Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Bolehkah Air Hujan Diminum? Ini Penjelasan Ilmiahnya untuk Orangtua

Bolehkah Air Hujan Diminum? Ini Penjelasan Ilmiahnya untuk Orangtua
Freepik/prostooleh
Intinya sih...
  • Air hujan berasal dari penguapan tetapi melewati udara yang tercemar.
  • Partikel biologis dan kotoran bisa ikut terbawa.
  • Beberapa studi menemukan zat kimia tahan lama di air hujan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Anak-anak sering kali punya rasa ingin tahu yang besar terhadap hal-hal sederhana di sekitarnya. Saat hujan turun, mereka bisa dengan polos menengadahkan tangan atau menampung tetesan air di gelas kecil.

Tak jarang, muncul pertanyaan dari si Kecil, “Mama, apakah air hujan boleh diminum?” Pertanyaan yang tampak sepele ini ternyata punya penjelasan ilmiah yang menarik, lho!

Meski terlihat jernih dan segar, air hujan tidak selalu aman diminum begitu saja. Dalam perjalanannya dari langit ke bumi, air hujan bisa membawa partikel debu, bakteri, bahkan bahan kimia dari udara. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memahami kapan air hujan aman diminum, dan bagaimana cara membuatnya lebih bersih untuk keluarga.

Berikut Popmama.com rangkum penjelasan sains tentang bolehkah air hujan diminum? Yuk, disimak!

1. Air hujan berasal dari penguapan tetapi melewati udara yang tercemar

Tetesan hujan
Freepik/Kireyonok_Yuliya

Air hujan terbentuk saat uap air di atmosfer mengembun menjadi tetesan dan akhirnya turun ke permukaan bumi. Namun sebelum mencapai tanah, tetesan itu melewati lapisan udara yang bisa mengandung debu, asap kendaraan, emisi pabrik, dan partikel lain yang larut atau menempel pada air. Oleh karena itu, bentuknya yang jernih belum tentu berarti bebas kontaminan.

2. Partikel biologis dan kotoran bisa ikut terbawa

Suasana hujan di kota
Freepik/wirestock

Ketika hujan turun dan air ditampung dari atap, daun, atau permukaan lain, air dapat tercemar oleh kotoran burung, lumut, tanah, atau mikroorganisme yang menempel pada permukaan tersebut.

Wadah penampung yang kotor atau terbuka juga memungkinkan pertumbuhan bakteri dan jamur, sehingga menampung tanpa pengolahan berisiko. Untuk keamanan, air seperti ini perlu disaring dan dididihkan sebelum dikonsumsi.

3. Beberapa studi menemukan zat kimia tahan lama di air hujan

Sebuah tangan sedang menadah tetesan hujan
Freepik/tawatchai07

Penelitian menunjukkan bahwa air hujan di berbagai wilayah dunia kini mengandung senyawa perfluoroalkil dan polifluoroalkil, atau dikenal sebagai PFAS. Zat ini merupakan bahan kimia buatan manusia yang digunakan dalam banyak produk sehari-hari, seperti wadah makanan antilengket, kemasan cepat saji, busa pemadam kebakaran, hingga bahan pelapis tahan air.

PFAS sering disebut forever chemicals karena sangat sulit terurai di lingkungan dan dapat bertahan selama bertahun-tahun. Ketika masuk ke tubuh manusia dalam jumlah besar atau jangka panjang, senyawa ini dapat menumpuk dan berpotensi mengganggu sistem kekebalan tubuh maupun hormon. Karena itu, keberadaan PFAS dalam air hujan menjadi perhatian para ilmuwan di seluruh dunia.

4. Perebusan dan filtrasi mengurangi sebagian besar risiko biologis

Air yang sedang direbus hingga mendidih
Freepik

Untuk mengurangi risiko mikroba dan kotoran, langkah dasar yang disarankan adalah menyaring dan merebus air hujan. Perebusan efektif membunuh bakteri dan virus, sementara filtrasi dapat menyingkirkan sedimen dan partikel.

