Baca artikel Popmama lainnya di IDN App

20 Puisi tentang Hari Anak Nasional, Penuh Makna dan Menyentuh Hati

girl child friends in a park
Freepik/jcomp

Setiap tanggal 23 Juli, Indonesia merayakan Hari Anak Nasional. Momen ini bukan hanya sebagai perayaan, tapi juga pengingat bahwa setiap anak berhak tumbuh dengan bahagia, sehat, dan penuh kasih sayang.

Iklan - Scroll untuk Melanjutkan

Salah satu cara sederhana namun bermakna untuk memperingati Hari Anak Nasional adalah dengan menulis atau membacakan puisi.

Melalui bait-baitnya yang indah, anak bisa belajar tentang cinta, harapan, dan arti menjadi anak Indonesia.

Berikut Popmama.com bagikan kumpulan puisi tentang Hari Anak Nasional dari buku Senandung Puisi Anak oleh Amelia, dkk., Antologi Puisi Indonesia Modern Anak-anak oleh Suyono Suyatno.

1. Pelosok Nusantara oleh Nasifatul Syarifah

Group of young children running
Freepik/jcomp

Mereka berkata kepadaku "Ibu kami

ingin naik pesawat kami juga ingin

naik mobil mewah kami ingin tidur

beralaskan kasur yang empuk kami

ingin jadi orang hebat"

Aku menangis

Aku merasakan perih dalam hati ini

Saat mendengar

Murid-muridku memiliki cita-cita dan angan di usia muda

Didewasakan oleh keadaan

Dalam susahnya menempuh pendidikan di ujung negeri ini

Dalam ruang kelas dengan berlantaikan tanah

Mereka terus bertekad meraih pendidikan

Lihat lah mereka sekali

Mereka ada

Mereka bagian dari kita

Mereka adalah penerus kita di masa mendatang

Mereka anak-anak Timur Indonesia juga punya hak pendidikan

2. Kehilangan Masa Kanak-Kanak oleh Azka Nidaul Jannah

girl holding smartphone
Freepik

Masa paling bahagia yaitu masa kecil

Mereka bisa bermain bersama

Tanpa memikirkan beban hidup

Bermain petak umpet

Berlari kesana kemari

Mengejar layang-layang putus

Bertengkar lalu tak lama baikan

Tapi, sekarang semua tak lagi sama

Anak sekarang sungguh miris

Masa kecil mereka terenggut dengan sebuah gadget

Mereka lebih sering main game online

Dari pada mainan tradisional

Mereka lebih sering meminta uang

Tanpa memikirkan kondisi keuangan

Sungguh malang anak zaman sekarang

3. Hak untuk Belajar oleh Dilla Hardina

Sekelompok Anak SD
Unsplash/Husniati Salma

Sekolah adalah tempat menimba ilmu

Di sanalah anak dididik dan diajar oleh guru

Mereka mendapatkan pengetahuan yang berguna

Untuk kebaikan masa depan mereka

Anak-anak senang bersekolah

Sebab di sanalah mereka belajar dari salah

Guru-guru memikul amanah

Mencerdaskan bangsa dengan penuh gairah

Belajar adalah hak semua anak

Tidak hanya pengetahuan umum, tetapi juga etika dan akhlak

Agar dapat berpikir dengan bijak

Dan tidak menjadi pemberontak

4. Selamat Hari Anak Nasional oleh Irpiani

Anak sekolah dasar
Unsplash/Husniati Salma

Anak Indonesia adalah harta yang sangat berharga

Generasi penerus perjuangan bangsa

Pelita hati pembangun negeri

Berhati suci berjiwa satria.

Anak-anak adalah amanah konstitusi

Mesti dijaga dan dikasihi

Agar tumbuh menjadi penyejuk hati

Penetram jiwa nan memesona.

Pembangun negeri Indonesia tercinta.

