Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Anak sering Dipuji Berisiko Haus Validasi? Simak Penjelasannya, Ma!

Pujian adalah salah satu cara yang paling umum digunakan orangtua untuk memberikan dorongan kepada anak-anak mereka. Dalam banyak kasus, pujian dapat meningkatkan rasa percaya diri dan memberikan motivasi untuk berusaha lebih keras.

Namun, apa yang terjadi jika pujian diberikan terlalu sering atau tidak tepat? Sebuah pertanyaan penting yang muncul adalah apakah terlalu banyak pujian justru bisa menumbuhkan kecenderungan anak untuk terus mencari validasi dari orang lain?

Seringkali, orangtua ingin anak mereka merasa dihargai dan dihormati, dan pujian tampaknya menjadi jalan yang mudah untuk mencapai itu.

Tetapi jika pujian hanya berfokus pada hasil atau prestasi, tanpa mempertimbangkan usaha dan proses yang dijalani anak, ada risiko anak menjadi sangat bergantung pada pengakuan eksternal.

Pada akhirnya, mereka bisa mengembangkan apa yang disebut sebagai "haus validasi", sebuah kebutuhan berlebihan untuk mendapatkan pengakuan atau pujian untuk merasa dihargai.

Kali ini Popmama.com akan membahas apakah Anak sering dipuji berisiko haus validasi dan bagaimana pujian yang terlalu sering bisa berdampak negatif pada perkembangan psikologis anak?

Lalu bagaimana cara memberikan pujian yang lebih sehat untuk mendukung pertumbuhan mereka secara emosional dan mental.

Disimak ya, Ma!

1. Pujian yang berlebihan dapat membuat anak bergantung pada validasi eksternal

Pujian yang berlebihan atau diberikan tanpa pertimbangan yang matang dapat menyebabkan si Kecil menjadi sangat bergantung pada pengakuan dari luar. Si Kecil akan merasa bahwa satu-satunya cara untuk merasa dihargai adalah melalui pujian dari orangtua, guru, atau teman-teman. Ketergantungan ini dapat menurunkan kemampuan mereka untuk membangun rasa harga diri yang sehat dan mandiri.

Misalnya, ketika si Kecil mendapatkan nilai A di sekolah, dan orangtuanya berkata, "Kamu luar biasa pintar! Tidak ada yang bisa mengalahkanmu!" Pujian seperti ini bisa membuat si Kecil merasa bahwa mereka hanya dihargai karena prestasi mereka, bukan karena usaha atau proses yang mereka jalani. si Kecil bisa menjadi terfokus pada hasil, dan hanya merasa berharga ketika mendapatkan pengakuan, bukan dari upaya yang mereka lakukan.

2. Risiko terhadap rasa percaya diri yang rapuh

Ketika pujian diberikan hanya berdasarkan hasil, si Kecil mungkin tidak belajar untuk menerima kegagalan atau tantangan. Mereka bisa mengembangkan rasa takut terhadap kegagalan karena mereka merasa harus selalu sempurna untuk mendapatkan pujian. Rasa percaya diri mereka akan rapuh dan bergantung pada kesuksesan semata.

Seorang anak yang biasa dipuji karena selalu mendapat nilai terbaik di kelas bisa menjadi cemas jika suatu kali mendapat nilai buruk. "Aku pasti jelek" atau "Aku tidak cukup baik" adalah pikiran yang bisa muncul. Sebaliknya, anak yang dipuji karena usahanya, seperti "Aku senang kamu terus berusaha meskipun sulit," cenderung merasa lebih percaya diri meskipun mereka gagal, karena mereka tahu bahwa usaha mereka dihargai.

3. Menghambat perkembangan karakter dan kemandirian

Ketika pujian diberikan tanpa memperhatikan proses, anak mungkin tidak belajar untuk menghadapi kesulitan atau mencoba untuk menyelesaikan masalah secara mandiri. Pujian yang hanya fokus pada hasil dapat membuat anak berpikir bahwa mereka hanya berharga jika mereka berhasil, sementara mereka tidak mengembangkan kebiasaan atau nilai-nilai yang penting untuk keberhasilan jangka panjang, seperti ketekunan, kesabaran, dan kemandirian.

Jika si Kecil membuat kerajinan tangan di sekolah dan selalu dipuji karena hasil akhirnya yang indah, mereka mungkin tidak akan belajar untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil mereka. Jika orangtua lebih fokus memuji usaha dan kreativitasnya, seperti "Kamu sangat kreatif dan sabar membuat ini," si Kecil akan belajar untuk menghargai setiap langkah dalam proses dan tidak hanya fokus pada hasil akhir.

4. Pujian yang sehat mendorong penghargaan terhadap proses, bukan hanya hasil

Pujian yang berfokus pada usaha dan proses, bukan hanya hasil akhir, membantu si Kecil mengembangkan rasa percaya diri yang lebih sehat dan stabil lho, Ma. Dengan memuji upaya mereka, si Kecil akan belajar untuk menikmati perjalanan menuju pencapaian dan merasa bangga dengan usaha mereka, bukan hanya penghargaan yang datang setelah berhasil.

Contoh memberikan pujian seperti ini, jika si Kecil berlatih untuk pertunjukan sekolah dan tampil tidak sempurna, alih-alih mengatakan "Kamu hebat!" Mama bisa berkata, "Aku bangga kamu berlatih keras dan berani tampil di depan banyak orang." Pujian seperti ini mendorong si Kecil untuk melihat nilai dalam usaha dan keberanian mereka, bukan hanya pada kesempurnaan hasil.

5. Pujian yang tepat mendukung pertumbuhan emosional dan mental yang seimbang

Memberikan pujian dengan bijak dan seimbang, yang menyoroti usaha, sikap, dan karakter si Kecil, dapat membantu mereka tumbuh menjadi individu yang lebih matang secara emosional dan mental lho, Ma. Si Kecil akan merasa dihargai atas segala upaya mereka, yang mendorong rasa percaya diri yang lebih kokoh, serta kemampuan untuk mengatasi tantangan tanpa merasa takut gagal atau ditolak.

Anak yang sudah bekerja keras untuk mengerjakan tugas sekolah tetapi tidak mendapatkan hasil yang diinginkan, tetap bisa dihargai oleh orangtua dengan mengatakan, "Aku bangga kamu sudah berusaha keras, nak. Terus lakukan yang terbaik dan jangan menyerah." Dengan pujian seperti ini, si Kecil akan merasa didukung secara emosional, yang memperkuat mental mereka untuk tetap berusaha meskipun menghadapi kesulitan.

Nah, itulah penjelasan mengenai apakah anak sering dipuji berisiko haus validasi? yang bisa Mama dan Papa terapkan pada si Kecil. Memberikan pujian kepada si Kecil tidak akan menjadi masalah besar, namun Mama dan Papa harus mengubah cara penyampaian yang lebih positif.

Share
Topics
Editorial Team
Irma ediarti mardiyah
EditorIrma ediarti mardiyah
Follow Us

Latest in Kid

See More

Seru! Rayakan Natal dan Tahun Baru yang Meriah Bersama Lippo Malls

04 Des 2025, 18:39 WIBKid