- Cedera risiko rendah
- Anak yang tidak menunjukkan gejala gangguan saraf
- Benturan ringan tanpa perubahan perilaku
Kepala Anak Terbentur, Apakah Harus CT Scan? Ini Kata Dokter

- CT scan tidak selalu diperlukan setelah kepala anak terbentur.
- Orangtua harus tenang dan memantau tanda bahaya selama 48 jam pertama.
- Risiko cedera kepala pada anak dapat terbagi dalam tiga tingkatan: rendah, sedang, atau tinggi.
Ketika kepala anak terbentur karena terjatuh, Mama sering kali langsung diliputi rasa panik. Kondisi ini wajar membuat Mama khawatir, tetapi penting untuk mengetahui tanda bahaya apa saja yang harus diperhatikan agar penanganan bisa tepat sejak awal. Saking khawatirnya, bahkan ada orangtua yang langsung membawakan si Kecil untuk CT scan.
Menurut dr. Citra Amelinda, Sp.A, IBCLC, M.Kes., dokter spesialis anak sekaligus konselor laktasi yang sering membagikan edukasi mengenai kesehatan anak di akun Instagram-nya, @citra_amelinda, benturan kepala pada bayi dapat membawa sejumlah risiko. Karena itu, orangtua harus lebih peka dalam mengamati kondisi anak setelah insiden terjadi, terutama dalam 48 jam pertama.
Agar Mama lebih tenang dan dapat mengambil keputusan yang tepat, berikut rangkuman Popmama.com tentang kepala anak terbentur, apakah harus CT scan?
1. Jika kepala anak terbentur, apakah harus CT scan?

Tidak semua benturan kepala membutuhkan CT scan. dr. Citra menegaskan bahwa CT scan hanya dilakukan jika memang ada indikasi medis yang jelas. Pemeriksaan ini sangat efektif untuk mendeteksi perdarahan otak, retak tulang kepala, atau cedera serius lainnya.
CT scan biasanya tidak diperlukan pada:
CT scan biasanya diharuskan apabila:
- Cedera risiko sedang hingga tinggi
- Anak dengan muntah berulang
- Penurunan kesadaran
- Adanya hematom (benjolan darah besar) di kepala
- Dugaan retak tulang kepala
Jika ditemukan hematom besar, dokter sangat menganjurkan CT scan kepala untuk memastikan tidak ada perdarahan internal. Pada kondisi ini, pemeriksaan cepat sangat penting agar komplikasi tidak terjadi pada si Kecil.
2. Apa yang harus dilakukan orangtua setelah kepala anak terbentur?

Setelah benturan terjadi, respons pertama orangtua sangat penting untuk mengurangi risiko komplikasi. Namun, Mama tidak perlu panik, ada langkah-langkah sederhana yang bisa Mama lakukan.
- Tenangkan anak dan pastikan ia tidak mengalami kehilangan kesadaran.
- Kompres dingin pada area benjolan selama 10–15 menit untuk mengurangi bengkak.
- Perhatikan perubahan perilaku, seperti anak menjadi sangat mengantuk, rewel, muntah, atau tidak responsif.
Setelah itu, lakukan pemantauan selama 48 jam dan usahakan anak tetap berada dalam pengawasan orang dewasa. Jika Mama ragu atau merasa ada perubahan kecil yang mencurigakan, lebih aman untuk berkonsultasi dengan dokter.
3. Tanda bahaya yang harus dipantau selama 48 jam pertama

Pemantauan 48 jam pertama adalah kunci utama dalam menilai risiko cedera kepala. Menurut dr. Citra, risiko benturan pada anak dapat terbagi dalam tiga tingkatan yaitu risiko rendah, sedang, atau tinggi.
Risiko rendah
Biasanya kondisi ini cukup aman dan jarang membutuhkan CT scan. Tanda-tandanya antara lain:
- Jatuhnya tidak dari ketinggian.
- Tidak ada gangguan saraf setelah benturan.
- Dalam observasi 2 jam, anak tampak normal dan beraktivitas seperti biasa.
Risiko sedang
Pada kategori ini, evaluasi medis sangat dianjurkan. Tanda-tandanya meliputi:
- Benturan terdengar keras.
- Ada benjolan cukup besar.
- Anak muntah, rewel, atau tampak lemas.
- Gangguan kesadaran kurang dari 1 menit.
Risiko tinggi
Ini adalah kondisi yang membutuhkan pemeriksaan segera dan umumnya memerlukan CT scan. Mama perlu perhatikan tanda-tanda berikut:
1.Gelisah dan penurunan kesadaran
2.Hilang kesadaran lebih dari 1 menit
3.Kejang
4.Tulang kepala tampak masuk ke dalam
5.Terlihat garis retak atau patah pada tulang kepala
6.Ubun-ubun membenjol
7.Muntah lebih dari 5 kali atau lebih dari kurun waktu 6 jam
Jika muncul satu saja dari tanda bahaya di atas, segera bawa anak ke IGD untuk pemeriksaan lebih lanjut, ya, Ma.
4. Mengapa kepala anak rentan mengalami cedera serius?

Pada bayi, struktur kepala dan tulang tengkorak masing sangat rentan terjadi keretakan. Selain itu, menjelang usia 1 tahun, bayi cenderung aktif, sering berjalan, memanjat, atau tersandung, sehingga risiko terjatuh lebih tinggi.
Ketika kepala terbentur, cedera bisa terjadi pada jaringan luar seperti kulit dan otot, tetapi juga bisa mengenai bagian dalam seperti tulang kepala dan otak. Ada dua hal yang perlu Mama ketahui:
- Cedera luar: Benjolan, memar, atau lecet di kulit kepala.
- Cedera dalam: Keretakan tulang kepala, perdarahan otak, atau gangguan saraf.
Keduanya memiliki penanganan yang berbeda. Karena itu, penting bagi orangtua memahami kapan sebuah benturan termasuk ringan dan kapan perlu diperiksa lebih lanjut.
Itulah penjelasan selengkapnya terkait kebutuhan CT scan saat kepala anak terbentur menurut dokter.
Semoga informasi ini membantu Mama memahami risiko, tanda bahaya, dan langkah tepat saat menghadapi benturan kepala pada anak.


