5. Semangat Belajar oleh Dono Setiawan

Anak-anak sekolah dasar
Unsplash/Husniati Salma

Tas sekolah disediakan

Sebelum pergi jangan lupa sarapan

Ibu memberi uang jajan

Teman-teman sudah di depan.

Bersepeda di pagi hari

Ditemani semangat di bawah mentari

Ramai sudah sahabat berjalan kaki

Aku berlari karena bel berbunyi.

Buku sudah di depan mata

Guru mengajar tentang matematika

Dengan serius mendengar penjelasan guru

Teringat pesannya semangat menuntut ilmu.

Setiap hari rajinlah belajar

Agar kelak menjadi pintar

Kejar cita-cita setinggi langit

Menambah ilmu seperti bukit.

6. Menggapai Sebuah Harapan oleh Bagja Rahmanda

Anak SD bersorak
Unsplash/Husniati Salma

Aku adalah anak sekolah

Tiap hari mengayuh sepeda

Tanpa mengenal rasa lelah

Supaya tidak terlambat masuk sekolah.

Aku bukan anak orang kaya

Tetapi aku anak orang biasa

Yang punya cita-cita

Ingin bahagiakan orang tua.

Kasihan emak dan bapak

Aku tak tega melihatnya

Tiap hari selalu bekerja

Demi uang yang tak seberapa.

Tetapi mempunyai semangat baja

Agar anaknya menjadi sarjana

Aku bangga kepada emak dan bapak

Yang tak henti-hentinya berdoa.

Kepada Yang Maha Kaya

Supaya menjadi anak yang berguna

Dan supaya nantinya bisa membangun bangsa

Ya Allah, panjangkanlah umur emak dan bapak.

Agar mereka bisa melihat saya nanti

Akan sukses dan berguna bagi negara

Dengan cara belajar dan membaca

Insya Allah bangsa kita akan berjaya.

7. Anak Hebat Sepanjang Zaman oleh Hadi Genfrus

Anak-anak sekolah dasar
Unsplash/Mario Heller

Dalam gerak ada diam

Dalam diam ada gerak

Seperti kehidupan ini berjalan

Anak hebat sepanjang zaman

Anak hebat peduli zaman

Zaman sudah berubah

Sekarang zaman kids now

Tingkah laku berubah

Sopan santun sudah berubah

Tak ada yang dianggap hebat

Anak hebat sepanjang zaman

Itu mitos belaka

Bukan fakta, namun opini semata

Oh anak bangsa...

Apa nasibmu?

Apa cita-citamu?

Semoga kau jadi orang baik dan sukses

8. Anak Lelaki Kecil dan Kopiah Putih oleh Rina Fadhilah Putri

Anak laki-laki kecil
Unsplash/Assad Tanoli

Hidup adalah keajaiban

Yang setiap saat menebar racun mematikan

Teriakan dan suara pecahan kaca

Menyambut telinga dan disaksikan oleh mata

lelaki kecil itu berhadapan dengan ketakutan

Melupakan rasa ingin bermain dan menggerakkan kedua kakinya menuju lapangan

Sang malaikat tak bersayap pun menghampiri dengan peluh

9. Pesan Bunda oleh Thresje Matulessy

mom and daughter playing outdoor
Freepik/jcomp

Anakku...

