Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Cara Anak Melindungi Diri dari Predator Anak dan Menjaga Batas Tubuh

Cara Anak Melindungi Diri dari Predator Anak dan Menjaga Batas Tubuh
Freepik/8photo
Intinya sih...
  • Anak harus memegang kendali penuh atas tubuhnya.
  • Orangtua juga harus meminta izin sebelum menyentuh anak.
  • Ajari anak mengenali "green flag" dan "red flag" pada orang dewasa.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Predator anak tidak selalu terlihat atau hanya mengintai di internet. Mereka seringkali adalah orang-orang yang dekat dengan anak, seperti kerabat, guru, atau pengasuh.

Maka dari itu, penting bagi anak untuk mengenal batas tubuhnya sendiri dan tahu kapan harus meminta tolong. Dengan begitu, anak bisa lebih percaya diri dan aman dalam berinteraksi dengan orang lain.

Berikut Popmama.com bagikan cara anak melindungi diri dari predator anak dan menjaga batas tubuh. Yuk, disimak, Ma!

1. Jadi boss atas tubuh sendiri

Anak perempuan sedang melipat tangan
Freepik/8photo

Ajari anak bahwa merekalah yang memegang kendali penuh atas tubuhnya. Jangan paksa mereka untuk dipeluk, dicium, atau disentuh, bahkan oleh kerabat dekat seperti opa, oma, atau guru.

Biarkan anak memilih cara mereka menyapa atau berpamitan. Misalnya, mereka bisa melambaikan tangan, tos, meniupkan ciuman, atau sekadar mengucapkan salam. Selain itu, pastikan kerabat juga memahami aturan ini: selalu minta izin sebelum memeluk atau menyentuh anak. Dengan begitu, anak belajar bahwa mereka adalah bos atas tubuh mereka sendiri.

2. Hargai otonomi anak

Anak laki-laki mengacungkan dua jempol dan tersenyum
Freepik

Mulai dari diri sendiri, orangtua juga harus meminta izin sebelum menyentuh anak, entah untuk mengelus, memeluk, atau mencium pipinya. Hal ini berlaku juga untuk murid, cucu, atau keponakan.

Kalau anak belum bisa bicara, biasakan memberi tahu apa yang akan dilakukan dan alasannya. Misalnya, “Mama akan mengancingkan bajumu agar siap ke sekolah,” atau “Papa akan mengoleskan sampo agar rambutmu bersih.” Cara ini membantu anak memahami bahwa komunikasi dan persetujuan penting, bahkan melalui sentuhan sehari-hari.

3. Cara meminta tolong

Anak perempuan sedang menangkupkan tangan seperti memohon
Freepik/8photo

Ajari anak mengenali “green flag” dan “red flag” pada orang dewasa. Anak perlu tahu siapa yang aman untuk dimintai bantuan dan siapa yang tidak.

Tekankan bahwa meminta tolong itu hal yang baik. Orang dewasa yang aman biasanya mau mendengar keluhannya, misalnya saat anak merasa sakit atau tidak nyaman.

Hindari menakut-nakuti anak dengan cerita bahwa banyak orang jahat di luar sana. Ajarkan ciri situasi yang perlu mereka jauhi, seperti ketika seseorang berkata, “Ini rahasia kita, jangan bilang siapa pun, apalagi orangtuamu.” Dengan begitu, anak bisa belajar meminta bantuan dengan percaya diri tanpa panik.

4. Belajar anatomi tubuh

Anak perempuan sedang membaca buku
Freepik

Gunakan istilah yang tepat untuk setiap bagian tubuh anak. Hindari menyebut bagian tubuh dengan nama imut atau kata slang, karena bisa membingungkan dan membuat anak merasa malu.

Misalnya, sebut “penis” atau “vulva” daripada istilah lain yang tidak spesifik. Dengan cara ini, anak akan lebih mudah memahami tubuhnya sendiri dan lebih berani melapor jika terjadi hal yang tidak diinginkan. Bicara tentang tubuh dengan nada tenang, sama seperti saat membahas siku atau hidung, agar anak tidak merasa takut atau salah.

5. Consent / persetujuan

Anak perempuan mengacungkan dua jempol berarti tanda setuju
Freepik/8photo

Bicarakan tentang persetujuan (consent) di berbagai situasi, bukan hanya soal seksual.

Misalnya, minta izin sebelum meminjam barang teman, mengunggah foto orang lain ke media sosial, atau menyentuh seseorang. Termasuk juga sebelum menyentuh bagian tubuh anak, bahkan saat foto bersama. Dengan begitu, anak belajar bahwa meminta izin dan menghormati batas orang lain itu penting dalam kehidupan sehari-hari.

6. Bicarakan sejak dini & sering

Mama dan anak perempuan sedang berbincang bersama di sofa dengan nyaman
Freepik

Ajari anak tentang tubuh, batasan, dan persetujuan sejak dini dan lakukan secara rutin.

Orangtua juga perlu mengenali sikap dan keyakinannya sendiri terkait seksualitas agar bisa berbicara dengan santai dan nyaman. Anak yang terbiasa mendapat informasi yang tepat akan lebih mudah membicarakan tubuh dan batasan mereka secara jujur, tanpa rasa malu atau takut. Percakapan yang tepat usia membuat anak lebih percaya diri dan aman.

7. Mengkritisi media

Mama dan anak perempuan sedang berbincang bersama di sofa
Freepik

Ajari anak untuk berpikir kritis terhadap berita, iklan, film, atau konten media lainnya.

Diskusikan jika ada tayangan yang menampilkan tubuh atau perilaku tertentu sebagai obyek atau memperlihatkan bahwa seseorang layak disakiti karena cara bicara, berpakaian, atau bertindak mereka. Tunjukkan nilai yang benar dan jelaskan bahwa tidak ada yang pantas disakiti. Dengan begitu, anak belajar memahami pesan di balik media dan tahu cara menilai sesuatu dengan bijak.

Dengan membiasakan anak mengenal batas tubuh, persetujuan, dan cara meminta tolong, orangtua bisa membantu mereka lebih percaya diri dan aman. Itulah cara anak melindungi diri dari predator anak dan menjaga batas tubuh.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us

Latest in Big Kid

See More

Playtopia Adventure, Playground Terbesar di Pulau Jawa!

13 Des 2025, 08:30 WIBBig Kid