"Kenapa sih diare berbahaya? Karena yang paling ditakutkan dari diare adalah kekurangan cairan atau dehidrasi. Tapi untungnya, diare itu umumnya dalam kurun waktu kurang dari satu minggu itu bisa sembuh sendiri. Tapi yang bahayanya itu adalah dehidrasinya."
Permasalahan Umum Saluran Pencernaan Anak

Anak-anak sering kali mengalami masalah pencernaan, seperti perut kembung, diare, atau susah buang air besar.
Namun, sebagai orangtua, mungkin Mama merasa bingung dan tidak tahu pasti apa yang sebenarnya terjadi pada pencernaan si Kecil.
Kondisi ini bisa membuat Mama khawatir dan bertanya-tanya, apakah ini hal biasa atau tanda ada masalah yang perlu diwaspadai.
Oleh karena itu, penting bagi Mama untuk mengenali berbagai jenis masalah pencernaan yang umum terjadi pada anak agar bisa memberikan penanganan yang tepat dan membuat anak merasa lebih nyaman.
Popmama.com telah merangkum jenis-jenis permasalahan umum pencernaan anak yang wajib Mama ketahui!
1. Diare

Diare merupakan kondisi pencernaan yang sering terjadi pada anak-anak. Diare pada anak adalah kondisi ketika anak mengalami buang air besar lebih dari tiga kali sehari dengan tinja yang lebih cair atau berair dari biasanya.
Kondisi ini sangat umum terjadi dan bisa membuat Mama merasa khawatir karena anak menjadi tidak nyaman dan mudah lemas. Penyebab diare pada anak biasanya adalah infeksi virus, tetapi bisa juga disebabkan oleh bakteri, parasit, alergi makanan, atau bahkan keracunan makanan.
Selain sering buang air besar dengan tinja cair, anak yang diare juga bisa mengalami gejala lain seperti perut kembung, mual, muntah, demam, nyeri perut, dan kehilangan nafsu makan.
Pada sebuah kegiatan yang diselenggarakan oleh RS Pondok Indah (18/6) di Jakarta, dr. Himawan Aulia Rahma, Sp.A., Subsp.G.H., menyampaikan bahwa diare merupakan gangguan pencernaan pada anak yang paling bahaya.
Untuk mengatasi diare di rumah, Mama bisa memastikan anak cukup minum cairan, terutama oralit atau ASI bagi bayi di bawah 6 bulan, serta memberikan makanan yang mudah dicerna seperti pisang, kentang, dan wortel.
Hindari memberikan obat diare tanpa konsultasi dokter dan jangan memberikan minuman bersoda karena bisa memperparah kondisi. Jika diare berlangsung lebih dari beberapa hari, disertai demam tinggi, darah pada tinja, atau tanda dehidrasi berat, segera bawa anak ke dokter untuk penanganan lebih lanjut
2. Sembelit

Sembelit, atau dalam istilah medis disebut konstipasi, adalah kondisi ketika seseorang termasuk bayi mengalami kesulitan buang air besar (BAB).
Biasanya, sembelit ditandai dengan frekuensi BAB yang jarang (kurang dari tiga kali dalam seminggu) dan tinja yang keluar terasa keras, kering, serta sulit dikeluarkan. Kondisi ini bisa membuat anak merasa tidak nyaman, rewel, atau bahkan kesakitan saat BAB.
Sembelit bisa menyebabkan anak merasa tidak nyaman, sakit perut, bahkan menurunkan nafsu makan. Jika dibiarkan, sembelit yang berlangsung lama bisa menyebabkan komplikasi seperti luka di anus (fisura ani), prolaps rektum, atau kebocoran feses.
Sembelit pada anak bisa dikenali dari beberapa tanda yang cukup jelas terlihat dan dirasakan. Anak yang mengalami sembelit biasanya memiliki frekuensi buang air besar yang berkurang, yaitu kurang dari tiga kali dalam seminggu.
Saat BAB, anak sering mengejan dengan keras karena feses yang keluar keras dan kering, sehingga menimbulkan rasa nyeri. Anak juga bisa menunjukkan perilaku menahan BAB, seperti menyilangkan kaki, memegangi perut, atau tampak tegang dan enggan ke kamar mandi.
Selain itu, anak mungkin mengeluh sakit perut atau kram, menjadi lebih rewel, tidak mau makan, dan terlihat tidak nyaman. Kadang-kadang, ada juga keluarnya kotoran kecil-kecil seperti kacang atau gumpalan besar yang sulit dikeluarkan.
Pada anak yang belum bisa bicara dengan lancar, Mama bisa mengenali sembelit dari ekspresi wajah kesakitan, sering menangis, atau meringkuk sambil menggosok perutnya. Jika anak sudah bisa berbicara, biasanya ia akan mengungkapkan rasa sakit atau ketidaknyamanan saat BAB.
3. Sakit perut

