Jurnal Ini Menjelaskan, Main Game Tingkatkan Kesehatan Mental

Banyak Mama yang kerap merasa kesal dan khawatir melihat anaknya lebih banyak menghabiskan waktu dengan bermain game di ponsel atau konsol.
Kekhawatiran akan kecanduan dan menurunnya produktivitas memang wajar dirasakan kok, Ma. Namun, sebelum melarang sepenuhnya, ada baiknya Mama menyimak informasi dari sisi yang berbeda.
Berdasarkan penelitian dari Jepang sebagaimana dikutip oleh dr. Adam Prabata dalam unggahan terbarunya, aktivitas bermain game ternyata juga memiliki dampak positif berkaitan dengan kesehatan mental.
Untuk lebih jelasnya, berikut Popmama.com rangkumkan ulasan selengkapnya.
1. Penelitian membuktikan kaitan main game dengan kesehatan mental

Sebuah penelitian besar di Jepang yang dibagikan dalam jurnal Nature Human Behaviour melakukan penelitian dengan melibatkan hampir 97.000 orang dewasa dan memberikan temuan mengejutkan, Ma.
Mengutip dari unggahan dr. Adam, seorang dokter sekaligus edukator yang kerap berbagi edukasi di media sosialnya, penelitian ini menunjukkan rutinitas bermain video game ternyata berhubungan dengan kondisi kesehatan mental yang lebih baik.
Manfaat ini berlaku bagi berbagai kalangan, baik yang sudah bekerja, mahasiswa, maupun yang belum bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa game bisa menjadi sarana hiburan yang efektif untuk melepas stres.
Dalam konteks anak, aktivitas menyenangkan ini dapat membantu mereka mengelola tekanan dari tugas sekolah atau lingkungan sosial, sehingga suasana hati lebih terjaga.
2. Kuncinya bermain dengan druasa tidak lebih dari 3 jam

Meski punya manfaat yang berkaitan dengan kesehatan mental, penggunaannya juga tak boleh berlebihan ya, Ma.
Agar manfaat positif bisa didapatkan tanpa menimbulkan efek samping, penelitian tersebut dengan jelas merekomendasikan batas waktu bermain. Durasi yang dianjurkan adalah kurang dari 3 jam per hari. Inilah poin penting yang harus menjadi kesepakatan antara Mama dan anak.
Bermain dalam batas wajar ini bisa menjadi bagian dari istirahat otak, sementara bermain berlebihan justru berisiko menyebabkan masalah seperti kecanduan, gangguan tidur, atau iritabilitas.
Dengan durasi terbatas, game online maupun video game yang dimainkan oleh anak bisa berfungsi sebagai penghibur, bukan penguasa waktu mereka.
3. Konsol game juga punya manfaat serupa

Masih dari penelitian yang sama, para peneliti juga menyoroti dampak positif dari konsol video game seperti PlayStation 5 dan Nintendo Switch.
Bermain menggunakan konsol game seperti disebutkan ternyata turut dikaitkan dengan peningkatan kesehatan mental. Aktivitas di depan konsol seringkali menawarkan pengalaman yang lebih imersif dan melibatkan interaksi sosial atau fisik tertentu, yang turut berkontribusi pada kesejahteraan mental.
Nah, biar manfaat dari game dan konsol game jadi lebih positif untuk anak, ajak anak untuk bermain bersama keluarga untuk memanfaatkan quality time serta melatih kerja sama.
4. Game bisa bermanfaat bukan sekadar pengganggu produktivitas

Menegaskan penelitian yang ditemukannya, dr. Adam menyebutkan bahwa main game bukanlah musuh produktivitas. Jika diatur dengan durasi yang sehat, aktivitas ini justru dapat menjadi bentuk self-care di era modern.
Untuk anak-anak, bermain game ini bisa jadi waktu rehat yang menyenangkan setelah seharian belajar, Ma. Asalkan durasi yang anak mainkan tidak berlebihan, ya.
Dengan adanya informasi ini, orang tua bisa melihat hobi anak dari perspektif yang lebih seimbang. Alih-alih larangan mutlak, pendekatan dengan membatasi waktu dan mungkin terlibat dalam permainan akan lebih efektif dan membangun pemahaman bersama.
Peran kita sebagai orang tua adalah mengarahkan dan membuat kesepakatan soal waktu, sehingga hiburan ini tetap bermanfaat dan tentunya nggak mengganggu aktivitas utama anak.
Semoga informasinya bermanfaat ya, Ma!


















