Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Kekurangan dan Kelebihan Strict Parenting yang Perlu Dipahami Orangtua

Freepik/master1305
Freepik/master1305

Menjelang masa remaja, anak-anak seringkali meminta kebebasan dari orangtua untuk bermain bersama teman-temannya tanpa pengawasan.

Namun karena khawatir, orangtua kerap kali memberikan batasan-batasan yang membuat anak merasa tidak nyaman.

Bahkan ada beberapa orangtua yang justru tidak mengizinkan anaknya untuk pergi. Pengasuhan ketat orangtua terhadap anaknya, sering disebut sebagai strict parenting. Cara mengasuh anak berbeda-beda pada setiap orangtua.

Hal itu dikarenakan orangtua ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Tentunya setiap cara asuh orangtua memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri, sehingga tidak ada kata salah ataupun benar dalam pola asuh yang berbeda di setiap orangtua.

Walau terlihat mengekang, strict parenting juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pola asuh ketat tersebut, berikut Popmama.com berikan informasi mengenai kekurangan dan kelebihan strict parenting yang perlu dipahami orangtua.

1. Anak terbiasa hidup disiplin

Pexels/marytaylor
Pexels/marytaylor

Sisi positif dari strict parenting salah satunya anak jadi terbiasa untuk hidup disiplin. Kebiasaan itu akan terus ia tanamkan hingga dewasa nanti, sehingga membuatnya menjadi pribadi yang teratur dan disiplin.

Anak yang mendapat pola asuh strict parenting sejak kecil akan terbiasa untuk pulang ke rumah tepat waktu, menyelesaikan pekerjaannya dengan rapih, dan tidak melakukan hal yang aneh-aneh.

Secara tidak langsung, pola asuh orangtua yang ketat ini membentuk kepribadian baik pada anak sejak kecil. Sehingga saat dewasa ia sudah tahu apa yang harus ia lakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.

2. Anak punya ambisi untuk berprestasi

Pexels/sunvanihoang
Pexels/sunvanihoang

Orangtua dengan pola asuh ketat atau strict parents, kerap membatasi waktu main anaknya di luar rumah. Dengan kata lain, anak akan lebih sering menghabiskan waktu di rumah untuk belajar, dibandingkan main bersama teman-temannya.

Walau terlihat membosankan, namun pola asuh ini justru membuat anak lebih banyak waktu untuk belajar. Anak juga akan mengerjakan tugas-tugas sekolahnya lebih awal, sebelum ia pergi bermain.  

Dengan begitu, anak tidak perlu belajar dengan sistem kebut semalam saat menghadapi ujian. Beberapa anak juga takut dengan orangtuanya yang terbilang strict parents, sehingga ia berusaha maksimal untuk mendapatkan hasi terbaik di sekolahnya agar orangtuanya tidak marah.

3. Anak menjadi pemarah hingga menimbulkan kebencian pada orangtuanya

Pexels/keiraburton
Pexels/keiraburton

Jika anak terus dipaksa untuk selalu mengikuti kata orangtua, berisiko anak menjadi pemarah. Hal itu disebabkan karena anak merasa terkekang dan tidak bebas menjalani aktivitas sesuai keinginannya.

Setiap anak memiliki keinginan tersendiri yang mungkin berbeda dengan pendapat orangtua. Hal tersebut wajar terjadi, dikarenakan anak juga ingin bertumbuh dan mencari pengalaman bersama teman-teman sebayanya.

Namun karena tidak mendapat lampu hijau dari orangtua, si Anak terpaksa untuk mengikuti apa yang diperintahkan. Karena tidak bisa berkegiatan sesuai keinginannya, anak menjadi pemarah hingga memicu kebencian terhadap orangtuanya.

4. Meningkatkan risiko depresi pada anak

Pexels/Gustavofring
Pexels/Gustavofring

Melihat anak-anak sebayanya dapat bermain dengan bebas sedangkan ia lebih banyak di rumah, seringkali membuat anak menjadi kecil hati.

Dalam hatinya ia ingin sekali bermain bebas seperti teman-temannya, namun ia tidak punya daya untuk membantah perintah orangtua. Bahkan untuk marahpun ia tidak bisa.

