Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

7 Cara Mengajarkan Anak untuk Tidak Sembarang Kenal Orang Asing

Anak bersembunyi di tengah bantal
Pexels/Pixabay

“Tidak semua orang asing itu jahat, tapi kita juga tidak selalu bisa tahu siapa yang benar-benar baik,”

Ma, sebagai orangtua, tentu kita ingin selalu berada di sisi anak dan melindungi mereka dari bahaya. Namun, kita juga tahu bahwa hal itu tidak mungkin dilakukan setiap saat. Ketika mereka berada di sekolah, ketika mereka bermain dengan temannya, selalu saja ada waktu ketika orangtua tidak bisa selalu ada di sampingnya.

Dunia luar tidak selalu bisa kita kendalikan, dan tidak semua situasi dapat diprediksi. Justru karena itulah, penting bagi anak untuk dibekali pemahaman tentang batasan, perilaku yang pantas, dan apa yang harus mereka lakukan jika seseorang, apalagi jika orang itu tidak dikenal, melanggar batas tersebut. 

Mengajarkan hal ini bukan berarti menakut-nakuti anak, tapi membekali mereka dengan kepercayaan diri dan keberanian untuk menjaga dirinya sendiri saat kita tidak berada di dekat mereka.

Oleh karena itu, Popmama.com dalam artikel ini akan menjelaskan mengenai 7 cara mengajarkan anak untuk tidak sembarang kenal orang asing. Simak hingga selesai yuk, Ma!

1. Hindari segala perintah merahasiakan sesuatu dari orangtua 

Anak memberikan rahasia
Pexels/ Antoni Shkraba Studio

Salah satu hal yang perlu diajarkan sejak dini adalah bahwa anak tidak boleh menyimpan rahasia dari orangtuanya, terutama jika ada orang asing yang memintanya. 

Gunakan bahasa yang ringan dan mudah dipahami, seperti, “Nak, kita boleh nge-surprise-in orang lain, tapi menyimpan rahasia besar sendiri itu tidak boleh, ya.” 

Anak-anak perlu tahu bahwa mereka selalu boleh bercerita kepada Mama dan Papa, apapun situasinya. Kadang, ada orang yang meminta mereka merahasiakan sesuatu, bahkan sampai membuat anak berjanji untuk tidak memberitahu siapa pun. 

Nah, di sinilah anak perlu dibekali pemahaman bahwa kalau ada yang membuat mereka merasa tidak nyaman, mereka tidak harus memegang janji itu. Bukan berarti mereka tidak jujur, tapi justru karena mereka harus menjaga diri sendiri. 

Ada kalanya orang dewasa yang melanggar batas berusaha membuat anak diam dengan cara halus, dan di situlah peran orangtua sebagai tempat aman untuk bercerita jadi sangat berarti.

Dengan membekali anak pemahaman bahwa Mama dan Papa akan selalu mendengarkan, anak memiliki jalan keluar dari situasi yang membuatnya tidak nyaman. Ini bukan hanya soal bahaya dari orang asing, tapi tentang menciptakan hubungan yang terbuka dan saling percaya antara anak dan orangtua. Rasa percaya inilah yang menjadi dasar rasa aman bagi mereka.

2. Waspada bila ada yang mengajak pergi ke tempat sepi 

Anak diajak ke tempat sepi
Pexels/ Blair Sugarman

Beri tahu anak bahwa jika ada orang asing yang mengajaknya pergi ke tempat sepi, baik dengan menawarkan tumpangan atau meminta bantuan dengan alasan tertentu seperti mencari hewan peliharaan yang hilang, maka hal pertama yang harus mereka lakukan adalah menjauh, berkata keras-keras “Tidak!” lalu segera meninggalkan tempat tersebut. 

Setelah itu, dorong anak untuk langsung menceritakan kejadian itu kepada Mama, Papa, atau orang dewasa lain yang mereka percaya, seperti guru atau pengasuhnya.

Dengan membiasakan respons seperti ini, anak belajar melindungi dirinya sendiri dari situasi yang berisiko dan tidak kebingungan dalam memutuskan solusinya.

3. Menolak jika diberikan hadiah tanpa alasan jelas 

Anak diberikan uang
Pexels/Kaboompics.com

Ajarkan anak untuk tidak sembarangan menerima hadiah, apalagi jika diberikan tanpa alasan yang jelas. 

Anak perlu tahu hadiah seperti apa yang boleh diterima, dan dari siapa saja. Seiring waktu, mereka harus belajar bahwa menerima permen atau hadiah lain dari orang asing bisa berbahaya. 

Biasakan anak untuk selalu meminta izin terlebih dahulu kepada Mama, Papa, atau orang dewasa yang ia percaya sebelum menerima apapun. 

