- Muntah terus menerus.
- Bayi selalu lapar.
- Penurunan berat badan atau pertambahan berat badan yang lambat.
- Dehidrasi.
- Kontraksi perut terlihat jelas.
Penyebab Stenosis Pilorus pada Bayi dan Penanganannya

Stenosis pilorus pada bayi adalah suatu kondisi medis yang biasanya dialami bayi berusia antara 2 hingga 12 minggu. Hal ini ditandai dengan adanya penyumbatan pada saluran keluar lambung (pilorus).
Kondisi ini membuat lambung sulit mengosongkan isinya ke usus kecil, sehingga menimbulkan gejala seperti muntah dan penambahan berat badan yang buruk. Stenosis pilorus lebih sering terjadi pada bayi laki-laki dan insidennya lebih tinggi pada anak pertama.
Untuk mengetahui lebih banyak tentang stenosis pilorus pada bayi, simak penjelasannya pada ulasan Popmama.com berikut ini.
Apa Itu Stenosis Pilorus?

Stenosis pilorus adalah suatu kondisi medis yang memengaruhi lambung pada bayi, menyebabkan penyumbatan pada saluran keluar lambung, yang disebut pilorus. Katup otot yang disebut pilorus mengatur bagaimana makanan yang tidak tercerna berpindah dari lambung ke usus kecil.
Pada stenosis pilorus, otot-otot pilorus menjadi menebal secara tidak normal. Kondisi tersebut menyebabkan penyempitan saluran dan menyulitkan makanan untuk melewatinya.
Kondisi ini biasanya terjadi pada bayi, biasanya berusia antara 2 hingga 12 minggu. Stenosis pilorus bisa menjadi kondisi yang serius karena menyebabkan bayi muntah terus-menerus, dehidrasi, dan penambahan berat badan yang buruk.
Gejala Stenosis Pilorus pada Bayi

Gejala stenosis pilorus muncul pada bayi berusia antara 2 hingga 12 minggu, namun paling sering terjadi pada usia 3 hingga 5 minggu. Kondisi ini lebih umum terjadi pada bayi pertama dan lebih sering terjadi pada bayi laki-laki.
Tanda dan gejala stenosis pilorus meliputi:
Apa Penyebab Stenosis Pilorus pada Bayi?

Penyebab pasti dari stenosis pilorus belum sepenuhnya dipahami. Namun hal ini diyakini merupakan kombinasi faktor genetik dan lingkungan.
Beberapa faktor mungkin berkontribusi terhadap perkembangan stenosis pilorus pada bayi yaitu:
- Faktor genetik
Tampaknya ada kecenderungan genetik terhadap stenosis pilorus, karena kondisi ini sering diturunkan dalam keluarga. Bayi yang memiliki riwayat keluarga dengan stenosis pilorus memiliki risiko lebih tinggi terkena kondisi tersebut.
- Perkembangan otot tidak normal
Stenosis pilorus terjadi karena penebalan dan pembesaran otot-otot di pilorus (saluran keluar lambung) yang tidak normal. Hal ini menyebabkan penyempitan saluran, sehingga menyulitkan makanan masuk ke usus kecil.
- Faktor hormon
Beberapa peneliti percaya bahwa pengaruh hormonal mungkin berperan dalam perkembangan stenosis pilorus. Misalnya, bayi dengan stenosis pilorus memiliki kadar gastrin yang tinggi, yaitu hormon yang merangsang produksi asam lambung.
- Pengobatan selama kehamilan
Beberapa penelitian menunjukkan kemungkinan hubungan antara stenosis pilorus dan obat-obatan tertentu yang diminum selama kehamilan, khususnya antibiotik makrolida dan beberapa obat antidepresan. Namun, bukti kaitan ini belum pasti.
Diagnosa dan Penanganan

Stenosis pilorus biasanya didiagnosis berdasarkan kombinasi gambaran klinis bayi, pemeriksaan fisik, dan pencitraan diagnostik.
Jika bayi menunjukkan gejala yang menunjukkan stenosis pilorus, seperti sering muntah terus-menerus, penambahan berat badan yang buruk, dan tanda-tanda dehidrasi, dokter akan melakukan evaluasi menyeluruh untuk memastikan diagnosisnya.
Diagnosisnya adalah:
- Riwayat Kesehatan dan pemeriksaan fisik
- USG
- Tes darah
- Mengevaluasi muntah
Penting untuk segera mencari pertolongan medis jika Mama mencurigai bayi menderita stenosis pilorus atau mengalami gejala seperti sering muntah dan penambahan berat badan yang buruk. Diagnosis dan pengobatan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi yang terkait dengan kondisi ini.
Perawatan utama untuk stenosis pilorus adalah prosedur pembedahan yang disebut piloromiotomi. Piloromiotomi adalah operasi yang aman dan efektif yang bertujuan untuk meringankan penyumbatan pada saluran keluar lambung (pilorus), sehingga lambung dapat mengosongkan isinya ke usus kecil secara normal. Prosedur ini biasanya dilakukan segera setelah diagnosis stenosis pilorus dipastikan.
Komplikasi Stenosis Pilorus pada Bayi

Stenosis pilorus adalah suatu kondisi yang memerlukan perhatian medis segera dan intervensi bedah untuk mencegah potensi komplikasi. Tanpa pengobatan, penyumbatan pada saluran keluar lambung dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Beberapa potensi komplikasi stenosis pilorus meliputi
- Dehidrasi
- Ketidakseimbangan elektrolit
- Penurunan berat badan dan gangguan tumbuh kembang
- Alkalosis metabolik
- Iritabilitas dan ketidaknyamanan
- Malnutrisi
Untungnya, stenosis pilorus adalah kondisi yang dapat diobati, dan sebagian besar bayi pulih sepenuhnya setelah prosedur pembedahan yang disebut piloromiotomi. Diagnosis dini dan intervensi tepat waktu sangat penting untuk mencegah komplikasi dan menjamin kesejahteraan bayi.
Jika Mama menduga bayi menunjukkan gejala stenosis pilorus, segera cari pertolongan medis. Dokter dapat melakukan evaluasi yang diperlukan, memastikan diagnosis, dan merekomendasikan pengobatan yang tepat untuk mencegah komplikasi dan mendukung pemulihan bayi.
Itu penjelasan tentang stenosis pilorus pada bayi. Kenali gejalanya sehingga Mama bisa melakukan tindakan dengan cepat dan tepat, ya!



















