Stok Nintendo Switch 2 Menipis Akibat Tingginya Permintaan

Nintendo Switch pertama kali hadir pada 2017, menjadi angin segar setelah performa penjualan Wii U yang kurang memuaskan. Konsol ini cepat populer berkat fleksibilitasnya yang bisa dimainkan di rumah maupun saat bepergian, serta sukses besar game legendaris seperti The Legend of Zelda.

Popularitas Switch kian melejit saat pandemi Covid-19 melanda. Banyak keluarga di rumah mencari hiburan, dan game Animal Crossing: New Horizons menjadi teman setia selama masa karantina. Kini, delapan tahun berselang, Nintendo Switch 2 hadir sebagai generasi penerus yang lebih canggih dan siap memikat pengguna lama maupun baru.

Meski bentuk dan sistem dasarnya masih mirip dengan pendahulunya, Nintendo Switch 2 hadir dengan beberapa pembaruan penting, seperti:

• Layar lebih besar, memberikan pengalaman bermain yang lebih imersif.

• Grafik yang ditingkatkan, membuat visual game jadi lebih tajam dan memukau.

• Debut game baru, seperti Mario Kart World yang sudah sangat dinanti.

Analis dari Ampere Analysis, Piers Harding-Rolls, menyebut bahwa Switch 2 berpotensi diadopsi dengan cepat karena basis pengguna Switch sebelumnya sangat besar.

“Jumlah pengguna Switch yang jauh lebih besar seharusnya menghasilkan adopsi yang lebih kuat di bagian awal siklus hidupnya,” ujarnya.

Menurut Serkan Toto dari Kantan Games, peluncuran Nintendo Switch 2 langsung disambut antusias oleh masyarakat global. Ini memunculkan tantangan besar bagi Nintendo, yaitu permintaan yang sangat tinggi melebihi kapasitas produksi.

Nintendo melaporkan bahwa 2,2 juta aplikasi lotere diterima di platform My Nintendo Store Jepang hanya untuk kesempatan membeli Switch 2. Sementara itu, pemesanan awal di Target (AS) habis hanya dalam waktu kurang dari 2 jam. Masyarakat yang belum sempat melakukan pre order diperkirakan harus menunggu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan untuk mendapatkannya di toko fisik.

Nintendo Switch 2 dibanderol dengan harga US$499,99 atau sekitar Rp8,1 juta. Selain persoalan tingginya permintaan, Nintendo juga dihadapkan pada tantangan perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, yang memengaruhi rantai produksi mereka.

Presiden Nintendo, Shuntaro Furukawa, menyatakan bahwa perusahaan akan meningkatkan kapasitas produksi dan gencar melakukan promosi agar target penjualan 15 juta unit di tahun 2025 bisa tercapai.

Meski saham Nintendo melonjak dan meningkat hampir 30% sepanjang tahun ini, beberapa analis memperingatkan bahwa momentum bisa saja cepat surut. Salah satu alasannya adalah jumlah game eksklusif (first-party) yang belum terlalu banyak saat peluncuran.

“Beberapa pengguna kasual mungkin memilih untuk menunggu dan melihat dulu bagaimana game-nya berkembang dalam 1–2 tahun ke depan,” kata Harding-Rolls dari Ampere Analysis.

Namun begitu, Ampere tetap memprediksi bahwa penjualan Nintendo Switch 2 bisa menembus 100 juta unit pada tahun 2030—angka yang sangat optimis, meskipun belum bisa menyaingi total penjualan Switch generasi pertama yang telah mencapai 152 juta unit.

Itulah informasi mengenai stok Nintendo Switch 2 menipis akibat tingginya permintaan. Bagi Mama dan Papa yang ingin memberikan hiburan berkualitas bagi anak-anak di rumah, Nintendo Switch 2 bisa menjadi pilihan yang seru dan edukatif. Tapi dengan permintaan yang membludak, sebaiknya bersabar sedikit atau rajin memantau stok di toko-toko resmi.