Susan Orenstein, M.D., kepala divisi gastroenterologi anak-anak di Children's Hospital of Pittsburgh mengatakan, bahwa pada beberapa kasus, muntah tidak selalu mengindikasikan bahaya, dan bahkan akan membuat penderitanya merasa lebih nyaman setelah mengalaminya.
Namun pada beberapa kondisi, muntah juga dapat mengindikasikan bahwa si Kecil mengalami sakit yang perlu diwaspadai.
Definisi muntah adalah terjadinya pengeluaran kembali sebagian atau seluruh isi lambung, yang terjadi setelah tak lama makanan masuk ke dalam lambung. Namun pada bayi, keluarnya isi lambung ini tak selalu bisa disebut muntah. Bisa jadi itu adalah regurgitasi, atau yang biasa kita kenal dengan sebutan gumoh.
Regurgitasi bersifat pasif, artinya tidak membutuhkan usaha dan paksaan dari anak. Hal ini berbeda dengan muntah yang terjadi secara aktif dimana terjadi paksaan untuk mengosongkan isi lambung.
Gumoh sering terjadi pada bayi baru lahir hingga berusia 6 bulan akibat kerja sistem pencernaan yang belum sempurna.
Regurgitasi dapat terjadi karena bayi Mama belum dapat menyesuaikan diri dengan makanan yang masuk di awal kelahirannya, terlalu kenyang, posisi kurang tepat saat menyusui, adanya udara yang ikut masuk saat menyusu, atau tersedak karena terburu-buru saat menyusu.
Tak perlu khawatir bila Mama mendapati si Kecil gumoh karena penyebab di atas. Namun jika regurgitasi terjadi lebih dari empat kali sehari dan tidak hanya sesaat setelah menyusu, tetapi juga terjadi saat tidur, maka hal tersebut perlu diwaspadai.