Jika rembang mentari menyapu jagat

Cahayanya memanjakan alam

Jika cemulun bergumpal di langit

Ingatlah itu karena khalik

Saat kakimu menapak

Menejak bukit-bukit kehidupan

Saat senyummu terkuat di bibir kecilmu

Ingin kubisikan kata... ingatlah Dia khalikmu

Walau saat ini alam ciptaan-Nya bergejolak

10. Tangis anak oleh anonim

Little girl sad crying
Freepik/jcomp

Tangis anak, bukan sekadar tangis

Tangis anak adalah ketidakerdayaan jiwa memekikkan dahaga

Ketidakmampuan raga mencekeram dunia

Ketidakbisaan tubuh mengekspresikan rasa

Tangis anak, bukan sekadar bising

Ketika letih mendera bukan dianggap beban

Ketika peluh merata tidak direspon amarah

Emosi memerahkan ubun-ubun

Tangis anak adalah saatnya kelembutan mengayuh jiwanya

11. Kami Punya Mimpi oleh Burhanudin Rambani

Group of kids friend laughing together
Freepik/jcomp

Perkenalkanlah

Aku ini seorang anak kecil

Badanku memang tidak besar

Apalagi tenaga yang belum begitu kuat

Tapi aku berani

Punya cita-cita tinggi

Semangatku seperti api

Dan jangan rusak kami

Ayah dan bundaku

Bukannya ku tak mau

Tapi aku punya pilihanku

Kakak-kakakku di luar sana

Tolong jaga aku

Aku tak mau diperlakukan seperti itu

Wariskan bumi ini kepada kami

Dengan mimpi yang kami miliki

12. Anak-Anak Bangsa oleh Tania

Anak-anak SD
Unsplash/Husniati Salma

Aku belia, aku muda

Hijau ialah warnaku

Lugu terpancar dari mataku

Jalan masih panjang bagiku

Namun di saat begitu kecil dan tak berdayanya aku...

Aku mengejutkan dunia

Dunia akan terkejut

Dengan kekuatan dan kegigihanku

Akan keteguhan di balik tangisanku...

Akan perubahan yang akan kubuat

Dari balik tangan kecilku...

Nantikan kami, dunia

Kami akan tumbuh untuk engkau

Kami akan menghadang badai untuk engkau

Dengan tulus...

Kami anak-anak bangsa

13. Puisi tentang Anak oleh Kahlil Gibran

Anak-anak di kelas SD
Unsplash/Husniati Salma

Anak adalah kehidupan,

Mereka sekadar lahir melaluimu, tetapi bukan berasal darimu

Walaupun bersamamu, tetapi bukan milikmu

Curahkan kasih sayang tanpa memaksakan pikiranmu

Berikan rumah untuk raganya, tetapi tidak jiwanya

Bisa saja mereka mirip dirimu, tetapi jangan pernah menuntut mereka jadi sepertimu

Sebab kehidupan itu menuju kedepan, dan tidak tenggelam di masa lampau

Kaulah busur

Dan anak-anakmu lah anak panah yang meluncur

Sang Pemanah Maha Tahu sasaran bidikan keabadian

14. Anak Nakalku oleh Anonim

Anak bermain lumpur dengan sepeda
Unsplash/Jess Zoerb

kemana saja kamu hingga kotor mukamu,

kesayanganku dengan muka yang kotor,

aku mencarimu sampai ikut kotor,

dan mencuci semua bajumu,

aku menemukan permet karet di sepatumu,

aku tahu itu permen karetmu,

dan aku tahu kamu bermain di tempat sampah,

aduh, pusing rasanya.

15. Sudah Semestinya oleh Nafeede

Anak-anak bermain bola
Unsplash/Robert Collins

Dunia anak…

Dimana dunia telah dihadirkan

Bagi mereka yang merasakan

Begitupun kebahagiaan mereka

Suatu kebahagiaan utama yang diidamkan

Terlihat jelas tak hanya mereka saja

Namun beberapa dari mereka

Sedikitpun tak merasakannya

Dimanakah dunia mereka

Apa yang dirasakan?

Baikkah...

16. Muridku oleh Sukarni

Guru dan para murid sedang bermain
Unsplash/Husniati Salma

Muridku sayang ....

Tatkala fajar menyingsing

Bangkitlah dari mimpi

Sambutlah seruan Illahi

Segeralah kau bersiap diri.

Muridku sayang...

Kau menemaniku setiap hari

Kau selalu membuatku tersenyum

Kadang kau juga membuatku kesal

Tapi hari-hariku sepi tanpa kalian.

Muridku sayang...

Mungkin kau tersinggung dengan teguranku

Mungkin juga hatimu terluka oleh ucapanku

Jiwamu pun tercabik oleh lisanku

Jika memang seperti itu, maafkan aku...

