Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

5 Langkah Aman Hindari Penipuan Online, Jadi Remaja Cerdas Digital

remaja memegang ponsel
Pexels/Anna Shvets
Intinya sih...
  • Modus penipuan yang umum: SMS hingga investasi bodong.
  • Peran platform yang berkomitmen keamanan dan moderasi penting.
  • Cegah penipuan dengan metode 3C: Cek – Cegah – Cegat.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di era digital di mana kemudahan transaksi dan interaksi online menjadi bagian kehidupan sehari-hari, risiko penipuan digital semakin tinggi. Melalui kampanye #PikirDuaKali, TikTok mengajak pengguna untuk membangun kebiasaan digital yang cerdas, aman, dan bertanggung jawab.

Berbagai modus baru penipuan seperti hadiah palsu, lowongan kerja bodong, phising lewat SMS atau panggilan, hingga scam yang mengatasnamakan instansi resmi makin marak. 

Maka, literasi pengamanan digital bukan lagi pilihan, terutama pagi pengguna yang baru memiliki ponsel seperti remaja SMP atau SMA.

Berikut Popmama.com rangkum langkah aman hindari penipuan online, penting untuk remaja tahu!

1. Modus penipuan: Dari SMS hingga investasi bodong

Ilustrasi seorang remaja sedang bermain gadget
Unsplash/Karla Rivera

Hodo Purwoko, VP Head of National Digital Brand Engagement Strategy IM3 menyebut kalau sekitar 65% masyarakat Indonesia mengalami upaya penipuan setiap minggunya, mulai dari teks phishing, tawaran kerja palsu, hingga skema investasi tidak jelas.

Penipuan melalui jaringan seluler dan kanal digital yang mengatasnamakan perusahaan jadi dua modus utama yang mencatatkan kerugian besar. Hal ini menunjukkan bahwa korban tidak hanya dihadapi oleh generasi tua, tetapi seluruh lapisan pengguna internet aktif. 

Sementara itu, Edwin Lengkei, Senior Manager, PR and Communications, TikTok Indonesia, menegaskan, untuk pengguna dari berbagai bentuk manipulasi dan penipuan online, TikTok menerapkan sejumlah langkah pengamanan termasuk Panduan Komunitas sebagai pedoman kebijakan di TikTok, moderasi berlapis, fitur keamanan, serta kampanye literasi #PikirDuaKali.

Program ini bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Digital RI (Komdigi RI), Satgas PASTI, IM3, dan para kreator untuk memperluas jangkauan edukasi mengenai keamanan digital di masyarakat.

2. Peran platform: Komitmen keamanan dan moderasi

remaja memegang ponsel
Pexels/cottonbro studio

Lebih lanjut menurut Edwin Lengkei, menyebut bahwa keamanan pengguna adalah prioritas utama. Mereka menerapkan aturan komunitas, sistem moderasi gabungan manusia dan mesin, serta fitur pelaporan anonim untuk menindak konten yang terindikasi penipuan.

Langkah ini berdampak signifikan, data menunjukkan bahwa ribuan konten penipuan telah dihapus secara proaktif sebelum dilaporkan pengguna. Ini menegaskan bahwa upaya keamanan digital harus bersifat preventif, bukan hanya responsif.

3. Cegah penipuan dengan metode 3C: Cek – Cegah – Cegat

remaja memegang ponsel
Pexels/Ron Lach

Kampanye #PikirDuaKali memperkenalkan metode praktis 3C untuk menghindari penipuan:

  • Cek sumber informasi dan keaslian akun sebelum berinteraksi.
  • Cegah jangan terburu-buru klik tautan atau transfer uang.
  • Cegat dengan segera laporkan atau blokir jika menemukan aktivitas mencurigakan.

Metode ini sederhana tapi efektif karena menanamkan jeda refleksi sebelum respons digital, sebuah kebiasaan yang bisa menyelamatkan dari kerugian besar.

4. Kolaborasi multi-pihak: Pengguna, kreator, platform

remaja sedang bermain ponsel
Unsplash

Kampanye ini bukan hanya kerja platform atau regulator saja. Kreator digital, lembaga literasi, pihak telekomunikasi, dan komunitas pengguna turut dilibatkan untuk menyebarkan edukasi keamanan digital yang mudah dipahami.

Misalnya, kreator edukasi digital membungkus pesan penting tentang penipuan online ke dalam konten yang menarik dan relatable yang berguna agar generasi muda lebih mudah menerima pesan tersebut dan menerapkan aksi #PikirDuaKali dalam keseharian.

5. Kesadaran individu adalah kunci terbebas dari penipuan!

remaja memegang ponsel
Pexels/Anna Shvets

Membangun ruang digital yang aman bukan sekadar tugas platform, tetapi tanggung jawab bersama. Setiap pengguna diingatkan untuk berhenti sejenak dan berpikir dua kali sebelum klik, transfer, atau bagikan sesuatu. Ini karena keputusan kecil bisa berdampak besar.

Dengan sikap waspada dan sadar risiko, pengguna bukan hanya melindungi diri sendiri, tetapi membantu mencegah kerugian lebih luas. Budaya digital yang aman dimulai dari tindakan individu yang konsisten.

Perkembangan di dunia digital membuka banyak peluang, tapi juga menghadirkan tantangan baru: penipuan yang makin canggih dan sulit dikenali. Melalui kampanye seperti #PikirDuaKali, literasi keamanan digital menjadi gerakan bersama yang melibatkan platform, kreator, dan setiap pengguna.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us

Latest in Big Kid

See More

Playtopia Adventure, Playground Terbesar di Pulau Jawa!

13 Des 2025, 08:30 WIBBig Kid