Namun beberapa kontaminan kimia seperti PFAS membutuhkan teknologi filtrasi khusus untuk dihilangkan, sehingga metode sederhana tidak selalu cukup untuk mengatasi semua risiko kimia.

5. Bukti epidemiologis tentang risiko penyakit tidak konsisten

Anak-anak sedang bermain di bawah hujan dan menginjak genangan air
Freepik/prostooleh

Beberapa penelitian lapangan menunjukkan bahwa konsumsi air hujan yang tidak diolah tidak selalu dikaitkan dengan peningkatan penyakit pencernaan di komunitas tertentu, tetapi hasil ini tidak berlaku universal. Artinya, faktor lokal seperti kebersihan penampungan, kondisi lingkungan, dan tingkat polusi udara memengaruhi risiko. Oleh karena itu, keputusan apakah air hujan aman diminum harus mempertimbangkan kondisi setempat.

6. Air hujan masih berguna untuk keperluan nonkonsumsi dan hemat air

Anak perempuan sedang menggunakan payung dan jas hujan
Freepik/prostooleh

Jika tujuan bukan untuk diminum, air hujan tetap berguna dan aman untuk banyak keperluan rumah tangga seperti menyiram tanaman, membersihkan luar rumah, atau flushing toilet, asalkan penampungan dan distribusinya bersih. Pemanfaatan ini membantu menghemat pasokan air bersih tanpa menimbulkan risiko kesehatan yang sama seperti konsumsi.

7.Jadi, bolehkah air hujan diminum?

Anak laki-laki sedang minum air
Freepik

Secara ilmiah, air hujan tidak otomatis beracun, namun juga tidak selalu aman untuk diminum tanpa pemeriksaan dan pengolahan yang tepat. Risiko yang paling perlu diperhatikan adalah kontaminasi biologis dari permukaan penampungan dan kontaminan kimia persisten yang mungkin hadir tergantung kondisi lingkungan.

Untuk keperluan minum di rumah, pilihan paling aman adalah menggunakan air yang sudah melalui pengolahan yang sesuai atau air yang telah diuji kualitasnya.

Itulah penjelasan ilmiah tentang apakah air hujan boleh diminum. Dari luar mungkin tampak jernih dan alami, tapi air hujan belum tentu aman dikonsumsi tanpa proses penyaringan atau perebusan terlebih dahulu. Jadi, sebaiknya orangtua tetap berhati-hati dan pastikan air yang diminum keluarga sudah benar-benar bersih serta terjamin keamanannya.

FAQ Tentang Bolehkah Air Hujan Diminum?

Bagaimana mengubah air hujan menjadi air minum?

Pilihan penyaringan terbaik untuk menjadikan air hujan layak minum adalah osmosis terbalik dan distilasi . Penyaringan mekanis (melalui filter sedimen atau sistem spin-down Rusco) juga merupakan bagian penting dari keberhasilan pengolahan air hujan. Sistem pengumpulan air hujan dapat menangkap sebagian besar partikel besar seperti daun dan ranting.

Bagaimana cara minum air hujan dengan aman?

Air hujan mengandung berbagai bakteri, virus, jamur, dan mikroorganisme berbahaya lainnya, sehingga disinfeksi pasca-pengolahan diperlukan saat mengolah air untuk minum . Sterilisasi UV dan klorinasi adalah metode yang direkomendasikan untuk membunuh mikroorganisme.

Bolehkah air hujan dimasak?

Tidak merekomendasikan untuk menggunakan air hujan untuk menyikat gigi, mandi, memasak, maupun menyiram tanaman yang anda konsumsi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Erick akbar
Novy Agrina
Erick akbar
EditorErick akbar
Follow Us

Latest in Kid

See More

Resep Kreasi Telur Chili Padi, Menu Pedas Lembut yang Bocil Approve!

12 Des 2025, 07:05 WIBKid