Semua itu sebagai bukti cintaku padamu

Seperti cinta dan kasih sayang orang tuamu padamu

Yang selalu mengharapkan,

Anaknya berakhlak dan berilmu.

Bangkitlah melawan arus yang terus mendera

Kuasailah dirimu bersama sikap optimismu

Paculah semangatmu sekuat tenaga

Lawanlah bebatuan terjal yang mengusik di jalanan

Ingat, engkau adalah harapan masa depan

Nasib bangsa engkau yang menentukan.

17. Asap yang Menyakitimu oleh Dilla Hardina

Boy with mask posing
Freepik

Rokok memang tidak haram

Tapi asapnya sangat mengotori alam

Anak-anak adalah individu paling rentan

Sebab orang tuanya gemar merokok saat di dekatnya

Mereka tidak bisa mengeluh atau mengingatkan

Sebab orang tua merasa paling benar sendirian

Saat terbatuk-batuk karena menghirup asap

Justru anak yang disuruh pergi untuk menghindari bau tak sedap

Nyatanya masih banyak orang tua

Yang tidak peduli dengan kesehatan paru-paru anaknya

Sudah banyak kasus terjadi

Anak menjadi sakit parah akibat ulah orang tuanya sendiri

Kini saatnya tidak merokok di depan buah hati

Sebagai upaya antisipasi

Dengan menerapkan pola hidup yang sehat

Anak-anak akan tumbuh baik dan selamat

18. Bahasa Anak oleh Dilla Hardina

Keluarga bahagia
Freepik/lifestylememory

Anak adalah titipan Tuhan

Mereka adalah jiwa-jiwa yang penuh kebebasan

Ketika merengek dan menangis

Mereka sering dianggap menyusahkan

Padahal mereka hanya individu yang belum tahu

Bagaimana cara menyampaikan maksud dan perasaan

Tangisan dan tawa adalah bahasa mereka

Yang perlu dipahami orang dewasa

Jadi, jangan mengeluh atau menghardiknya

Jika anak bertindak tidak sesuai yang kita duga

19. Surat dari Ibu oleh Asrul Sani

Anak dan ibu
Freepik

Pergi ke dunia luas, anakku sayang

pergi hidup bebas!

Selama angin masing angin buritan

dan matahari pagi menyinar daun-daunan

dalam rimba dan padang hijau

Pergi ke laut lepas, anakku sayang

pergi ke alam bebas!

selama hari belum petang

dan warna senja belum kemerah-merahan

menutup pintu waktu lampau

Jika bayang telah pudar

dan elang laut pulang ke sarang

Tiang-tiang akan kering sendiri

dan nakhoda sudah tahu pedoman

boleh engkau datang padaku!

Kembali pulang, anakku sayang

kembali ke balik malam!

Jika kapalmu telah rapat ke tepi

"Tentang cinta dan hidupmu pagi hari"

20. Anak di Lampu Merah oleh Dilla Hardina

Anak laki-laki bernaju krem
Unsplash/Shazaf Zafar

Ketika berhenti di lampu merah

Ku melihat seorang anak yang melamun

Pakaiannya kusut, begitu juga wajahnya

Ia menenteng jajanan yang dijualnya pada orang yang berlalu lalang

Entah apa yang ia terawang

Entah ke mana mata itu memandang

Apakah sedang membayangkan masa depan?

Atau memikirkan sesuatu yang ingin dimakan?

Nyatanya ia adalah salah satu

Dari sekian banyak anak yang belum sejahtera

Harusnya orang dewasa mengulurkan tangan

Untuk mengangkatnya dari gelapnya kehidupan

Itulah tugas orang dewasa

Merangkul anak-anak dengan setulus jiwa

Itulah kumpulan puisi tentang Hari Anak Nasional yang bisa jadi refleksi untuk anak dan orangtua. Semoga bermanfaat, ya!

Share
Editorial Team