Sakit perut pada anak adalah keluhan yang cukup sering dialami dan bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari yang ringan hingga yang perlu perhatian khusus.
Penyebab umum sakit perut pada anak meliputi sembelit atau susah buang air besar, infeksi saluran cerna seperti diare atau gastroenteritis, alergi atau intoleransi makanan seperti intoleransi laktosa, serta gangguan lambung seperti refluks asam lambung.
Selain itu, sakit perut juga bisa disebabkan oleh kondisi serius seperti radang usus buntu, infeksi saluran kemih, atau bahkan stres dan kecemasan yang memengaruhi kondisi fisik anak. Gejala yang muncul bisa bermacam-macam, mulai dari nyeri di perut bagian atas atau bawah, muntah, demam, hingga perubahan pola BAB.
Pada bayi, sakit perut bisa ditandai dengan rewel, perut kembung, dan penurunan nafsu makan. Mama perlu memperhatikan durasi dan intensitas sakit perut, serta gejala lain yang menyertai, seperti demam tinggi, muntah terus-menerus, atau perut yang membengkak, karena kondisi tersebut memerlukan penanganan medis segera.
Untuk mengatasi sakit perut, Mama bisa mulai dengan memastikan anak cukup minum air, mengatur pola makan dengan makanan yang mudah dicerna dan kaya serat, serta menghindari makanan yang memicu alergi.
Namun, jika sakit perut berlangsung lama atau disertai gejala berat, segera bawa anak ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut agar penyebabnya dapat diketahui dan ditangani dengan tepat
4. Muntah atau gumoh

Muntah atau gumoh pada anak adalah kondisi di mana isi perut keluar melalui mulut secara tiba-tiba. Muntah pada anak bisa terjadi karena berbagai sebab, mulai dari yang ringan hingga yang memerlukan perhatian medis.
Penyebab umum muntah pada anak antara lain flu perut atau gastroenteritis yang biasanya disertai diare dan demam, keracunan makanan, alergi makanan, serta refluks asam lambung (GERD) yang menyebabkan anak rewel setelah makan dan batuk berulang.
Pada bayi, gumoh sering terjadi karena sistem pencernaan yang belum sempurna, sementara muntah yang berat bisa disebabkan oleh kondisi serius seperti stenosis pilorus (muntah menyembur setelah makan), intususepsi (muntah disertai kolik dan tinja seperti selai stroberi), atau penyakit Hirschsprung (muntah hijau dan perut membesar).
Muntah juga bisa dipicu oleh hal-hal yang lebih ringan seperti makan berlebihan, mabuk perjalanan, atau reaksi terhadap makanan tertentu.
Namun, muntah yang berlangsung terus-menerus, disertai demam tinggi, darah dalam muntahan, atau tanda dehidrasi harus segera dibawa ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Pertolongan pertama yang bisa Mama lakukan adalah memastikan anak tetap terhidrasi dengan memberikan cairan sedikit demi sedikit dan menghindari makanan berat sampai muntah berhenti.
5. Benda yang tidak boleh tertelan anak

Beberapa benda yang tidak boleh tertelan oleh anak karena berpotensi membahayakan kesehatan dan keselamatan mereka antara lain magnet, baterai kancing, dan benda tajam.
Magnet, terutama jika anak menelan lebih dari satu, sangat berbahaya karena magnet tersebut dapat saling tarik-menarik di dalam saluran pencernaan, menyebabkan kerusakan jaringan, infeksi, bahkan perforasi usus atau lambung yang mengancam nyawa.
Baterai kancing juga sangat berisiko karena muatan listriknya dapat membakar dan melubangi dinding kerongkongan, menimbulkan luka serius dan perdarahan.
Sedangkan benda tajam seperti peniti, jarum, atau paku dapat melukai saluran cerna, menyebabkan perdarahan atau infeksi.
Selain itu, benda berukuran besar atau tajam yang tersangkut di kerongkongan dapat menghalangi pernapasan dan menyebabkan tersedak.
Oleh karena itu, Mama harus selalu mengawasi anak, terutama yang berusia di bawah 5 tahun, agar tidak memasukkan benda-benda kecil atau berbahaya ke dalam mulutnya dan segera membawa anak ke dokter jika tertelan benda asing yang berisiko tersebut.
Jadi Ma, itulah beberapa permasalahan umum saluran pencernaan pada anak. Sebagai orangtua, sebaiknya Mama lebih peka terhadap gejala yang timbul pada anak.
Namun, apabila gejala anak mulai terlihat parah, Mama harus segera membawa anak ke profesional. Yuk Ma, jaga anak dan perhatikan kesehatannya. Agar anak bisa tumbuh dan berkembang jadi lebih baik lagi!



