Jelaskan juga bahwa orang dewasa yang bertanggung jawab biasanya akan meminta izin kepada orangtua sebelum memberikan sesuatu kepada anak. 

Jika orang dewasa itu belum minta izin, anak justru diminta perlu waspada dan tidak sungkan untuk menolak. 

Dengan cara ini, anak belajar menjaga diri tanpa merasa takut menolak atau sungkan karena merasa tidak sopan.

4. Waspada bila ada yang memaksa menyentuh tubuh mereka

Anak diberitahu
Pexels/Barbara Olsen

Mari ajak anak memahami tentang batasan pribadi atau boundaries. Mengatur boundaries adalah cara kita melindungi diri dari hal-hal asing yang berpotensi akan mengancam. 

Dalam konteks ini, batasan fisik menjadi hal utama yang perlu dipahami anak. Anak perlu tahu bahwa tubuh mereka adalah milik mereka sepenuhnya, dan tidak seorang pun berhak menyentuhnya tanpa izin, apalagi menyentuh bagian tubuh yang bersifat pribadi. 

Mengajarkan hal ini sejak dini menjadi langkah penting untuk menjaga keselamatan mereka. Tegaskan bahwa mereka boleh, dan harus, berkata “tidak” jika merasa tidak nyaman. 

Sikap tegas ini bukanlah bentuk ketidaksopanan, melainkan cara anak menjaga dirinya sendiri dari bahaya.

5. Menolak bila ada yang asal ambil video atau foto tanpa izin 

Memotret sembarangan
Pexels/Joshua Asubiojo

Mengambil foto atau video anak tanpa izin, terutama oleh orang asing, adalah tindakan yang patut diwaspadai. 

Di era digital saat ini, gambar anak sangat rentan untuk disalahgunakan, dan kita sebagai orangtua tidak pernah benar-benar bisa mengontrol ke mana konten tersebut akan tersebar.

Karena itu, penting bagi anak untuk dibekali pemahaman bahwa mereka berhak mengatakan "tidak" jika ada orang yang ingin memotret atau merekam mereka tanpa persetujuan, terutama jika perilaku tersebut terasa mencurigakan atau tujuannya tidak jelas. 

"Kalau ada orang tidak dikenal tiba-tiba foto atau rekam kamu tanpa izin, kamu bisa menolak dengan bilang 'jangan difoto ya, aku tidak nyaman'." Ingatkan mereka bahwa mereka punya kendali atas tubuh dan privasinya sendiri.

6. Bila ada yang menguntit dan mengikuti diam-diam

Bersepeda menuju rumah bergegas
Pexels/Fatih Özer

Menguntit/stalking adalah tindakan mengikuti atau mengawasi seseorang secara terus-menerus, baik secara  langsung maupun online.

Meski terlihat jarang, kenyataannya hal ini bisa terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak. 

Jika anak merasa diikuti, ajari mereka untuk segera ke tempat yang ramai seperti toko atau sekolah, dan segera berlindung dengan mencari orang dewasa yang dapat dipercaya. 

Kalau posisi mereka berada di dekat rumah, minta anak untuk segera masuk dan mengunci pintu. Setelah itu, segera hubungi Mama, Papa, atau guru untuk minta bantuan. 

Ini juga penting diajarkan, Ma, jangan lupa ajarkan anak menghafal nomor darurat agar mereka mudah meminta tolong kapan saja diperlukan.

7. Terus mempercayai insting mereka

Bela diri anak
Pexels/RDNE Stock Project

Sebagian anak mungkin sudah paham akan pentingnya waspada terhadap orang asing yang terlihat menakutkan atau jahat. Namun, kenyataannya, banyak pelaku kejahatan atau penculik justru tampak biasa saja atau bahkan merupakan orang yang sudah mereka kenal dekat.

Oleh karena itu, ajari anak untuk tidak menilai seseorang hanya dari penampilan, melainkan dari tindakan dan sikapnya. 

Selain itu, dorong anak untuk selalu percaya pada instingnya sendiri. Katakan bahwa jika mereka merasa tidak nyaman atau ada sesuatu yang terasa salah, meski sulit dijelaskan, mereka harus segera menjauh. 

Jika ada orang asing yang mendekati, anak sebaiknya tidak berinteraksi, melainkan langsung pergi dan mencari orang dewasa yang dapat dipercaya.

Ma, itulah dia 7 cara mengajarkan anak untuk tidak sembarang kenal orang asing. Selain dari 7 cara itu, Mama juga bisa mengajarkan mereka teknik bela diri untuk anak, agar mereka bisa meningkatkan kewaspadaan mereka dengan sekitar.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us