Konsistensi feses yang keras atau kering
Bayi menolak makan
Bayi berwajah tegang
Menangis dan tampak tidak nyaman
Perut bayi keras
Feses berdarah
Feses yang semakin encer
Feses berwarna putih, abu-abu, atau hitam setelah mengeluarkan mekonium
Ketahui Frekuensi BAB Bayi yang Minum ASI dan Susu Formula

- Bayi baru lahir akan melakukan BAB dalam 24-48 jam setelah lahir, menghasilkan mekonium yang bertekstur kental dan tidak berbau.
- Bayi yang mengonsumsi ASI biasanya BAB lebih sering, sekitar enam kali atau lebih selama enam minggu pertama.
- Bayi yang mengonsumsi susu formula memiliki frekuensi BAB lebih sedikit, sekitar satu hingga empat kali setiap hari dengan feses berwarna kuning hingga cokelat.
Salah satu hal penting yang harus diketahui orangtua saat memiliki bayi adalah mengenai frekuensi BAB si Kecil. Setiap bayi memiliki pola BAB yang bervariasi, sehingga sering kali membuat orangtua bertanya-tanya. Seberapa sering bayi seharusnya BAB? Apakah normal jika bayi jarang atau terlalu sering BAB? Perlu diketahui, bahwa salah satu faktor utama yang memengaruhi frekuensi BAB bayi adalah jenis asupan yang dikonsumsi, yaitu ASI atau susu formula.
Umumnya, bayi yang mengonsumsi ASI memiliki frekuensi BAB lebih sering. Hal ini karena ASI lebih mudah dicerna dan mengandung komponen alami yang membantu memperlancar pencernaan. Sementara itu, bayi yang mengonsumsi susu formula biasanya memiliki frekuensi BAB lebih jarang karena susu formula membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna oleh tubuh bayi.
Penasaran dengan frekuensi BAB bayi sesuai dengan asupan yang dikonsumsi? Berikut Popmama.com telah rangkum frekuensi BAB bayi yang minum ASI dan susu formula, dilansir dari Parents. Yuk, disimak!
Bagaimana BAB Pertama pada Bayi Baru Lahir?

Bayi akan melakukan BAB dalam 24 hingga 48 jam setelah mereka lahir, atau disebut mekonium. Mekonium adalah feses bayi yang bertekstur cenderung kental, lengket, seperti aspal, dan tidak berbau busuk. Mekonium dihasilkan dari menelan cairan ketuban di dalam rahim, sehingga dapat mengandung sel-sel kulit dan sel-sel lapisan usus yang terkelupas, lendir, dan empedu.
Feses bayi akan mengandung mekonium sampai pencernaannya bersih dari sisa-sisa kelahiran. Untuk itu, Mama dan Papa perlu mempersiapkan banyak tisu atau kain basah untuk membersihkan bagian yang lengket dari mekonium. Setelah pencernaan bayi bersih dari sisa kelahiran, konsistensi feses akan berbeda-beda, tergantung apakah bayi mengonsumsi ASI atau susu formula.
Frekuensi BAB Bayi yang Mengonsumsi ASI

Bayi yang mengonsumsi ASI biasanya memiliki frekuensi BAB lebih sering, sekitar enam kali atau lebih, selama enam minggu setelah kelahiran. Setelah enam minggu, terdapat kemungkinan untuk bayi BAB lebih jarang.
Bayi yang baru lahir memiliki refleks gastrokolik yang memberi sinyal agar usus besar kosong ketika lambung meregang karena makanan, belum sepenuhnya matang. Hal ini membuat tubuh bayi mungkin memberi ruang untuk lebih banyak dengan buang air besar setiap kali mereka diberi ASI.
Namun, terdapat kondisi lain di mana bayi yang baru lahir dan mengonsumsi ASI hanya memiliki frekuensi BAB satu kali dalam seminggu. Tenang saja, ini kondisi yang normal dan tetap menandakan bahwa si Kecil sehat.
Feses bayi yang mengonsumsi ASI akan memiliki tekstur yang cenderung lunak, berbiji, dan berwarna mustard. Pada sebagian bayi, terdapat feses yang tidak menghasilkan bau menyengat.
Frekuensi BAB Bayi yang Mengonsumsi Susu Formula

Bayi baru lahir yang mengonsumsi susu formula memiliki frekuensi BAB lebih sedikit, sekitar satu hingga empat kali setiap hari. Feses yang dikeluarkan akan lebih besar dan memiliki bau yang berbeda. Hal ini karena kinerja usus yang lebih lambat ketika bayi mengonsumsi susu formula.
Feses bayi yang mengonsumsi susu formula umumnya berwarna kuning hingga cokelat. Tekstur feses juga akan lebih padat dibanding feses bayi yang mengonsumsi ASI.
Bentuk BAB Bayi akan Berubah Seiring dengan Pertambahan Usianya

Apapun-asupan yang dikonsumsi bayi, hal yang normal jika frekuensi BAB bayi melambat sekitar 6 ingga 8 minggu. Usus bayi sedang berkembang dan pencernaannya menjadi lebih efisien. Selama feses terasa lunak saat dikeluarkan, tidak masalah jika bayi buang air besar hanya satu atau dua kali seminggu, asalkan berat badannya tetap sehat.
Feses bayi akan berubah menjadi lebih padat dan berbau saat mulai diberi MPASI.
Tanda-Tanda Bayi Mengalami Sembelit

Meskipun sembelit jarang terjadi pada bayi baru lahir, orangtua tetap harus waspada terhadap tanda-tanda bayi mampet BAB, yang meliputi:
Meskipun ada berbagai macam gejala yang dianggap umum, jika memiliki kekhawatiran atau keraguan tentang feses si Kecil, segera konsultasi atau periksa ke dokter anak.
Nah, itu tadi frekuensi BAB bayi yang minum ASI dan susu formula. Semoga informasinya bermanfaat Mama!



















