Selain itu, banyak juga informasi yang beredar bahwa bell's palsy diakibatkan terlalu banyak kena angin atau AC.

Namun sebenarnya, kedua hal tersebut hanyalah faktor yang mendukung menyebarnya virus penyebab bell's palsy itu sendiri.

Virus ini memang bisa menyebabkan infeksi, pembengkakan atau kelumpuhan saraf fasialis.

Oleh karena itu, pada 10 menit pertama menyalakan AC atau kipas angin sebaiknya biarkanlah udara keluar, karena saat itu virus sedang bersirkulasi.

Jangan lupa juga untuk selalu menjaga imunitas dan kesehatan tubuh agar tidak mudah terserang virus itu sendiri.

3. Gejala yang dirasakan saat mengalami bell's palsy

people.com

Sebenarnya, penyakit bell's palsy ini sulit diprediksi. Hal tersebut karena bell's palsy seringkali menyerang seseorang secara mendadak.

Namun kecenderungan sebelum terjadi adalah:

  • Telinga berdengung di bagian sisi sebelah kanan disusul dengan kehilangan sensasi rasa pada lidah (seperti ada yang menyelimuti)
  • Kemampuan indera perasa berkurang
  • Kesulitan menunjukkan ekspresi pada wajah. Apabila tersenyum, mulut ketarik ke arah yang lebih sehat sehingga terlihat miring
  • Kesulitan menutup mata. Terkadang harus menggunakan kasa dan plester lantaran mata hanya mau menutup setengah. Bahkan jika menangis, air mata di bagian yang sakit tidak menetes.
  • Sulit mengangkat alis, kerutan di bagian dahi pun hilang
  • Adanya gangguan saat mengecap makanan.

4. Risiko atau komplikasi bell's palsy pada ibu hamil

Freepik/Freepic.diller

Kasus bell's palsy selama kehamilan sering dihubungkan dengan hipertensi dan toksemia atau keracunan selama kehamilan yang dapat berbahaya untuk kondisi ibu dan janin.

Selain itu, bell’ palsy juga dapat menimbulkan sejumlah komplikasi, di antaranya:

  • Kerusakan saraf wajah permanen
  • Gerakan otot yang muncul tidak disengaja atau tanpa perintah
  • Luka pada kornea mata (ulkus kornea)
  • Kehilangan kemampuan mengecap rasa

5. Pengobatan pasien bell's palsy yang sedang hamil

Freepik/Tirachardz

Pengobatan kasus bell's palsy biasanya menggunakan kortikosteroid dan fisioterapi. Namun, penggunaan kortikosteroid pada ibu hamil tidak dianjurkan.

Oleh karena itu, fisioterapi merupakan pilihan utama. Penyembuhan bell's palsy biasanya baik dan umumnya tidak memengaruhi kondisi kesehatan bayi.

Meskipun demikian, sebaiknya tetap berkonsultasi dan melakukan asuhan antenatal (perawatan sebelum persalinan) ke dokter kandungan.

Selain itu, juga disarankan untuk melakukan terapi berupa senam wajah, makan permen karet, atau melakukan akupuntur.

Karena selama masa kelumpuhan ini, otot wajah perlu dilatih agar kembali aktif dan wajah kembali ke bentuk semula.

Untuk masa penyembuhan antara satu pasien dengan yang lainnya adalah berbeda-beda, tergantung dari penyakit itu sendiri.

Nah, itulah beberapa fakta mengenai bell's palsy yang seringkali terjadi pada ibu hamil.

Semoga bermanfaat ya, Ma!

Baca juga:

The Latest