Terus berada di lingkungan yang keras dan mengekang, bisa memicu terjadinya depresi dini pada anak. Ia memendam amarah dan tidak tahu harus kemana dan bagaimana mencurahkan amarahnya tersebut.

Memiliki orangtua yang menjalani kehidupan dengan strict parenting, dapat membuat anak merasa tidak nyaman di rumah. Ia tidak mau dianggap sebagai anak kecil yang harus selalu mengikuti perintah orangtuanya.

5. Kurangnya motivasi dan kreativitas anak

Pexels/rodnaeproduction
Pexels/rodnaeproduction

Orangtua dengan pola asuh ketat, kerap menentukan langkah anak hingga ia dewasa nanti. Sebab orangtua yakin bahwa pilihannya adalah yang terbaik bagi anaknya. Namun perlu diketahui, tidak semua hal yang terlihat baik di mata orangtua, sudah pasti baik untuk anak.

Pada dasarnya usia anak-anak adalah usia yang penuh dengan rasa ingin tahu. Ia ingin mencari banyak pengalaman serta mengembangkan bakat dan minatnya.

Tetapi karena anak memiliki keluarga dengan pola asuh ketat, ia jadi tidak memiliki ruang untuk bereksplorasi dan mengembangkan bakatnya tersebut.

Hal ini dapat menghambat kreativitas anak dan membuat motivasinya untuk maju semakin menurun. Sebab ia merasa bahwa apa yang dilakukannya selalu salah di mata orangtua.

6. Orangtua dan anak jadi sering bertengkar

Freepik/ourteam
Freepik/ourteam

Semakin bertambahnya usia, pola pikir anak juga semakin berkembang. Akan ada masanya dimana anak-anak tak mau lagi menuruti perintah orangtuanya, yang dianggap bersebrangan dengan keinginannya. Jika anak dan orangtua sama-sama keras dan tidak mau mengalah, maka akan terjadi pertengkaran.

Menuju masa remaja, anak-anak akan melihat teman-temannya memiliki kebebasan untuk bermain dan menentukan pilihannya sendiri.

Maka saat ia tidak bisa melakukan hal yang sama, ia akan marah kepada orangtuanya. Anak juga akan mendesak orangtuanya agar ia diberi kebebasan layaknya anak-anak lain.

Orangtua ingin yang terbaik untuk anaknya, namun anak juga tahu apa yang terbaik bagi dirinya. Hal itulah yang kerap menimbulkan konflik dalam keluarga antara orangtua dengan anak-anaknya.

7. Memicu kebiasaan anak untuk berbohong

Pexels/Gustavofring
Pexels/Gustavofring

Orangtua dengan pola asuh strict parenting, seringkali memberi hukuman kepada anaknya saat ia melakukan kesalahan.

Hukuman tersebut dapat memicu anak untuk biasa berbohong, dibandingkan harus berkata jujur dan mendapatkan hukuman dari orangtuanya.

Beberapa orangtua kerap meminta anak untuk melakukan hal yang sebenarnya tidak disukai oleh anak. Namun karena anak takut untuk membantah, ia terpaksa melakukannya dengan berat hati.

Saat merasa jenuh, kerap kali anak tidak melalukan hal yang diperintahkan orangtuanya. Dengan begitu, ia terpaksa berbohong untuk menutupi kesalahannya tersebut.

Lama kelamaan, anak akan terbiasa untuk melakukan kebohongan demi menghindari amarah orangtuanya.

Itu dia, Ma kekurangan dan kelebihan strict parenting. Orangtua tentu ingin yang terbaik untuk anaknya. Namun ada baiknya jika orangtua memberikan sedikit kebebasan kepada anak, supaya ia bisa mecari pengalaman dan mengembangkan bakatnya dibidang yang ia senangi.

Share
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us

Latest in Big Kid

See More

Kekurangan dan Kelebihan Strict Parenting yang Perlu Dipahami Orangtua

08 Des 2025, 15:35 WIBBig Kid
Makanan Indonesia dari huruf A

18 Makanan dari Huruf A

08 Des 2025, 12:05 WIBBig Kid